Industri perbankan nasional masih sangat sehat. Kalau pun ada kasus satu bank gagal kliring, hal itu tidak bisa digeneralisasi bahwa semua bank sedang kesulitan. Lagipula, gagal kliring bukan parameter utama untuk mengatakan bahwa perbankan nasional sedang krisis.
"Kondisi bank-bank di tanah air semuanya masih sangat sehat, tidak perlu ada kekhawatiran," ujar Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Agus Martowardojo usai breakfast meeting bersama wartawan di kantornya kemarin (20/11).
Dirut PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) itu meminta agar masyarakat tidak terpengaruh oleh rumor-rumor tak jelas soal perbankan nasional. "Kondisi memang sulit, tapi semuanya masih dan akan selalu terkendali," tuturnya.
Mantan kandidat gubernur BI itu mencontohkan pemberitaan soal Bank Century yang dinilainya malah membuat masyarakat takut. "Saya baru pulang dari London, bertemu 120 investor. Semuanya tanya itu, dan menggeneralisasi bahwa semua bank (nasional) sedang kesulitan," ujarnya.
Salah satu parameter yang menunjukkan bahwa kondisi perbankan masih stabil, kata dia, adalah penyaluran kredit yang lancar. Loan to deposit ratio (LDR, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga) masih dalam kategori sehat, di kisaran 79 persen.
Saat ini, ada sekira Rp 400 triliun DPK yang belum dikucurkan dalam bentuk kredit dari total DPK Rp 1.600 triliun. Hal itu mengindikasikan masih banyak potensi dana yang bisa disalurkan ke masyarakat.
"Tapi, tentu bank akan hati-hati, melihat tergantung bagaimana kualitas proyek yang diajukan calon debitur," tutur Agus.
Khusus untuk likuiditas valas, Agus mengakui memang saat ini sedang ketat. "Kalau terlihat LDR valas sangat tinggi itu karena memang DPK valas tidak banyak," jelasnya.
Agus mengakui, pada kuartal empat memang gerak perbankan akan lebih pelan. "Tapi, sekali lagi itu bukan berarti perbankan sedang kesulitan. Semua stakeholder harus menyamakan persepsi, jangan satu kasus kecil dibesar-besarkan yang nantinya bisa memicu rush," tuturnya.
Wadirut Bank Mandiri Wayan Agus Mertayasa mengatakan, bank memang mulai berpikir ulang terhadap semua rencana ekspansinya. Tapi, itu bukan berarti bukti bahwa bank dalam kondisi limbung. "Para bankir hanya berhati-hati, meningkatkan risk management," tuturnya.
Di Bank Mandiri, pascagagal mengakuisisi Bank Indover di Belanda, perseroan tetap menyusun sejumlah rencana alternatif untuk pengembangan di pasar internasional. "Tapi, yang jelas tidak tahun ini. Kita sedang review semuanya. Intinya, tetap akan ekspansi tapi penuh kecermatan," jelas Wayan. (jawapos.co.id)
"Kondisi bank-bank di tanah air semuanya masih sangat sehat, tidak perlu ada kekhawatiran," ujar Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Agus Martowardojo usai breakfast meeting bersama wartawan di kantornya kemarin (20/11).
Dirut PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) itu meminta agar masyarakat tidak terpengaruh oleh rumor-rumor tak jelas soal perbankan nasional. "Kondisi memang sulit, tapi semuanya masih dan akan selalu terkendali," tuturnya.
Mantan kandidat gubernur BI itu mencontohkan pemberitaan soal Bank Century yang dinilainya malah membuat masyarakat takut. "Saya baru pulang dari London, bertemu 120 investor. Semuanya tanya itu, dan menggeneralisasi bahwa semua bank (nasional) sedang kesulitan," ujarnya.
Salah satu parameter yang menunjukkan bahwa kondisi perbankan masih stabil, kata dia, adalah penyaluran kredit yang lancar. Loan to deposit ratio (LDR, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga) masih dalam kategori sehat, di kisaran 79 persen.
Saat ini, ada sekira Rp 400 triliun DPK yang belum dikucurkan dalam bentuk kredit dari total DPK Rp 1.600 triliun. Hal itu mengindikasikan masih banyak potensi dana yang bisa disalurkan ke masyarakat.
"Tapi, tentu bank akan hati-hati, melihat tergantung bagaimana kualitas proyek yang diajukan calon debitur," tutur Agus.
Khusus untuk likuiditas valas, Agus mengakui memang saat ini sedang ketat. "Kalau terlihat LDR valas sangat tinggi itu karena memang DPK valas tidak banyak," jelasnya.
Agus mengakui, pada kuartal empat memang gerak perbankan akan lebih pelan. "Tapi, sekali lagi itu bukan berarti perbankan sedang kesulitan. Semua stakeholder harus menyamakan persepsi, jangan satu kasus kecil dibesar-besarkan yang nantinya bisa memicu rush," tuturnya.
Wadirut Bank Mandiri Wayan Agus Mertayasa mengatakan, bank memang mulai berpikir ulang terhadap semua rencana ekspansinya. Tapi, itu bukan berarti bukti bahwa bank dalam kondisi limbung. "Para bankir hanya berhati-hati, meningkatkan risk management," tuturnya.
Di Bank Mandiri, pascagagal mengakuisisi Bank Indover di Belanda, perseroan tetap menyusun sejumlah rencana alternatif untuk pengembangan di pasar internasional. "Tapi, yang jelas tidak tahun ini. Kita sedang review semuanya. Intinya, tetap akan ekspansi tapi penuh kecermatan," jelas Wayan. (jawapos.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar