Dengan kaki seperti baja dan suara bak malaikat, Omar Ali berhasil mencuri hati para pemirsa televisi Bangladesh. Setelah 25 tahun membawa penumpang menembus lalu lintas kota Dhaka yang padat sebagai penarik becak, Ali meraih kemenangan dalam lomba menyanyi televisi gaya "American Idol" yang diperuntukkan bagi orang dengan profesi yang meletihkan itu.
"Di Bangladesh, penarik becak tidak memiliki status. Kami sering diperlakukan dengan buruk karena becak kami memacetkan jalan-jalan. Jadi gembira sekali kendatipun tak memiliki status, tetapi menjadi orang terkenal," katanya mengenai kehidupannya.
Pria berusia 45 tahun itu ikut lomba setelah lolos audisi dengan ribuan penarik becak yang suka menyanyi lainnya, memukau tiga juri "Magic Tin Chakar Taroka" atau "Bintang-bintang Penarik Becak" dan para pemirsa di rumah yang memilihnya lewat SMS.
Bapak empat anak itu, yang belajar menyanyi sejak remaja dengan mendengarkan radio, juga memperoleh pengakuan internasional, sehubungan ajang pencarian bakat itu disiarkan lewat satelit ke AS, Inggris, Australia dan Afrika.
Muncul dari lubuk hati
Pembawa acara program itu, Asaduzzaman Noor, mantan anggota parlemen dan pembawa acara televisi terkenal, menyatakan suara Ali sangat menonjol. "Kapan pun ia menyanyi, nyanyiannya keluar dari lubuk hatinya yang terdalam. Nyanyiannya menggugah jiwa. Ia berada dalam tekanan fisik dan mental begitu berat sebagai penarik becak saya kira sehingga menyanyi memberikan kedamaian batin dan dimensi yang berbeda sebagai seorang penampil," kata Noor, sambil menambahkan show itu telah membangkitkan minat pada lagu-lagu rakyat yang hampir mati.
Saat ini Ali hanya memperoleh penghasilan 10.000 taka (145 dolar untuk setiap penampilan - kenaikan penghasilan yang besar dari pendapatan sekitar 150 hingga 200 taka per hari dari mengayuh becak. Moda transportasi roda tiga itu kini masih menjadi wahana paling murah dan sering menjadi alat transportasi yang mampu menembus jalan-jalan sempit Dhaka dan merupakan sumber penghasilan penting bagi banyak orang di negara miskin itu.
Ali akan merilis album solonya pada Januari tahun depan dan merencanakan akan membuka usaha dengan hadiah 100.000 taka atau sekitar Rp 18 juta yang diperolehnya. "Sulit dipercaya saya kini penyanyi yang dihormati di negara ini," katanya.
"Sebelumnya, saya bukan siapa-siapa. Saya akan menghibur para penumpang untuk berusaha membuat mereka gembira jika mereka terjebak dalam kemacetan lalu lintas di Dhaka. Tak banyak uang diperoleh dari hasil menarik becak." (kompas.com)
"Di Bangladesh, penarik becak tidak memiliki status. Kami sering diperlakukan dengan buruk karena becak kami memacetkan jalan-jalan. Jadi gembira sekali kendatipun tak memiliki status, tetapi menjadi orang terkenal," katanya mengenai kehidupannya.
Pria berusia 45 tahun itu ikut lomba setelah lolos audisi dengan ribuan penarik becak yang suka menyanyi lainnya, memukau tiga juri "Magic Tin Chakar Taroka" atau "Bintang-bintang Penarik Becak" dan para pemirsa di rumah yang memilihnya lewat SMS.
Bapak empat anak itu, yang belajar menyanyi sejak remaja dengan mendengarkan radio, juga memperoleh pengakuan internasional, sehubungan ajang pencarian bakat itu disiarkan lewat satelit ke AS, Inggris, Australia dan Afrika.
Muncul dari lubuk hati
Pembawa acara program itu, Asaduzzaman Noor, mantan anggota parlemen dan pembawa acara televisi terkenal, menyatakan suara Ali sangat menonjol. "Kapan pun ia menyanyi, nyanyiannya keluar dari lubuk hatinya yang terdalam. Nyanyiannya menggugah jiwa. Ia berada dalam tekanan fisik dan mental begitu berat sebagai penarik becak saya kira sehingga menyanyi memberikan kedamaian batin dan dimensi yang berbeda sebagai seorang penampil," kata Noor, sambil menambahkan show itu telah membangkitkan minat pada lagu-lagu rakyat yang hampir mati.
Saat ini Ali hanya memperoleh penghasilan 10.000 taka (145 dolar untuk setiap penampilan - kenaikan penghasilan yang besar dari pendapatan sekitar 150 hingga 200 taka per hari dari mengayuh becak. Moda transportasi roda tiga itu kini masih menjadi wahana paling murah dan sering menjadi alat transportasi yang mampu menembus jalan-jalan sempit Dhaka dan merupakan sumber penghasilan penting bagi banyak orang di negara miskin itu.
Ali akan merilis album solonya pada Januari tahun depan dan merencanakan akan membuka usaha dengan hadiah 100.000 taka atau sekitar Rp 18 juta yang diperolehnya. "Sulit dipercaya saya kini penyanyi yang dihormati di negara ini," katanya.
"Sebelumnya, saya bukan siapa-siapa. Saya akan menghibur para penumpang untuk berusaha membuat mereka gembira jika mereka terjebak dalam kemacetan lalu lintas di Dhaka. Tak banyak uang diperoleh dari hasil menarik becak." (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar