17 November 2008

20 Pasien Miskin di Usir RSCM

Hari Kesehatan Nasional yang jatuh Rabu (12/11) mestinya menjadi milik rakyat dan harus pro rakyat. Tapi faktanya tidak. Buktinya, masyarakat masih sulit mengakses layanan kesehatan, seperti terjadi di RSCM. Sekitar 20 pasien warga miskin diusir dari RSCM, empat di antaranya pasien yang lahir tidak memiliki lubang anus. Alasan pihak rumah sakit, tidak ada ruang inap lagi.


Seperti dialami Ny. Royana, ibu dari Asih Komairoh, usia 2 minggu, bayi perempuan yang lahir tanpa anus ini. Wanita ini berharap anaknya bisa mendapat perawatan secara intensif di rumah sakit itu.

“Semenjak dirujuk ke rumah sakit itu, saya telah ditelantarkan di ruang IGD. Begitu juga dengan anak saya dimasukkan ke dalam inkubator di ruangan itu,” ujar Ny. Royana ketika ditemui di rumah kontrakan ukuran 2x3 meter, di Kampung Dao Atas, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (12/11) siang.

Dia mengaku masuk ke RSCM sejak Senin (27/10) setelah dirujuk dari Puskesmas Pademangan, lantaran anak yang dilahirkan saat itu tidak memiliki lubang anus. Namun dua hari kemudian, wanita ini diusir, alasan pihak rumah sakit tidak ada lagi tempat untuk rawat inap.

Ny. Royana mengaku tak kuasa menahan sedih. “Kasihan sekali nasib anak saya ini. Kalau mau buang air besar harus lewat kemaluan. Dia terus saja menangis, mungkin kesakitan, pak,” ujarnya ditemani Komarudin, 34, suami.

TANPA SOLUSI
Direktur LBH Kesehatan Iskandar Sitorus membenarkan ada 20 pasien miskin ditolak berobat di RSCM. "Saat ini untuk sementara kami tampung di Jalan Bukit Duri Tanjakan I, Tebet," tutur Iskandar.

Sebelumnya, pasien tersebut menempati musola. Namun dengan alasan mengganggu kekhusukan ibadah, pihak RSCM mengusirnya tanpa memberikan solusi perawatan. Padahal mereka berasal dari daerah yang jauh dari Jakarta dan sebagian besar berbekal SKTM (surat keterangan tidak mampu) dari daerah asal. Mereka sudah tiga minggu menunggu giliran perawatan.

Menurut Iskandar, dari 20 pasien miskin tersebut, jumlah terbesar berasal dari Jabar, disusul Jateng dan Lampung. Umumnya menderita penyakit dalam termasuk kanker stadium lanjut.

Dua bulan sebelumnya, RSCM juga mengusir 34 pasien miskin. Dari jumlah tersebut 10 di antaranya meninggal dunia.

LEBIHI KAPASITAS
Dirut RSCM dr Akmal Taher sendiri mengatakan jumlah masyarakat yang mendatangi RSCM untuk rawat inap sudah melebihi kapasitas. Dalam sehari lebih dari 80 pasien antre di UGD. Dari jumlah tersebut paling hanya 30 persen saja yang pada akhirnya mendapatkan pelayanan berupa kamar rawat inap. Sisanya terpaksa menunggu.

Karena itu ia meminta agar rumah sakit daerah tidak gampang merujuk pasiennya ke RSCM. "Masih banyak rumah sakit milik pemerintah yang bagus dan lengkap. Tidak harus RSCM," katanya. (poskota)

0 komentar :

Tulisan Terkait: