Banyak ibu-ibu hamil yang berharap anaknya lahir tepat pada pembukaan Olimpiade agar diberkahi keberuntungan. Bahkan, ada beberapa yang minta dioperasi caesar pada hari itu dan mereka menyiapkan nama yang berhubungan dengan Olimpiade.
Wu Wongbin termasuk beruntung, karena istrinya melahirkan pada Jumat, 8 Agustus. Dia gembira karena berharap anaknya akan dinaungi keberuntungan. Saudara perempuannya menyarankan agar anaknya tersebut diberi nama "Aoyun" yang berarti Olimpiade. Namun, karena lahir di Beijing sebagai kota penyelenggara Olimpiade, maka dia memilih nama "Jingjao" yang artinya Olimpiade Beijing.
Sementara itu, puluhan ribu pasangan merencanakan menikah pada 8 Agustus itu. Mereka berharap akan meraih keberuntungan juga. Di Beijing saja sudah ada 16.400 pasangan yang mengajukan pendaftaran perkawinan di kantor perkawinan sipil. Padahal, selama tahun 2006, di kota ada 170.000 perkawinan.
Di Sanghai, jumlah pasangan yang akan menikah mencapai 5000. Mennurut kantor berita Xinhua, perkawinan di kota-kota lain di China juga mengalami peningkatan pesart.
Di samping ada kepercayaan bahwa Olimpiade membawa keberuntungan, sebagian masyarakat China menilai pesta olahraga itu mendatangkan bencana. Cuaca yang ekstrem sempat menerpa saat terjadi tahun baru China. Kekerasan juga terjadi di Tibet. Sementara, gempa dahsyat melanda wilayah Sichuan tiga bulan lalu dengan kekuatan 8,0 skala Richter.
Sebagian masyarakat menilai, kekuatan gempa yang mencapai angka 8,0 skala Richter itu punya makna sebagai angka petaka. Gempa itu terjadi tepatnya pada 12 Mei 2008. Jika dihitung, tepat pada 8 Agustus, peristiwa gempa di Sichuan itu sudah "88" hari lalu.
Sumber: www.kompas.com
0 komentar :
Posting Komentar