Lewat lima hari setelah pembunuhan terhadap Saputra alias Puput (18) di Jalan Mulawarman, Desa Tungkaran Pangeran, Batulicin, Simpang Empat, Tanah Bumbu, akhirnya terungkap jugalah kasus ini.
Itu setelah IS (26), warga Jalan Raya Batulicin, Desa Sejahtera, Simpang Empat, Tanah Bumbu juga, menyerah pada jajaran polres setempat, Sabtu (4/10).
Rupanya, ia sejak peristiwa itu, yang terjadi pada Minggu (28/9) sekitar pukul 02.30 Wita, selalu merasa dihantui arwah korban.
“Aku selalu dihantui arwah. Apalagi waktu takbiran tadi, tidak tenang sama sekali,” akunya polos kepada penyidik yang memeriksannya.
Tersangka akhirnya dijemput rombongan petugas polres di rumah orangtuanya itu, Sabtu sekitar pukul 21.30 Wita, dengan disaksikan orangtua dan para kerabat.
Selanjutnya, pemuda tersebut digiring ke mapolres dan langsung menjalani pemeriksaan. Sedangkan dua tersangka lain, Ak (18) dan Jh, masih dalam pencarian.
Mengenai penyebab kasus itu, memang masih belum jelas benar. Hanya yang pasti, ketiga tersangka pada dini hari itu dalam keadaan mabuk.
Lalu, karena persoalan yang disebut-sebut hanya karena salah paham, IS menusuk korban. Lalu, disusul Ak yang datang belakangan dan langsung menebas leher korban yang diduga dengan samurai.
Berdasar keterangan IS kepada polisi, dalam pemeriksaan mulai Sabtu malam itu dan dilanjutkan Minggu (5/10), persoalan diperkirakan bermula antara tersangka Ak dengan seorang teman korban.
Penuturan IS, pada hari kejadian, korban sedang bermain gitar untuk mengiringi beberapa temannya yang bernyanyi. Lalu, dirinya datang bersama Jh dengan mengendarai sebuah sepeda motor.
Berikutnya, ia dan Jh turun dari motor dan menemui seorang teman korban yang juga ada di kelompok korban tersebut. Ketika itulah teman korban tadi memukul Jh.
Terjadi kegemparan sesaat. Selanjutnya, korban mengambil inisiatif untuk melerai perkelahian ini. Insiden pun dapat didamaikan antara mereka.
Namun ternyata, IS yang merasa telah mabuk akibat nenggak minuman keras, mencabut pisau dan menusukkannya begitu saja dari arah kiri dan mengenai perut korban.
Detik berikutnya, masih menurut penuturan IS, menyusullah Ak yang juga datang ke lokasi. Dan tanpa ada pembicaraan atau bertanya -tanya, Ak langsung mencabut senjata dan menebaskannya ke korban.
Korban pun ambruk bersimbah darah. Sedangkan ketiga tersangka, bergegas menuju motor masing-masing dan selanjutnya kabur di kegelapan malam tanpa dapat dicegah teman-teman korban.
Sejak kejadian itu, sambung IS kepada penyidik, ia langsung pulang ke rumah orangtuanya di Desa Sejahtera. Dan setelah itu tak pernah keluar atau pergi-pergi.
Namun, sejak hari kejadian itu pula ia selalu merasa didatangi arwah korban, baik dalam bentuk perasaan ataupun mimpi. Tiada hari tanpa merasa terbebas dari rasa salahanya ini.
Terlebih waktu takbiran, dua hari setelah kejadian atau tepatnya Selasa (30/5) malam, ia benar-benar merasa telah didatangi arwah korban.
“Aku tiap hari rasa didatangi arwah. Makin takut aja jadinya waktu malam takbiran tadi,” akunya di hadapan anggota polres.
Sementara itu, para tetangganya yang sebenarnya masih terhitung kerabat, lambat laun mengetahui perihal dirinya tak pernah keluar dari rumah.
Akhirnya, dengan didorong para kerabat serta rasa bersalah menusuk dan ditambah lagi merasa kerap didatangi arwah korban, IS bersedia menyerah kepada polisi.
Anggota Satreskrim Polres Tanah Bumbu kemudian mendatangi rumahnya. Disambut orangtua dan kerabat IS, serta kata pembuka sebentar, IS keluar dari kamar sekaligus menyerahkan senjatanya jenis pisau yang telah digunakan untuk menusuk perut korban. Diiringi tatapan mata dan perasaan sedih keluarga, IS dikawal para petugas memasuki mobil dan dibawa ke mapolres.
Kapolres Tanbu, AKBP Hersom Bagus Pribadi, melalui Kasat Reskrim, AKP Andi Adnan, setelah dikonfirmasi, Minggu (5/10), membenarkan telah mengamankan IS dalam kasus pembunuhan terhadap Saputra di Jalan Mulawarman itu.
“Seorang tersangka telah diamankan, dua orang lagi dengan inisial Ak dan Jh masih dicari,” jawabnya.
Sumber: Kompas
Itu setelah IS (26), warga Jalan Raya Batulicin, Desa Sejahtera, Simpang Empat, Tanah Bumbu juga, menyerah pada jajaran polres setempat, Sabtu (4/10).
Rupanya, ia sejak peristiwa itu, yang terjadi pada Minggu (28/9) sekitar pukul 02.30 Wita, selalu merasa dihantui arwah korban.
“Aku selalu dihantui arwah. Apalagi waktu takbiran tadi, tidak tenang sama sekali,” akunya polos kepada penyidik yang memeriksannya.
Tersangka akhirnya dijemput rombongan petugas polres di rumah orangtuanya itu, Sabtu sekitar pukul 21.30 Wita, dengan disaksikan orangtua dan para kerabat.
Selanjutnya, pemuda tersebut digiring ke mapolres dan langsung menjalani pemeriksaan. Sedangkan dua tersangka lain, Ak (18) dan Jh, masih dalam pencarian.
Mengenai penyebab kasus itu, memang masih belum jelas benar. Hanya yang pasti, ketiga tersangka pada dini hari itu dalam keadaan mabuk.
Lalu, karena persoalan yang disebut-sebut hanya karena salah paham, IS menusuk korban. Lalu, disusul Ak yang datang belakangan dan langsung menebas leher korban yang diduga dengan samurai.
Berdasar keterangan IS kepada polisi, dalam pemeriksaan mulai Sabtu malam itu dan dilanjutkan Minggu (5/10), persoalan diperkirakan bermula antara tersangka Ak dengan seorang teman korban.
Penuturan IS, pada hari kejadian, korban sedang bermain gitar untuk mengiringi beberapa temannya yang bernyanyi. Lalu, dirinya datang bersama Jh dengan mengendarai sebuah sepeda motor.
Berikutnya, ia dan Jh turun dari motor dan menemui seorang teman korban yang juga ada di kelompok korban tersebut. Ketika itulah teman korban tadi memukul Jh.
Terjadi kegemparan sesaat. Selanjutnya, korban mengambil inisiatif untuk melerai perkelahian ini. Insiden pun dapat didamaikan antara mereka.
Namun ternyata, IS yang merasa telah mabuk akibat nenggak minuman keras, mencabut pisau dan menusukkannya begitu saja dari arah kiri dan mengenai perut korban.
Detik berikutnya, masih menurut penuturan IS, menyusullah Ak yang juga datang ke lokasi. Dan tanpa ada pembicaraan atau bertanya -tanya, Ak langsung mencabut senjata dan menebaskannya ke korban.
Korban pun ambruk bersimbah darah. Sedangkan ketiga tersangka, bergegas menuju motor masing-masing dan selanjutnya kabur di kegelapan malam tanpa dapat dicegah teman-teman korban.
Sejak kejadian itu, sambung IS kepada penyidik, ia langsung pulang ke rumah orangtuanya di Desa Sejahtera. Dan setelah itu tak pernah keluar atau pergi-pergi.
Namun, sejak hari kejadian itu pula ia selalu merasa didatangi arwah korban, baik dalam bentuk perasaan ataupun mimpi. Tiada hari tanpa merasa terbebas dari rasa salahanya ini.
Terlebih waktu takbiran, dua hari setelah kejadian atau tepatnya Selasa (30/5) malam, ia benar-benar merasa telah didatangi arwah korban.
“Aku tiap hari rasa didatangi arwah. Makin takut aja jadinya waktu malam takbiran tadi,” akunya di hadapan anggota polres.
Sementara itu, para tetangganya yang sebenarnya masih terhitung kerabat, lambat laun mengetahui perihal dirinya tak pernah keluar dari rumah.
Akhirnya, dengan didorong para kerabat serta rasa bersalah menusuk dan ditambah lagi merasa kerap didatangi arwah korban, IS bersedia menyerah kepada polisi.
Anggota Satreskrim Polres Tanah Bumbu kemudian mendatangi rumahnya. Disambut orangtua dan kerabat IS, serta kata pembuka sebentar, IS keluar dari kamar sekaligus menyerahkan senjatanya jenis pisau yang telah digunakan untuk menusuk perut korban. Diiringi tatapan mata dan perasaan sedih keluarga, IS dikawal para petugas memasuki mobil dan dibawa ke mapolres.
Kapolres Tanbu, AKBP Hersom Bagus Pribadi, melalui Kasat Reskrim, AKP Andi Adnan, setelah dikonfirmasi, Minggu (5/10), membenarkan telah mengamankan IS dalam kasus pembunuhan terhadap Saputra di Jalan Mulawarman itu.
“Seorang tersangka telah diamankan, dua orang lagi dengan inisial Ak dan Jh masih dicari,” jawabnya.
Sumber: Kompas
0 komentar :
Posting Komentar