01 Juli 2008

Debat Hari Jadi Kota Medan

Oleh Juara R. Ginting

Hari ini, 1 Juli 2008, adalah hari ulang tahun kota Medan yang ke 418. Ulangtahunnya ini secara resmi dikaitkan dengan lahirnya sebuah kampung bernama Meidan yang nantinya menjadi pusat perkembangan sebuah kota yang dikenal dengan nama Medan. Berdasarkan sebuah legende, kampung Meidan didirikan oleh seorang putra Karo bernama Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi. Berdasarkan legende ini pula, ditetapkan pendiri Kota Medan adalah Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi.

Telah terjadi perdebatan sengit mengenai hari jadi kota Medan. Mulai dari perdebatan mengenai hikayat Pa Timpus yang menurut versi Batak (Baca: Batak Toba) mengatakan Pa Timpus adalah keturunan Raja Sisingamangaraja. Berdasarkan versi ini, orang-orang Batak Toba mengklaim Medan sebagai kota Batak (ingat, orang Karo umumnya tidak mau mengaku sebagai Batak). Ada juga yang mengatakan bahwa pendasaran pada legende Pa Timpus bersifat spekulatif dan menyarankan agar hari jadi kota Medan kembali ke pengesahan Medan sebagai gemeente (pemerintahan kota) semasa kolonial atau pada saat perpindahan istana Sultan Deli dari Labuhan Deli ke Medan.

Dalam tulisan ini, saya tidak ingin memenangkan salah satu diantara pendapat-pendapat di atas. Saya hanya mau menyimpulkan bahwa kampung Meidan, yang menjadi cikal bakal Kota Medan dan sekarang menjadi pusat kota ini, terletak di wilayah tanah ulayat Karo. Pemikiran saya berangkat dari beberapa laporan Belanda yang menggambarkan bahwa pusat Kota Medan sekarang mulai dibangun oleh Belanda di lokasi kuta (istilah bahasa Karo yang sama artinya dengan kampung dalam bahasa Melayu) bernama Meiden dan peta yang diterbitkan oleh E.A. Halewijn (Assistent Resident van Deli), diterbitkan di Tijdscrift voor Indische Taal- Land- en Volkenkunde no. 23, 1876.

Foto: Peta Halewijn, Medan terletak di wilayah Urung Suka Piring.

Di peta itu, jelas sekali terlihat bahwa Meidan terletak di wilayah Urung Sukapiring yang cikal bakalnya adalah merga Sembiring Meliala dengan Karo Sekali. Tanah ulayat Karo, dus.

Tulisan ini menyimpulkan, bila Meidan dianggap sebagai cikal bakal Kota Medan, maka Kota Medan adalah kota Karo; bukan kota Batak dan bukan kota Melayu. Bila bukan Meidan sebagai cikal bakalnya, itu lain cerita

sumber: www.sorasirulo.info

0 komentar :

Tulisan Terkait: