Setelah rekaman video kekerasan kelompok pelajar putri SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung yang dikenal sebagai Geng Nyik-Nyik beredar luas, pihak sekolah merasa tercoreng namanya dan mencari penyebar rekaman itu. Namun cara yang dilakukan sekolah terkesan kurang pantas, yakni dengan menakut-nakuti siswa yang dicurigai sebagai pelaku penyebaran.
Parahnya lagi, pihak sekolah langsung menuduh pelajar yang inisial namanya muncul di pemberitaan media, sebagai pelaku penyebaran video kekerasan tersebut. Beberapa oknum guru bahkan mengancam akan mengeluarkan jika siswa tertuduh tak mau mengakui sebagai penyebar rekaman.
Menurut keterangan salah satu siswa yang menolak disebut namanya karena ketakutan, dirinya langsung dituduh sebagai biang kerok tersebarnya video kekerasan yang terjadi di SMA Negeri 1 Gondang pasca pemberitaan Geng Nyik Nyik di media.
“Bahkan seorang guru mengatakan mudah saja menskors atau mengeluarkan murid dari sekolah karena dianggap mencemarkan nama baik sekolah. Itu disampaikan berulang-ulang di hadapan para siswa lain. Tolong nama saya jangan disebut,“ ujar siswa itu dengan nada ketakutan saat ditemui wartawan, Senin (27/10).
Dirinya juga dipanggil beberapa kali ke ruang guru untuk mengakui tindakan yang tidak dilakukannya itu. Ia bersikukuh mengatakan bukan dirinya yang menyebarkan video adegan kekerasan Geng Nyik Nyik.
Seperti diberitakan Surya sebelumnya, kabupaten Tulungagung yang relatif tenang itu awal pekan lalu digemparkan oleh beredarnya video kekerasan yang dilakukan sekelompok pelajar putri, yang kemudian diketahui sebagai Geng Nyik Nyik.
Geng ini melakukan kekerasan dengan cara menampar muka dan menjambak rambut para korbannya jika mereka tak mau mentraktir anggota Geng Nyik Nyik.
Para korban umumnya adalah sesama pelajar putri (siswi) yang masih junior atau kelasnya di bawah kelas anggota Geng Nyik Nyik. Aksi geng kekerasan ini terkuak setelah beberapa orangtua murid mengadukan ke pihak sekolah pada 21 Oktober lalu, karena anak mereka diduga sebagai korban Geng Nyik Nyik.
Dalam rekaman video yang beredar, tertayang dua macam aksi kekerasan oleh Geng Nyik Nyik. Pertama, rekaman (yang diambil dari ponsel berkamera itu) berdurasi 2 menit 28 detik yang menggambarkan dengan jelas adanya penamparan --yang terjadi 15 Oktober 2008 lalu.
Kemudian rekaman kedua yang berdurasi 59 detik, terlihat Jvt sedang memelonco juniornya yang duduk di kelas I SMA Negeri 1 Gondang.
Nama Nyik Nyik sendiri diketahui sebagai nama panggilan dari seorang siswi senior di SMA itu, yang dikenal sebagai pendiri geng. Geng Nyik Nyik ini mirip dengan Geng Nero di Pati, Jawa Tengah, yang para anggotanya juga pelajar putri dan melakukan aksi kekerasan terhadap pelajar putri lainnya yang menentang kehadirannya.
Sejauh ini, kepolisian belum bertindak lebih jauh untuk mengusut Geng Nyik Nyik karena dinilai bahwa yang terjadi hanyalah kenakalan biasa dari anak sekolah. Tidak sampai menjurus ke kriminalitas.
Seorang siswa yang jadi tertuduh menuturkan keheranannya mengapa dirinya yang dipanggil sekolah terkait beredarnya rekaman aksi kekerasan Geng Nyik Nyik.
“Memang saya memiliki rekaman adegan kasar kakak kelas saya itu. Tapi yang punya kan tidak saya. Banyak teman lain yang juga punya rekamannya. Kenapa saya sendiri yang disalahkan, “ paparnya.
Bahkan intimidasi semacam ini tidak hanya datang dari guru. Beberapa siswi kelas III yang diduga anggota Geng Nyik-Nyik juga menerornya melalui pesan singkat ponsel (SMS). Isinya memaksa dia untuk meminta maaf karena telah menyebarkan video kekerasan keluar sekolah.
“Selain itu, semua pandangan siswa di sekolah bernada sinis pada saya. Ini yang membuat saya tidak kerasan di sekolah dan ingin pindah saja,“ tuturnya.
Ketika ditanya siapa guru yang sering menekan dan menakut-nakutinya, siswa ini tidak berani menyampaikan walaupun hanya inisial nama guru itu. Ia mengaku trauma, apalagi intimidasi juga sampai ke rumahnya.
Pada Sabtu (25/10) lalu, beberapa Anak Baru Gede (ABG) yang mengaku-ngaku sebagai temannya, datang ke rumahnya. Mereka mencari siswa yang terintimidasi itu dengan sikap tidak sopan.
“Sebagai orang tua tentu saya was-was kalau anak saya nanti disakiti di jalan. Karena itu, saya berharap ada pihak yang bisa menjadi penengah menyelesaikan masalah ini. Jangan anak saya yang jadi korban, “ tutur Ny. Yt, ibu siswa yang merasa terintimidasi tersebut.
Anehnya ketika siswa ini melaporkan ke pihak guru sekolah, tambah Ny Yt, justru sang guru menganggap kejadian tersebut sebagai hal wajar. Bahkan oknum guru itu justru membenarkan adanya teror oleh para ABG itu --yang kemudian diketahui sebagai para siswi kelas III dan anggota Geng Nyik-Nyik.
“Kalau sudah begini, saya harus berlindung ke mana. Kenapa anak saya yang dipojokkan padahal dia juga tidak menyebarkan rekaman video kekerasan itu,” imbuh Ny Yt.
Pihak SMA Negeri 1 Gondang, melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Agus Pratomo membantah adanya intimidasi terhadap siswa yang diduga menyebar rekaman video Geng Nyik Nyik.
Namun Agus membenarkan bahwa pihaknya memang mencari pelaku penyebaran video kekerasan tersebut. Tujuannya hanya untuk meluruskan sekaligus menjelaskan kepada yang bersangkutan bahwa geng tersebut tidak pernah ada.
“Kami juga tak mengintimidasi siswa. Kami hanya mencari siapa sesungguhnya penyebar video kekerasan ini. Kemudian di media muncul inisial nama yang sama dengan salah satu siswa kami. Makanya kita panggil dan tanyai dia, “ tutur Agus.
Ketika dimintai pendapatnnya tentang intimidasi terhadap siswa yang diduga penyebar rekaman Geng Nyik Nyik, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tulungagung, Maryoto Bhirowo mencoba berhati-hati.
Maryoto mengatakan pihaknya akan lebih dulu meminta klarifikasi kepada SMA Negeri 1 Gondang dan siswa yang mengaku diintimidasi tersebut. “Kalau mengancam akan mengeluarkan siswa dari sekolah, jelas tidak dibenarkan. Apa dulu masalahnya. Tapi kalau ada tindakan yang harus diambil sekolah karena kenakalan siswa, itu boleh saja asal dalam batas yang wajar,” jelas Maryoto seraya berharap agar upaya sekolah menyelesaikan masalah ini justru tak menimbulkan masalah baru lagi (surya.co.id)
Parahnya lagi, pihak sekolah langsung menuduh pelajar yang inisial namanya muncul di pemberitaan media, sebagai pelaku penyebaran video kekerasan tersebut. Beberapa oknum guru bahkan mengancam akan mengeluarkan jika siswa tertuduh tak mau mengakui sebagai penyebar rekaman.
Menurut keterangan salah satu siswa yang menolak disebut namanya karena ketakutan, dirinya langsung dituduh sebagai biang kerok tersebarnya video kekerasan yang terjadi di SMA Negeri 1 Gondang pasca pemberitaan Geng Nyik Nyik di media.
“Bahkan seorang guru mengatakan mudah saja menskors atau mengeluarkan murid dari sekolah karena dianggap mencemarkan nama baik sekolah. Itu disampaikan berulang-ulang di hadapan para siswa lain. Tolong nama saya jangan disebut,“ ujar siswa itu dengan nada ketakutan saat ditemui wartawan, Senin (27/10).
Dirinya juga dipanggil beberapa kali ke ruang guru untuk mengakui tindakan yang tidak dilakukannya itu. Ia bersikukuh mengatakan bukan dirinya yang menyebarkan video adegan kekerasan Geng Nyik Nyik.
Seperti diberitakan Surya sebelumnya, kabupaten Tulungagung yang relatif tenang itu awal pekan lalu digemparkan oleh beredarnya video kekerasan yang dilakukan sekelompok pelajar putri, yang kemudian diketahui sebagai Geng Nyik Nyik.
Geng ini melakukan kekerasan dengan cara menampar muka dan menjambak rambut para korbannya jika mereka tak mau mentraktir anggota Geng Nyik Nyik.
Para korban umumnya adalah sesama pelajar putri (siswi) yang masih junior atau kelasnya di bawah kelas anggota Geng Nyik Nyik. Aksi geng kekerasan ini terkuak setelah beberapa orangtua murid mengadukan ke pihak sekolah pada 21 Oktober lalu, karena anak mereka diduga sebagai korban Geng Nyik Nyik.
Dalam rekaman video yang beredar, tertayang dua macam aksi kekerasan oleh Geng Nyik Nyik. Pertama, rekaman (yang diambil dari ponsel berkamera itu) berdurasi 2 menit 28 detik yang menggambarkan dengan jelas adanya penamparan --yang terjadi 15 Oktober 2008 lalu.
