MEDAN (SINDO) – Tahun ini,Sumut diperkirakan mampu swasembada jagung.Produksi jagung yang ditargetkan mencapai 1.002.863 ton akan melebihi konsumsi per kapita dan kebutuhan industri di daerah ini.
Kepala Statistika dan Perencanaan Dinas Pertanian Sumut Lusyantini menyatakan, tahun ini Sumut akan memiliki surplus jagung sekitar 173.058 ton karena kebutuhan industri dan penduduk per kapita Sumut hanya sebesar 829.805 ton. ’’Berarti, ada surplus sekitar 173.058 ton. Meski sudah surplus, Sumut belum layak mengekspor jagung karena belum ada jaminan produksi setiap bulan konstan,” papar Lusyantini kepada SINDO di Medan akhir pekan lalu.
Agar bisa mengekspor jagung, Sumut harus bisa menjamin produksi jagungnya stabil setiap bulan atau meningkat. ’’Saat ini, produksi jagung di Sumut masih selalu berbeda jauh setiap bulan. Hal ini disebabkan tradisi penanaman jagung di Sumut yang selalu dilakukan pada April atau Mei,”ungkapnya.
Dinas Pertanian memperkirakan, dengan jumlah penduduk Sumut yang tahun ini mencapai 12.904.258 orang, menghabiskan 81.555 ton jagung.Sementara itu,kebutuhan untuk industri pengolahan pakan ternak di Sumut diperkirakan mencapai 748.250 ton jagung tahun ini atau 2.050 ton/hari.
Lusyantini menambahkan, rencana swasembada jagung tahun ini didukung tren di lingkungan masyarakat yang semakin antusias menanam jagung. Hal ini terbukti dari peningkatan produksi jagung dari tahun ke tahun. Lonjakan produksi jagung didorong harga jagung yang semakin membaik karena kebutuhan jagung dunia semakin meningkat.
Saat ini harga jagung di daerah Sumut rata-rata sebesar Rp2.500/kg, sedangkan di Kota Medan sudah mencapai Rp3.000/kg. ’’Negara penghasil jagung kini tak lagi melakukan ekspor. Mereka lebih memilih untuk menggunakannya menjadi biofuel,” tuturnya. Lusyantini mengakui hingga Mei produksi jagung masih 338.376 ton dari 97.067 ha lahan yang sudah dipanen.
Meski terbilang masih rendah, dia optimistis swasembada jagung tetap bisa tercapai. ’’Soalnya, panen jagung akan memuncak pada September hingga akhir tahun nanti. Jadi, meski produksi jagung masih jauh dari perkiraan, swasembada jagung tetap bisa tercapai,”ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin) Jemat Sebayang pesimistis Sumut mampu swasembada jagung tahun ini. Pasalnya, penyakit batang merah pada jagung kini semakin marak, terutama di sentra produksi jagung.Salah satunya berada di Kecamatan Mardinding dan Lau Balang Tanah Karo. ’’Saya pikir mereka mengambil data salah, tidak sesuai kenyataan di lapangan,” ujar Jemat.
Selain itu,musim kemarau tahun ini yang lebih panjang dari tahun lalu berpotensi menurunkan produksi jagung di Sumut.Apalagi,musim tanam bulan ini, petani juga masih kekurangan pupuk. ’’Semua tahu bahwa pupuk langka di pasaran. Padahal, tanpa pupuk,produksi jagung terganggu.Dengan demikian, swasembada jagung tentu sulit dicapai tahun ini,” ujarnya. (watson manalu)
Sumber: www.seputar-indonesia.com
0 komentar :
Posting Komentar