TELEVISI Sentral China, CCTV, akan segera menayangkan film berseri yang mengisahkan kehidupan Bruce Lee, aktor laga era 1970-an. Film sebanyak 50 seri dan akan disiarkan pada jam utama (prime time) itu merupakan film pertama yang mengisahkan seorang aktor di negara terpadat di dunia tersebut.
Menurut produser Yu Shengli, berbeda dengan film-film laga Lee sebelumnya, film yang berjudul The Legend of Bruce Lee ini bercerita mengenai masa remaja Lee di Hongkong, yang kemudian pindah ke Amerika Serikat, tempat ia belajar dan mengajar ilmu bela diri, kariernya di dunia perfilman, hingga kematiannya pada tahun 1973 yang terbilang dini, yaitu pada usia 32.
Film ini bercerita mengenai sisi-sisi Bruce Lee yang belum banyak diketahui penonton, misalnya hanya sedikit orang yang mengetahui luka-luka dan penderitaan yang Lee derita selama proses pembuatan film. "Film juga mengangkat cerita bahwa Lee takut kecoak," ujar Yu.
Lokasi pengambilan gambar ini bertempat di China, Hongkong, Makau, Amerika Serikat, Italia, Thailand, dan berlangsung selama sembilan bulan. Yu sudah mendapat lampu hijau dari keluarga Lee. Shannon Lee Keasler, putri Lee, telah menyetujui naskah film yang menelan biaya 73 juta dollar AS atau setara dengan Rp 675 miliar.
Sumber Kebanggan
Bagi sebagian masyarakat China, Lee merupakan sumber kebanggaan mereka. Pada film-filmnya di awal tahun 1970-an, Lee selalu berperan mempertahankan China dan melawan kaum penindas.
Jia Zhangke, sutradara muda kenamaan China, mengatakan, ia adalah salah satu penggemar berat Lee. "Saya sangat menyukai film-film Bruce Lee. Gayanya saat bertarung sangat keren. Film-filmnya selalu mengandung unsur nasionalisme karena ia selalu bertarung dengan bangsa Barat. Saya sangat senang menonton filmnya," ujarnya.
Menurut Profesor di bidang budaya China kontemporer di Universitas California, Michael Berry, Lee adalah simbol China baru yang berkuasa. "Lee memiliki kekuatan, ketangkasan, kebanggaan diri, kecerdasan, dan kharisma," ujarnya.
Ia bahkan memasukkan kata kung fu ke dalam kamus bahasa Inggris. "Ia juga telah membuka mata warga dunia tentang China," ujar Zhang Xiaohai, pejabat CCTV pada jumpa pers, Selasa (7/10) di Beijing.
Sedianya, film ini akan diputar sebelum Olimpiade Beijing diselenggarakan demi membangkitkan rasa kebanggaan warga terhadap China. Namun, film ini tertunda menyusul bencana alam gempa bumi yang memorakporandakan Provinsi Sichuan, 12 Mei silam. Gempa bumi ini menelan korban 70.000 orang.
Sumber: Kompas
0 komentar :
Posting Komentar