11 September 2008

Barack Obama Lebih Disukai Masyarakat Dunia

Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Barack Obama, berbincang dengan pelajar Granby High School di Norfolk, AS, kemarin.

http://img134.imageshack.us/img134/8456/barackobamaih9.jpg

Foto: Barack Obama (internet)

Warga negara selain Amerika Serikat (AS) di penjuru dunia lebih memilih Barack Obama sebagai Presiden AS daripada John McCain. Kesimpulan itu terungkap kemarin oleh jajak pendapat yang dilakukan BBC World Service.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat itu lebih disukai daripada kandidat Partai Republik, John Mc- Cain,dengan nilai empat banding satu dari 22.500 responden di 22 negara. Responden di 17 negara menyatakan bahwa hubungan AS dengan negara lain akan lebih baik di bawah kepemimpinan Obama.

”Jika McCain terpilih, sebagian besar responden menilai hubungan itu akan tetap sama (seperti masa pemerintahan Presiden AS George W Bush),” ungkap hasil pollingBBC World Service. Jajak pendapat tersebut dilakukan sebelumPartaiDemokratdanRepublik menggelar konvensi dan sebelum nominasi Sarah Palin sebagai pendamping McCain.

Koresponden diplomatik BBC,Jonathan Marcus menyatakan, hasil tersebut menjadi cermin besarnya fokus media pada Obama. Margin responden yang mendukung Obama sebagai presiden, 9% di India hingga 82% di Kenya, tempat kelahiran ayah Senator Illinois tersebut. Rata-rata setiap negara memberikan 49% dukungan pada Obama dan 12% dukungan bagi McCain.

Sejumlah 4–10% responden tidak memberikan pendapat. ”Rata-rata, 46% responden, menilai hubungan AS dengan dunia akan membaik jika Obama di Gedung Putih, 22% responden menyatakan kondisinya sama, serta 7% menyatakan memburuk,” ungkap BBC. Hanya 20% responden yang menyatakan bahwa hubungan AS dan negara lain akan membaik jika McCain menjadi presiden.

Dugaan jika McCain menjadi presiden hubungan AS dan negara lain akan membaik pada kisaran 20% di setiap negara,kecuali di China,India,dan Nigeria. Dari seluruh negara, persentase terbesar, 37%, menyatakan bahwa hubungan AS dengan negara lain di bawah McCain tetap sama, sedangkan 16% menyatakan hubungan itu akan memburuk.

Hampir semua responden berpikir,jika McCain menjadi presiden, hubungan itu akan memburuk. ”Anehnya, di Turki lebih banyak orang yang berpikir bahwa hubungan AS dengan negara lain akan memburuk jika Obama menjadi presiden, dibandingkan jika Mc- Cain yang menjadi presiden.

Meski demikian, sebagian besar warga Turki mendukung Obama untuk menang dalam Pemilu Presiden AS,” ungkap BBC. Di Mesir,Lebanon, Rusia, dan Singapura, sebagian besar menduga hubungan AS dan negara lain akan tetap sama jika Obama menang pemilu.

Negara-negara yang sangat optimistis bahwa Obama akan memperbaiki hubungan internasionalnya adalah negara aliansi NATO seperti Kanada (69%), Italia (64%),Prancis (62%),Jerman (61%), dan Inggris (54%). AdapunAustralia 62%,Kenya 87%,dan Nigeria 71%. Saat ditanya apakah terpilihnya Obama yang keturunan Afrika-Amerika itu sebagai Presiden AS akan ”mengubah secara mendasar” persepsi mereka tentang AS, sebanyak 46% menyatakan ya, dan 27% menyatakan tidak.

Publik di AS dan warga AS yakin bahwa Obama akan memperbaiki hubungan AS dengan dunia internasional, dibandingkan kepemimpinan McCain. Sebanyak 46% warga AS menduga hubungan akan lebih baik jika Obama terpilih dan 30% jika McCain terpilih. Hasil jajak pendapat BBC World Service yang dirilis kemarin sama seperti hasil jajak pendapat BBC menjelang Pemilu Presiden AS 2004.

Saat itu sebagian besar negara menilai nominasi Demokrat John Kerry mampu mengalahkan George W Bush yang berkuasa saat itu. Pada saat itu, Filipina, Nigeria, dan Polandia merupakan sedikit negara yang mendukung terpilihnya kembali Bush.Ketiga negara itu kini lebih mendukung Obama dibandingkan McCain.

Total responden BBC saat ini sebanyak 22.531 warga negara di Australia,Brasil,Kanada, China, Mesir, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia,Kenya, Lebanon, Meksiko, Nigeria,Panama,Filipina, Polandia, Rusia, Singapura, Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Jajak pendapat paralel dilakukan terhadap 1.000 responden dewasa warga AS. Jajak pendapat dilakukan antara Juli dan Agustus.

Sumber: BBC

0 komentar :

Tulisan Terkait: