02 Oktober 2008

Kisah Pertemuan Ibu dan Anak Setelah Pisah 34 Tahun

Sebagai istri seorang camat, kehidupan Yuliana (39) di Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) tergolong berkecukupan. Tetapi batin Yuliana tidak pernah merasa bahagia, meski pada 1997 telah disunting Marsianus Loemau, Camat Lamaknen di Kabupaten Belu.

Kehidupan Yuliana tetap saja tersiksa, karena ia tidak pernah mengenal ibu kandungnya, Martha Barun yang telah melahirkannya pada 1969 di Desa Pikala, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Tanah Toraja (Tator), Sulawesi Selatan. Hingga usia lima tahun, Yuliana dibesarkan oleh kerabat ibunya di Desa Pikala, Tanah Toraja. Sang ibu memilih merantau ke Malaysia demi mencari penghidupan. Sang ibu terpaksa menjadi TKW karena ditinggalkan suaminya, Petrus Rangga pada 1974. Yuliana pun hidup tanpa ibu dan dibesarkan oleh kerabat ibunya di Desa Pikala itu.

Sesampai di tanah Malaysia, sang ibu menemukan jodoh baru. Ia dipersunting Dominikus Doni, seorang perantau asal Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT pada 1979. Ketika duduk di bangku SMP di Tanah Toraja, Yuliana mendengar kisah dari para TKW asal Tanah Toraja bahwa Martha Barun, ibu kandungnya, telah menikah dengan seorang pria asal NTT dan telah membawanya pulang ke Pulau Adonara pada 1992.

Kisah cerita para TKW asal Tanah Toraja itu telah menguatkan hati Yuliana bahwa ibunya masih hidup, bukan telah tiada seperti yang didengar dari kerabat keluarga ibunya di Desa Pikala. Setelah ibunya diboyong ke Dusun Lamabolan, Desa Dewata-A, Kecamatan Adonara Timur di Pulau Adonara, komunikasi antara Martha Barun dengan sanak keluarganya di Tanah Toraja terputus total.

Sang ibu dilaporkan menjadi linglung karena kerinduannya untuk bertemu kembali dengan putri semata wayang Yuliana, tidak kesampaian. "Setelah tamat SMA di Tanah Toraja, saya telah bertekad merantau ke Pulau Timor untuk mencari jodoh di sana agar bisa bertemu kembali dengan ibunda tercinta," katanya suatu waktu di Weweli, sebuah desa di Kecamatan Lamaknen.


Pada 1997, Yuliana akhirnya menemukan jodoh. Ia dipersunting Marsianus Loemau, seorang pria asal Belu yang kini menjabat sebagai Camat di Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Rindu, cemas dan kecewa seakan menjadi satu merasuk batinnya, karena belum juga bertemu dengan sang ibunda tercinta yang telah melahirkannya di sebuah desa di Tanah Toraja itu.

"Saya terus mencari informasi dari berbagai kalangan tentang keberadaan ibunda tercinta. Penantian selama 34 tahun, rasanya belum sirna meski batin ini terus tersiksa. Apapun alasannya, saya tetap akan berusaha untuk bertemu dengan ibu. Saya yakin, suatu waku saya tetap akan bertemu dengannya," kata ibu tiga orang anak ini.

Sang waktu akhirnya menjawab rindu dendam Yuliana. Ia akhirnya mengetahui bahwa ibunya berada di Dusun Lamabolan, Desa Dewata-A, Kecamatan Adonara Timur di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Informasi tentang keberadaan ibu Martha Barun itu, diketahui Yuliana dari sahabatnya, Mikhael Kopong, seorang guru asal Pulau Adonara yang mengajar di Kecamatan Lamaknen. "Saya mengetahui keberadaan ibu Martha Barun yang dicari anaknya Yuliana selama 34 tahun ini setelah liburan puasa beberapa hari lalu di Pulau Adonara," kata Kopong mengulas kisah pertemuannya dengan Martha Barun.

Yuliana akhirnya berlayar bersama suaminya, Marsianus Loemau menuju Pulau Adonara untuk bertemu dengan sang ibunda tercinta pada 28 September 2008. Air mata kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh Yuliana dan ibunya serta Marsianus Loemau, tetapi juga ayah tirinya, Dominikus Doni yang telah mempersunting Martha Barun di Gereja Kota Kinabalu, Malaysia pada 1979.

"Keluarga adanya sebuah permata hidup. Bila salah seorang anggota keluarga menghilang, segala macam cara akan dilalui untuk mendapatkannya, kecuali telah meninggal dunia. Tiga puluh empat tahun bukanlah sebuah waktu yang singkat bagi Yuliana untuk bertemu kembali dengan ibunya. Ini adalah rahasia Tuhan yang tidak kita sadari," kata Kopong menambahkan.

Ketika sampai di kediaman ibunya di Dusun Lamabolan, Desa Dewata-A, Kecamatan Adonara Timur di Pulau Adonara, Yuliana dan suaminya Marsianus Loemau langsung disambut ibunda tercinta bersama ayah tiri Yuliana, Dominikus Doni. Rumah ibunya yang beratapkan ilalang dan berdindingkan kayu itu menjadi saksi bisu pertemuan bersejarah antara Martha Barun bersama anaknya Yuliana selama 34 tahun berpisah ketika masih di Tanah Toraja.

Rindu dendam Yuliana selama 34 tahun itu akhirnya terjawab ketika ia bertemu langsung dengan ibundanya Martha Barun di Pulau Adonara. Isak tangis kerabat keluarga meledak di saat itu, karena tak ada satu orang pun yang membayangkan jika pertemuan antara anak dan mama itu akhirnya terjadi. Yuliana bersama suaminya bersepakat pula membawa mama Martha Barun dan ayah tirinya Dominikus Doni dari Pulau Adonara ke Tanah Timor untuk menjalani sisa-sisa hidup mereka di Kecamatan Lamaknen tempat mereka mengabdi.

Rindu Yuliana untuk bertemu dengan ibu kandungnya, akhirnya terwujud juga setelah 34 tahun berpisah di Tanah Toraja. Kini mereka membangun sebuah kehidupan baru di Lamaknen, setelah bertemu di Pulau Adanora

Sumber: Kompas

0 komentar :

Tulisan Terkait: