Geger! Setelah Meninggal Kek Jufri Hidup Lagi - Warga Binjai, khususnya di Jl. Candra Kirana, Lingkungan V, Kelurahan Satria mendadak gempar dengan beredarnya kabar Kek Jufri (62) yang dinyatakan sudah meninggal, tiba-tiba hidup kembali. Kehebohan itu sendiri terjadi ketika saat seluruh anggota keluarga dibantu warga memperiapkan pemakamannya, Selasa (14/6) lalu.
Lukman Hakim (22), anak Jufri yang ditemui POSMETRO MEDAN membenarkan kisah bangkit kembalinya orangtuanya, setelah sebelumnya divonis tak bernyawa oleh seorang dokter.
Dikisahkan Lukman, sebelumnya Jufri yang bekerja sebagai tukang babat rumput mengidap penyakit hepatitis kronis (lever-red). Namun suami Siti Rafiatun ini enggan dibawa ke rumah sakit. Hingga seminggu belakangan, kondisinya kian melemah.
Tak ingin orangtuanya semakin parah, anak-anaknya lantas membujuk Jufri untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Usaha anak-anaknya tidak sia-sia, Rabu (13/6) sekitar pukul 04.00 Wib, Jufri diajak berobat ke rumah sakit Djulham, Binjai.
Namun, Jufri yang tak betah di rumah sakit, minta segera pulang ke rumah. Karena tak bisa dipaksa, Jufri pun pulang. Baru saja dibawa pulang ke rumah, Selasa (14/6) sekitar pukul 07.30 Wib penyakit yang diderita Jufri kumat lagi.
Ia meronta-ronta kesakitan hingga membuat seluruh keluarga panik dan kembali memanggil dokter. “Saat bapak mengerang kesakitan, kami langsung kembali memanggil dokter untuk mengobatinya,” kata Lukman.
Lebih lanjut Lukman mengatakan, setelah dokter datang dan merawat orang tuanya. Tepat pukul 09.00 wib, Jufri dikabarkan telah tiada. Lukman dan keluarga seakan-akan tidak percaya jika orangtuannya telah dipanggil yang maha kuasa.
"Kata dokter yang merawatnya, bapak sudah meninggal dunia. Saat aku pegang memang dari perut sampai ujung kaki sudah dingin dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan," ujar Lukman, anak ke 6 dari 7 bersaudara ini.
Lukman lantas mengabarkan kepada seluruh abang-abangnya kalau ayahanda mereka telah tiada. Warga kampung pun dikabari melalui pengumuman di mesjid Al Muhajirin. Pihak keluarga bahkan telah membeli semua perlengkapan pengebumian jenazah Jufri.
Kasak-kusuk dan isak tangis keluarga berubah menjadi kehebohan. Jenazah yang awalnya terbujur kaku, tiba-tiba hidup kembali. Peristiwa itu sontak membuat pihak keluarga dan warga yang melayat menjadi panik.
"Saat aku mendapat telepon dari Lukman, adikku kalau bapak telah tiada, aku langsung pergi ke rumah bapak untuk mengetahui apakah bapak telah meninggal," tambah Muhammad Efendi anak kedua Jufri kepada POSMETRO.
Efendi menjelaskan, saat berada di rumah orangtuannya, ia juga merasakan hal yang sama dengan Lukman. Saat dipegang tubuh orangtuanya sudah dingin. Dan rumah sudah ramai dikunjungi para jiran tetangga untuk melayat.
"Orang-orang sudah ramai dan semua perlengkapan untuk mengebumikannya sudah siap. Tapi setengah jam kemudian, tiba-tiba bapak kembali bernafas. Namun bapak nggak banyak bicara. Ngomongnyam pun nampak gagap dan ia hanya berbaring di tempat tidur saja sampai saat ini," jelas Efendi.
Menanggapi hal tersebut, drg Susyanto, Direktur RS Djoelham Binjai membenarkan keberadaan pasiennya bernama Jufri. Menurutnya, pihaknya sudah mencoba mencegah pasien agar tidak meninggalkan rumah sakit lantaran penyakitnya masih perlu penanganan.
"Sebelumnya keluarga yang meminta pasien agar pulang, dalam kondisi ngedrop. Itu sebenarnya bukan mati. Tapi karena dalam kondisi ngedrop, itu istilahnya mati klinis atau mati sesaat,” terang Susyanto yang dihubungi POSMETRO.
Ingin Meninggal di Rumah
Jufri yang hidup kembali setelah sempat dinyatakan dokter meninggal memaksa meninggalkan rumah sakit Djoelham karena tak ingin menyusahkan keluarga. Ia berharap meninggal di rumahnya, tidak di rumah sakit.
"Bapak orangnya pendiam, sehari-hari ia bekerja sebagai tukang babat rumput. Seminggu belakangan saat saktinya mulai parah ia berpesan kepadaku kalau ia tidak mau dibawa ke rumah sakit," kenang Lukman.
Dijelaskan Lukman, ucapan tersebut keluar dari mulut bapaknya itu saat sakit lever yang diderita orang tuannya mulai parah. Itu pun diucapkan di depan Khairul Febri, adiknya dan Siti Rafiatun.
"Saat itu aku lihat kayaknya rasa sakit itu sungguh luar biasa. Itu tampak jelas diwajahnya. Namun semua itu di alihkannnya dengan senyuman cirri khasnya," kata Lukman kembali.
Sejak saat itulah, menurutnya, ayahnya enggan di ajak kerumah sakit untuk berobat. Sebab ia enggan menyusahkan anak-anaknya. Namun dengn bujukan dari anaknya Jufri akhirnya berhasil dibawa kerumah sakit walaupun Cuma satu malam. "Bapak juga berpesan, apapun yang terjadi dengannya. Ia tidak mau dibawa kerumah sakit. Jika terjadi sesuatu kepadannya, ia mau menghabiskan waktu di rumahnya saja," tegasnya.
Sumber: Posmetro Medan
Lukman Hakim (22), anak Jufri yang ditemui POSMETRO MEDAN membenarkan kisah bangkit kembalinya orangtuanya, setelah sebelumnya divonis tak bernyawa oleh seorang dokter.
Dikisahkan Lukman, sebelumnya Jufri yang bekerja sebagai tukang babat rumput mengidap penyakit hepatitis kronis (lever-red). Namun suami Siti Rafiatun ini enggan dibawa ke rumah sakit. Hingga seminggu belakangan, kondisinya kian melemah.
Tak ingin orangtuanya semakin parah, anak-anaknya lantas membujuk Jufri untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Usaha anak-anaknya tidak sia-sia, Rabu (13/6) sekitar pukul 04.00 Wib, Jufri diajak berobat ke rumah sakit Djulham, Binjai.
Namun, Jufri yang tak betah di rumah sakit, minta segera pulang ke rumah. Karena tak bisa dipaksa, Jufri pun pulang. Baru saja dibawa pulang ke rumah, Selasa (14/6) sekitar pukul 07.30 Wib penyakit yang diderita Jufri kumat lagi.
Ia meronta-ronta kesakitan hingga membuat seluruh keluarga panik dan kembali memanggil dokter. “Saat bapak mengerang kesakitan, kami langsung kembali memanggil dokter untuk mengobatinya,” kata Lukman.
Lebih lanjut Lukman mengatakan, setelah dokter datang dan merawat orang tuanya. Tepat pukul 09.00 wib, Jufri dikabarkan telah tiada. Lukman dan keluarga seakan-akan tidak percaya jika orangtuannya telah dipanggil yang maha kuasa.
"Kata dokter yang merawatnya, bapak sudah meninggal dunia. Saat aku pegang memang dari perut sampai ujung kaki sudah dingin dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan," ujar Lukman, anak ke 6 dari 7 bersaudara ini.
Lukman lantas mengabarkan kepada seluruh abang-abangnya kalau ayahanda mereka telah tiada. Warga kampung pun dikabari melalui pengumuman di mesjid Al Muhajirin. Pihak keluarga bahkan telah membeli semua perlengkapan pengebumian jenazah Jufri.
Kasak-kusuk dan isak tangis keluarga berubah menjadi kehebohan. Jenazah yang awalnya terbujur kaku, tiba-tiba hidup kembali. Peristiwa itu sontak membuat pihak keluarga dan warga yang melayat menjadi panik.
"Saat aku mendapat telepon dari Lukman, adikku kalau bapak telah tiada, aku langsung pergi ke rumah bapak untuk mengetahui apakah bapak telah meninggal," tambah Muhammad Efendi anak kedua Jufri kepada POSMETRO.
Efendi menjelaskan, saat berada di rumah orangtuannya, ia juga merasakan hal yang sama dengan Lukman. Saat dipegang tubuh orangtuanya sudah dingin. Dan rumah sudah ramai dikunjungi para jiran tetangga untuk melayat.
"Orang-orang sudah ramai dan semua perlengkapan untuk mengebumikannya sudah siap. Tapi setengah jam kemudian, tiba-tiba bapak kembali bernafas. Namun bapak nggak banyak bicara. Ngomongnyam pun nampak gagap dan ia hanya berbaring di tempat tidur saja sampai saat ini," jelas Efendi.
Menanggapi hal tersebut, drg Susyanto, Direktur RS Djoelham Binjai membenarkan keberadaan pasiennya bernama Jufri. Menurutnya, pihaknya sudah mencoba mencegah pasien agar tidak meninggalkan rumah sakit lantaran penyakitnya masih perlu penanganan.
"Sebelumnya keluarga yang meminta pasien agar pulang, dalam kondisi ngedrop. Itu sebenarnya bukan mati. Tapi karena dalam kondisi ngedrop, itu istilahnya mati klinis atau mati sesaat,” terang Susyanto yang dihubungi POSMETRO.
Ingin Meninggal di Rumah
Jufri yang hidup kembali setelah sempat dinyatakan dokter meninggal memaksa meninggalkan rumah sakit Djoelham karena tak ingin menyusahkan keluarga. Ia berharap meninggal di rumahnya, tidak di rumah sakit.
"Bapak orangnya pendiam, sehari-hari ia bekerja sebagai tukang babat rumput. Seminggu belakangan saat saktinya mulai parah ia berpesan kepadaku kalau ia tidak mau dibawa ke rumah sakit," kenang Lukman.
Dijelaskan Lukman, ucapan tersebut keluar dari mulut bapaknya itu saat sakit lever yang diderita orang tuannya mulai parah. Itu pun diucapkan di depan Khairul Febri, adiknya dan Siti Rafiatun.
"Saat itu aku lihat kayaknya rasa sakit itu sungguh luar biasa. Itu tampak jelas diwajahnya. Namun semua itu di alihkannnya dengan senyuman cirri khasnya," kata Lukman kembali.
Sejak saat itulah, menurutnya, ayahnya enggan di ajak kerumah sakit untuk berobat. Sebab ia enggan menyusahkan anak-anaknya. Namun dengn bujukan dari anaknya Jufri akhirnya berhasil dibawa kerumah sakit walaupun Cuma satu malam. "Bapak juga berpesan, apapun yang terjadi dengannya. Ia tidak mau dibawa kerumah sakit. Jika terjadi sesuatu kepadannya, ia mau menghabiskan waktu di rumahnya saja," tegasnya.
Sumber: Posmetro Medan
0 komentar :
Posting Komentar