Dalam sebuah hubungan, tentu ada fase-fase saat Anda dan pasangan saling berselisih paham. Hal itu bukan masalah besar bila Anda berdua bisa mengatasinya dengan kepala dingin. Namun bila Anda berdua terbakar emosi, sangat tidak baik jadinya.
Saat Anda melihat ada tanda-tanda ia mulai frustasi, jangan tunggu sampai amarahnya memuncak. Redamlah amarahnya sebelum berkobar.
1. Jangan terpancing emosi
Jika Anda terpancing melihatnya marah, justru masalah akan semakin runyam. Saat Anda merasa mulai sedikit terpengaruh, tekankan pada diri Anda bahwa "dia tidak akan membuat saya marah," ujar Paul Hauck, PhD, psikolog dan penulis How to Cope with People Who Drive You Crazy and Overcoming Frustration and Anger. Bila pun masalah itu datang dari Anda, sebaiknya Anda tetap tenang, dan kemudian meminta maaf bila kemarahannya sudah mereda.
2. Diam saja
Saat wanita sedang emosi, ia cenderung tidak bisa menerima penjelasan. Jadi, percuma saja membeberkan fakta atau penjelasan saat ia sedang marah. Lebih baik diam saja hingga kemarahannya mereda, baru kemudian pelan-pelan jelaskan padanya.
"Memberi penjelasan saat dia marah bisa diartikannya bahwa Anda tak menghargai dan mendegarkannya," ujar Michael Staver, penulis 21 Ways to Defuse Anger and Calm People Down.
3. Mengaku salah
"Bila Anda memang merasa bersalah, akuilah," ujar Staver. "Tapi jangan lakukan itu dengan cara merendahkan diri."
4. Pahami dia
"Jika Anda melihat dia sedang memiliki masalah besar, jadilah pendengar yang baik," saran Hauck. Jangan tunggu sampai pedang dicabut dari sarungnya, sebelum dia benar-benar emosi, tenangkan hatinya dengan memberikan sedikit perhatian.
5. Mundur selangkah
"Anda tak harus selalu mengiyakan pendapatnya," ujar Staver. "Namun usahakan Anda memahami permasalahan yang ada melalui perspektifnya. Ini berarti Anda menghargainya." Seringkali, wanita terbakar emosinya karena menganggap hal yang menurut Anda biasa saja, tapi menuruntnya tidak adil.
6. Perhatikan kontak mata
Kontak mata ini sangat penting artinya. Bila Anda selalu menghindari bertatapan mata dengannya saat berbicara, berati Anda sudah mulai emosi, tapi bila Anda mempertahankan kontak mata, berarti Anda mengerti dan mendengarkannya.
Jangan pernah menghindari masalah dengan menghindar darinya. Mungkin maksud Anda ingin menghindari pertengkaran, tapi dia bisa mnegartikan lain, bahwa Anda berusaha lari dari masalah.
7. Ikut terlibat
Saat ia berbicara, ajukan beberapa pertanyaan. Ini menandakan bahwa Anda serius mendengarkan dan berusaha memahami masalahnya.
8. Ajak dia keluar
"Berjalan-jalan sebentar ke luar rumah memiliki efek menenangkan," ujar Susan Heitler, psikolog yang juga penulis The Power of Two.
9. Ucapkan kata-kata 'ajaib'
Kamu benar. Maafkan aku. Aku setuju. Tidak ada hal yang lebih baik untuk mendinginkan suasana selain mengalah. Tapi bukan berarti Anda harus benar-benar menuruti semua katanya. Anda hanya perlu menekankan beberapa hal yang masih bisa dikompromikan. Tekankan bahwa Anda setuju dengannya.
10. Tentukan batasan
Anda berdua harus menyepakati hal-hal tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik, kemudian tentukan batas toleransinya.
Sumber: Suaramerdeka.com
Saat Anda melihat ada tanda-tanda ia mulai frustasi, jangan tunggu sampai amarahnya memuncak. Redamlah amarahnya sebelum berkobar.
1. Jangan terpancing emosi
Jika Anda terpancing melihatnya marah, justru masalah akan semakin runyam. Saat Anda merasa mulai sedikit terpengaruh, tekankan pada diri Anda bahwa "dia tidak akan membuat saya marah," ujar Paul Hauck, PhD, psikolog dan penulis How to Cope with People Who Drive You Crazy and Overcoming Frustration and Anger. Bila pun masalah itu datang dari Anda, sebaiknya Anda tetap tenang, dan kemudian meminta maaf bila kemarahannya sudah mereda.
2. Diam saja
Saat wanita sedang emosi, ia cenderung tidak bisa menerima penjelasan. Jadi, percuma saja membeberkan fakta atau penjelasan saat ia sedang marah. Lebih baik diam saja hingga kemarahannya mereda, baru kemudian pelan-pelan jelaskan padanya.
"Memberi penjelasan saat dia marah bisa diartikannya bahwa Anda tak menghargai dan mendegarkannya," ujar Michael Staver, penulis 21 Ways to Defuse Anger and Calm People Down.
3. Mengaku salah
"Bila Anda memang merasa bersalah, akuilah," ujar Staver. "Tapi jangan lakukan itu dengan cara merendahkan diri."
4. Pahami dia
"Jika Anda melihat dia sedang memiliki masalah besar, jadilah pendengar yang baik," saran Hauck. Jangan tunggu sampai pedang dicabut dari sarungnya, sebelum dia benar-benar emosi, tenangkan hatinya dengan memberikan sedikit perhatian.
5. Mundur selangkah
"Anda tak harus selalu mengiyakan pendapatnya," ujar Staver. "Namun usahakan Anda memahami permasalahan yang ada melalui perspektifnya. Ini berarti Anda menghargainya." Seringkali, wanita terbakar emosinya karena menganggap hal yang menurut Anda biasa saja, tapi menuruntnya tidak adil.
6. Perhatikan kontak mata
Kontak mata ini sangat penting artinya. Bila Anda selalu menghindari bertatapan mata dengannya saat berbicara, berati Anda sudah mulai emosi, tapi bila Anda mempertahankan kontak mata, berarti Anda mengerti dan mendengarkannya.
Jangan pernah menghindari masalah dengan menghindar darinya. Mungkin maksud Anda ingin menghindari pertengkaran, tapi dia bisa mnegartikan lain, bahwa Anda berusaha lari dari masalah.
7. Ikut terlibat
Saat ia berbicara, ajukan beberapa pertanyaan. Ini menandakan bahwa Anda serius mendengarkan dan berusaha memahami masalahnya.
8. Ajak dia keluar
"Berjalan-jalan sebentar ke luar rumah memiliki efek menenangkan," ujar Susan Heitler, psikolog yang juga penulis The Power of Two.
9. Ucapkan kata-kata 'ajaib'
Kamu benar. Maafkan aku. Aku setuju. Tidak ada hal yang lebih baik untuk mendinginkan suasana selain mengalah. Tapi bukan berarti Anda harus benar-benar menuruti semua katanya. Anda hanya perlu menekankan beberapa hal yang masih bisa dikompromikan. Tekankan bahwa Anda setuju dengannya.
10. Tentukan batasan
Anda berdua harus menyepakati hal-hal tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik, kemudian tentukan batas toleransinya.
Sumber: Suaramerdeka.com
0 komentar :
Posting Komentar