Ratusan video porno ternyata telah dibuat orang-orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan sebagian besar telah beredar di internet. Demikian disampaikan Sony Set, penulis buku dan praktisi pertelevisian di sela-sela jumpa pers untuk acara bedah bukunya yang berjudul ‘500 Plus, Gelombang Video Porno Indonesia” terbitan penerbit Andi di Jogja Medianet.
“Sebanyak 90 persen pembuat video porno berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa,” demikian penjelasan Sony merujuk sekitar 500 video porno asli Indonesia yang telah ditelitinya. Ia menandaskan bahwa sekalipun wilayah Jawa seringkali dianggap sebagai pusat peredaran dan pembuatan video porno, daerah luar Jawa pun tidak kalah parahnya.
“Banyak anak muda mau bugil di depan kamera karena berbagai sebab. Ada yang bilang karena cinta tapi ada juga yang dipaksa pacarnya,” tandas Sony .
Kampanye Jangan Bugil
Bersama beberapa rekan, Sony pun meluncurkan kampanye bertajuk ‘Jangan Bugil di Depan Kamera’ khususnya bagi kaum muda. “Kami melakukan kampanye independen ini sejak Desember 2006 lalu. Semula hanya ada segelintir orang yang bergabung namun sekarang jumlahnya semakin besar,” sebut Sony. Kampanye ini semula diwadahi melalui blog www.tvlab.blogspot.com. Namun karena peminat semakin besar, situs www.janganbugildidepankamera.org pun diluncurkan.
Disebutkan, telah terdapat sekitar 130 situs yang memasang logo kampanye ini sebagai bentuk dukungan. “Kami juga membuat semacam crisis centre bagi mereka yang merasa jadi korban. Namun sayangnya, sampai saat ini belum ada peminatnya,” demikian ungkap Sony. Buku ‘500 Plus Gelombang Video Porno Indonesia’ sendiri merupakan pengembangan dari publikasinya di internet. “Saya sendiri hanya ingin memperlambat fenomena video porno seperti ini. Jujur saja susah untuk menghentikannya,” tutup Sony Set.
Sumber: Internet
“Sebanyak 90 persen pembuat video porno berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa,” demikian penjelasan Sony merujuk sekitar 500 video porno asli Indonesia yang telah ditelitinya. Ia menandaskan bahwa sekalipun wilayah Jawa seringkali dianggap sebagai pusat peredaran dan pembuatan video porno, daerah luar Jawa pun tidak kalah parahnya.
“Banyak anak muda mau bugil di depan kamera karena berbagai sebab. Ada yang bilang karena cinta tapi ada juga yang dipaksa pacarnya,” tandas Sony .
Kampanye Jangan Bugil
Bersama beberapa rekan, Sony pun meluncurkan kampanye bertajuk ‘Jangan Bugil di Depan Kamera’ khususnya bagi kaum muda. “Kami melakukan kampanye independen ini sejak Desember 2006 lalu. Semula hanya ada segelintir orang yang bergabung namun sekarang jumlahnya semakin besar,” sebut Sony. Kampanye ini semula diwadahi melalui blog www.tvlab.blogspot.com. Namun karena peminat semakin besar, situs www.janganbugildidepankamera.org pun diluncurkan.
Disebutkan, telah terdapat sekitar 130 situs yang memasang logo kampanye ini sebagai bentuk dukungan. “Kami juga membuat semacam crisis centre bagi mereka yang merasa jadi korban. Namun sayangnya, sampai saat ini belum ada peminatnya,” demikian ungkap Sony. Buku ‘500 Plus Gelombang Video Porno Indonesia’ sendiri merupakan pengembangan dari publikasinya di internet. “Saya sendiri hanya ingin memperlambat fenomena video porno seperti ini. Jujur saja susah untuk menghentikannya,” tutup Sony Set.
Sumber: Internet
0 komentar :
Posting Komentar