Meskipun percakapan pilot dengan kopilot sangat mirip dengan suara aslinya, namun rekaman yang asli lebih kabur dari suara rekaman yang beredar di internet dan televisi. Rekaman yang beredar dianggap tidak akurat. "Suara teriakan Allahu Akbar di CVR (cockpit voice recorder) lebih buram dari yang disiarkan di media-media," kata Tatang kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/8).
Demikian pula perbedaan pada data VCR yang asli, di mana ucapan-ucapan terakhir terjadi pada ketinggian 9.600 kaki, setelah itu tidak ada suara sama sekali. Berbeda dengan yang ada di rekaman, ucapan Allahu Akbar terjadi beberapa saat sebelum pesawat tercebur.
Meski demikian, jelasnya, ada kemiripan antara kedua percakapan tersebut, seperti istilah teknis yang ada di dalam percakapan tersebut. Namun, Tatang mengaku belum mendengarkan isi rekaman yang beredar di televisi secara jelas.
Tatang juga mengungkapkan, master piece rekaman VCR di Indonesia ada tiga buah, masing-masing dipegang oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal sebagai dokumen negara, Ketua KNKT Tatang Kurniadi dan Ketua Subkomite Investigasi Transportasi Udara merangkap Ketua Investigator In Charge (IIC) KNKT, Frans Wenas.
Sumber: www.kompas.com
0 komentar :
Posting Komentar