Anak-anak Australia sangat tertarik untuk belajar Bahasa Indonesia sejak tingkat dasar. Bahkan, ada yang melanjutkan hingga perguruan tinggi, tutur Minister Counsellor Kedutaan Besar Australia Michael Bliss dalam acara Peresmian Pusat Studi Australia, Kamis (20/10) di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Anggaran 64 juta dollar Australia itu termasuk untuk mempelajari bahasa Asia lainnya macam, Bahasa Mandarin, Jepang, dan Korea.
Menurutnya, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menaruh ketertarikan sangat tinggi terhadap Indonesia. Keputusan untuk mendorong mempelajari Bahasa Indonesia diharapkan bisa memperbaiki pula hubungan dan pengertian masing-masing negara, ujar diplomat yang mahir berbahasa Indone sia ini. Untuk riset Bahasa Indonesia, setidaknya dianggarkan 2 juta dollar Australia.
Beberapa perguruan tinggi di Australia, misalnya Monash University bahkan telah menaruh minat khusus bidang-bidang seni dan humaniora yang terkait langsung dengan Indonesi. Kami memiliki jurusan seni (arts) tentang Indonesia, khususnya antropologi, ilmu politik, studi ke-Islaman. Untuk yang satu ini kami punya beberapa ahli ke-Islaman Indonesia. Lalu, musik. Kami punya sekelompok orkestra gamelan yang menawan . Dan, masih banyak lagi bidang lain macam sejarah dan budaya, papar Dekan Fakultas Seni, Monash University, Prof. Rae Frances.
Gelar ganda
Ia bercerita, tingginya minat warganegara Australia untuk belajar tentang budaya, sosiologi, dan Bahasa Indones ia ini mengulangi periode 1960-1980-an. Ketika itu, terjadi pertukaran pelajar besar-besaran antara kedua negara. Pendirian Pusat Studi Australia di UPI menjadi bagian dari upaya mengakselerasi kembali pertukaran studi ini. Bersamaan dengan peresmian pusat studi itu, akan dijajaki pula kerjasama dual degree (gelar ganda) program pascasarjana.
Jadi, ijazah dari program ini akan ditandatangani baik oleh Rektor UPI maupun Monash. Keuntungannya, biayanya tentu lebih murah daripada harus full studi di sana (Australia), tutur Direktur Program Pascasarjana UPI. Bidang yang dipelajari nantinya adalah menyangkut studi Australia, khususnya soall Humaniora. Program ini akan dibuka tahun depan dengan target awal mahasiswa sekitar 15 orang.
Rektor UPI Prof Sunaryo Kartadinata menuturkan, penjajakan kerjasama dengan Monash University telah dimulai sejak lima tahun lalu. Namun, baru bisa direalisasikan saat ini. Ia berharap, pendirian Pusat Studi Australia yang berada di Lantai 5 Gedung Baru Pascasarjana UPI itu bisa lebih mendorong ketertarikan mahasiswa Indonesia untuk belajar di negara kangguru itu.
Sumber: Kompas
1 komentar :
Mari kita lestarikan budaya dan bahasa Indonesia kepada dunia agar menjadi salah satu bahasa internasional yang banyak digunakan. Oleh karena itu kami membuat website yang bernama www.bahasacorner.com dengan maksud tujuan tersebut.
Salam Kenal
Posting Komentar