Kemudian rekaman kedua yang berdurasi 59 detik, terlihat Jvt sedang memelonco juniornya yang duduk di kelas I SMA Negeri 1 Gondang.
Nama Nyik Nyik sendiri diketahui sebagai nama panggilan dari seorang siswi senior di SMA itu, yang dikenal sebagai pendiri geng. Geng Nyik Nyik ini mirip dengan Geng Nero di Pati, Jawa Tengah, yang para anggotanya juga pelajar putri dan melakukan aksi kekerasan terhadap pelajar putri lainnya yang menentang kehadirannya.
Sejauh ini, kepolisian belum bertindak lebih jauh untuk mengusut Geng Nyik Nyik karena dinilai bahwa yang terjadi hanyalah kenakalan biasa dari anak sekolah. Tidak sampai menjurus ke kriminalitas.
Seorang siswa yang jadi tertuduh menuturkan keheranannya mengapa dirinya yang dipanggil sekolah terkait beredarnya rekaman aksi kekerasan Geng Nyik Nyik.
“Memang saya memiliki rekaman adegan kasar kakak kelas saya itu. Tapi yang punya kan tidak saya. Banyak teman lain yang juga punya rekamannya. Kenapa saya sendiri yang disalahkan, “ paparnya.
Bahkan intimidasi semacam ini tidak hanya datang dari guru. Beberapa siswi kelas III yang diduga anggota Geng Nyik-Nyik juga menerornya melalui pesan singkat ponsel (SMS). Isinya memaksa dia untuk meminta maaf karena telah menyebarkan video kekerasan keluar sekolah.
“Selain itu, semua pandangan siswa di sekolah bernada sinis pada saya. Ini yang membuat saya tidak kerasan di sekolah dan ingin pindah saja,“ tuturnya.
Ketika ditanya siapa guru yang sering menekan dan menakut-nakutinya, siswa ini tidak berani menyampaikan walaupun hanya inisial nama guru itu. Ia mengaku trauma, apalagi intimidasi juga sampai ke rumahnya.
Pada Sabtu (25/10) lalu, beberapa Anak Baru Gede (ABG) yang mengaku-ngaku sebagai temannya, datang ke rumahnya. Mereka mencari siswa yang terintimidasi itu dengan sikap tidak sopan.
“Sebagai orang tua tentu saya was-was kalau anak saya nanti disakiti di jalan. Karena itu, saya berharap ada pihak yang bisa menjadi penengah menyelesaikan masalah ini. Jangan anak saya yang jadi korban, “ tutur Ny. Yt, ibu siswa yang merasa terintimidasi tersebut.
Anehnya ketika siswa ini melaporkan ke pihak guru sekolah, tambah Ny Yt, justru sang guru menganggap kejadian tersebut sebagai hal wajar. Bahkan oknum guru itu justru membenarkan adanya teror oleh para ABG itu --yang kemudian diketahui sebagai para siswi kelas III dan anggota Geng Nyik-Nyik.
“Kalau sudah begini, saya harus berlindung ke mana. Kenapa anak saya yang dipojokkan padahal dia juga tidak menyebarkan rekaman video kekerasan itu,” imbuh Ny Yt.
Pihak SMA Negeri 1 Gondang, melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Agus Pratomo membantah adanya intimidasi terhadap siswa yang diduga menyebar rekaman video Geng Nyik Nyik.
Namun Agus membenarkan bahwa pihaknya memang mencari pelaku penyebaran video kekerasan tersebut. Tujuannya hanya untuk meluruskan sekaligus menjelaskan kepada yang bersangkutan bahwa geng tersebut tidak pernah ada.
“Kami juga tak mengintimidasi siswa. Kami hanya mencari siapa sesungguhnya penyebar video kekerasan ini. Kemudian di media muncul inisial nama yang sama dengan salah satu siswa kami. Makanya kita panggil dan tanyai dia, “ tutur Agus.
Ketika dimintai pendapatnnya tentang intimidasi terhadap siswa yang diduga penyebar rekaman Geng Nyik Nyik, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tulungagung, Maryoto Bhirowo mencoba berhati-hati.
Maryoto mengatakan pihaknya akan lebih dulu meminta klarifikasi kepada SMA Negeri 1 Gondang dan siswa yang mengaku diintimidasi tersebut. “Kalau mengancam akan mengeluarkan siswa dari sekolah, jelas tidak dibenarkan. Apa dulu masalahnya. Tapi kalau ada tindakan yang harus diambil sekolah karena kenakalan siswa, itu boleh saja asal dalam batas yang wajar,” jelas Maryoto seraya berharap agar upaya sekolah menyelesaikan masalah ini justru tak menimbulkan masalah baru lagi (surya.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar