Hal ini diungkapkan Nanan saat menghadiri "Smart Business Strategy on Charity Dinner Seminar" di Best Western Asean International Hotel, Medan, Sabtu (15/11) sekira pukul 17.30 Wib.
Menurut Nanan, polisi brengsek bukan hal baru lagi. Tak hanya di Indonesia, tapi di negara-negara maju pun polisi jenis ini masih banyak bertebaran.
"Tapi jangan gara-gara takut bertemu polisi brengsek, lantas pengusaha dan masyarakat takut mengikutsertakan pengamanan polisi dalam usahanya. Yang sering terjadi begitu ada masalah baru polisi dipanggil. Seharusnya sebelum ada masalah sudah ada pengamanan," kata Nanan dalam kata sambutannya.
Nanan mengaku keberengsekan polisi adalah persoalan lama yang mendarah daging yang ingin ditumpas sekarang.
"Oleh karenanya pengusaha dan masyarakat jangan segan untuk melaporkannya langsung kepada saya ke nomor handphone saya 0811877878," kata Nanan. Begitu Nanan menyebutkan nomor ponselnya, para tamu langsung mencatat.
Diiringi alunan petikan musik akustik dan sajian makan malam yang hangat, suasana semakin sempurna saja manakala kedua topik tadi menjadi menu dessert para tamu.
Sementara itu, Ronald Tedjasasmita, SE, Mpd selaku HR Business Consultant & Lead Instructur from Finger Print Network Jakarta, mengutarakan fakta lain tentang pendidikan di Medan kurang berkualitas yang disebabkan karena mahasiswa hanya mencari gelar, pengajar tidak berkualitas dan materi pengajaran yang kurang up to date.
"Dunia usaha tidak hanya butuh semangat dan keberanian tetapi juga kepandaian berpikir sistematis dan kecakapan teknis. Di saat perusahaan membutuhkan kecepatan justru produk yang dihasilkan pendidikan tidak berkualitas. Sarjana di Medan kurang siap kerja sehingga manajemen perusahaan perlu mencari terobosan baru untuk pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.
"Bila hal ini terus berlanjut orang-orang dari luar Medan yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di perusahaan-perusahaan di Medan," tambah Ronald.
Acara yang digelar ini menghadirkan dua pembicara lain Dr. Bayu Prawira HIE, MBA yang menjabat Executive Director Intellectual Business Community, Host of Smart Business Strategis di Smart FM Radio, Strategic Expert Consultant, dan Host of CEO Reference TV Program di Q-TV serta Sian Yet selaku Consultant Trend marketing.
Di sesinya, Sian Yet mengupas permasalahan bisnis di Medan yakni masih banyaknya perusahaan di Medan yang tertinggal dalam inovasi pemasaran karena kurangnya sumber daya manusia. Selain sumber daya yang menjadi penghalang lain adalah kurangnya sistem dan perhatian terhadap hak paten. Ia juga menekankan orientasi pada marketing dan brand. Sedang Bayu membahas mengenai krisis global dan bisnis outlook 2009. Di sela-sela seminar digelar lelang amal beberapa lukisan milik Panji Sutrisno; pelukis handal kepunyaan Medan. (harian-global)
Menurut Nanan, polisi brengsek bukan hal baru lagi. Tak hanya di Indonesia, tapi di negara-negara maju pun polisi jenis ini masih banyak bertebaran.
"Tapi jangan gara-gara takut bertemu polisi brengsek, lantas pengusaha dan masyarakat takut mengikutsertakan pengamanan polisi dalam usahanya. Yang sering terjadi begitu ada masalah baru polisi dipanggil. Seharusnya sebelum ada masalah sudah ada pengamanan," kata Nanan dalam kata sambutannya.
Nanan mengaku keberengsekan polisi adalah persoalan lama yang mendarah daging yang ingin ditumpas sekarang.
"Oleh karenanya pengusaha dan masyarakat jangan segan untuk melaporkannya langsung kepada saya ke nomor handphone saya 0811877878," kata Nanan. Begitu Nanan menyebutkan nomor ponselnya, para tamu langsung mencatat.
Diiringi alunan petikan musik akustik dan sajian makan malam yang hangat, suasana semakin sempurna saja manakala kedua topik tadi menjadi menu dessert para tamu.
Sementara itu, Ronald Tedjasasmita, SE, Mpd selaku HR Business Consultant & Lead Instructur from Finger Print Network Jakarta, mengutarakan fakta lain tentang pendidikan di Medan kurang berkualitas yang disebabkan karena mahasiswa hanya mencari gelar, pengajar tidak berkualitas dan materi pengajaran yang kurang up to date.
"Dunia usaha tidak hanya butuh semangat dan keberanian tetapi juga kepandaian berpikir sistematis dan kecakapan teknis. Di saat perusahaan membutuhkan kecepatan justru produk yang dihasilkan pendidikan tidak berkualitas. Sarjana di Medan kurang siap kerja sehingga manajemen perusahaan perlu mencari terobosan baru untuk pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.
"Bila hal ini terus berlanjut orang-orang dari luar Medan yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di perusahaan-perusahaan di Medan," tambah Ronald.
Acara yang digelar ini menghadirkan dua pembicara lain Dr. Bayu Prawira HIE, MBA yang menjabat Executive Director Intellectual Business Community, Host of Smart Business Strategis di Smart FM Radio, Strategic Expert Consultant, dan Host of CEO Reference TV Program di Q-TV serta Sian Yet selaku Consultant Trend marketing.
Di sesinya, Sian Yet mengupas permasalahan bisnis di Medan yakni masih banyaknya perusahaan di Medan yang tertinggal dalam inovasi pemasaran karena kurangnya sumber daya manusia. Selain sumber daya yang menjadi penghalang lain adalah kurangnya sistem dan perhatian terhadap hak paten. Ia juga menekankan orientasi pada marketing dan brand. Sedang Bayu membahas mengenai krisis global dan bisnis outlook 2009. Di sela-sela seminar digelar lelang amal beberapa lukisan milik Panji Sutrisno; pelukis handal kepunyaan Medan. (harian-global)
0 komentar :
Posting Komentar