Niat curang ini terlihat dalam proses penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2008 di Blitar. Salah satu peminat, sebut saja namanya Dewo, 32, mengaku sedang mencari jalan belakang agar bisa menjadi CPNS. Ia sedang mencari orang yang bisa menyediakan bocoran soal ujian. Bocoran soal dianggap bisa mempermudah memenangi persaingan yang pasti amat ketat. “Kalau calo katanya sudah sulit, sekarang yang dicari bocoran soal ujian saja,” ujar Dewo kepada Surya, Senin(17/11).
Menurutnya, masuk lewat calo sangat berisiko, selain tarifnya terlalu tinggi juga bisa kena tipu. Curang di ujian menurutnya lebih aman. ”Kan mirip ujian nasional. Bedanya, soal ujian CPNS dibuat di daerah. Pasti ada celah untuk dapat bocoran,” katanya.
Soal harga bocoran soal, Dewo mengaku mendapat informasi harga antara Rp 20 juta – Rp 25 juta. Ini lebih murah dibanding tarif calo yang bisa mencapai Rp 75 juta/orang. “Kalau soal kan bisa ditanggung beberapa orang yang mau, tidak harus sendirian,” tandasnya. Pria itu segera mengalihkan pembicaraan ketika ditanya apakah sudah punya informasi di mana bisa mendapat bocoran itu.
Pada penerimaan CPNS 2008 di Jawa Timur, banyak kota/kabupaten menggandeng pihak ketiga. Misalnya Pemkab Blitar menggandeng Universitas Brawijaya Malang, dan Pemkot Blitar memilih Universitas Airlangga Surabaya. Dalam ujian tulis, pihak ketiga bertugas membuat soal, mengoreksi jawaban hingga mengolah hasilnya untuk menentukan siapa yang diterima dan tidak.
Materi tes tulis terdiri atas Tes Kompetensi Dasar (TKD) meliputi pengetahuan umum, tes bakat skolastik, skala kematangan dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) sesuai dengan bidang atau formasi yang diminati.
Ancaman kebocoran soal ini bukannya tidak disadari pengambil kebijakan di Blitar. Panitia Pengadaan CPNS Kabupaten Blitar melalui Kasi Pengembangan Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Suradi, mengakui masuk akal jika para peminat CPNS mencari bocoran soal. “Tapi kami sudah berusaha mencegah kebocoran soal,” tutur Suradi.
Karena itu, kata Suradi, pembuatan soal dan penggandaannya ditangani panitia dan tim Universitas Brawijaya. Panitia, kata Suradi, tidak mau mengambil risiko kecolongan dengan menggandakan soal di Blitar. Soal akan digandakan sesuai kebutuhan dan dikirim dari Malang langsung disimpan di Mapolres Blitar. “Soal didistribusikan dari Polres ke lokasi tes dengan kawalan dua anggota polisi di setiap mobil pembawa soal,” terangnya.Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan DPRD Kabupaten Blitar, Sukamdi mengaku dengan kebocoran soal dalam sistem seleksi CPNS 2008 berbeda dari sebelumnya itu. “Kalau ternyata banyak pemburu bocoran soal, yang perlu diperhatikan adalah jaminan keamanan dari panitia agar soal tidak bocor,” kata Sukamdi.
Kekhawatiran yang sama diungkapkan Ketua Komisi A DPRD Pamekasan, Hosnan Achmadi. Ia mengajak semua pihak mengawasi jalannya rekrutmen CPNS kali ini. ”Para peserta seleksi juga jangan terpengaruh tawaran makelar seperti yang selama ini terjadi. Loloslah dengan usaha sendiri,” katanya.
Sementara itu, di Kota Pasuruan yang sedang merekrut 259 formasi CPNS, seorang pelamar CPNS sudah ditawari lolos dengan membayar Rp 50 juta oleh seorang calo.
“Orang tua saya diminta menyiapkan dana antara Rp 35 juta hingga Rp 50 juta agar saya dapat diterima sebagai PNS. Nilainya tergantung formasi. Jika formasinya banyak dan peminatnya sedikit uangnya juga sedikit,” terang seorang pendaftar CPNS yang enggan disebut namanya.
Tawaran calo ini disambut para orangtua yang ingin anaknya menjadi PNS. Terbukti beberapa orang menitip informasi calo kepada Surya. “Kalau punya koneksi orang dalam saya tolong dibantu, urusan uang itu mudah dan akan saya usahakan. Kasihan anak saya sudah lulus kuliah tapi belum bekerja. Namanya orang tua, tentu ingin melihat anaknya bekerja di posisi yang nyaman seperti pegawai negeri,” pinta orang yang mengaku bernama Munarman, warga Bugul Kidul Kota Pasuruan.
Keberadaan calo ini langsung dibantah Muljatini, Kabag Kepegawaian Pemkot Pasuruan. Ia berjanji penerimaan CPNS dirancang obyektif dan setransparan mungkin. Namun ia mengaku pernah ditanyai soal tawaran calo itu. “Saya jawab itu tidak benar dan jika memang ada saya minta makelar itu untuk diseret,” tandas Muljatini.
Dengan sistem seleksi yang begitu ketat, seorang calo CPNS dari Surabaya mengaku tidak gentar, karena ia yakin masih ada celah untuk mengambil untung. ”Yang penting berapa nomor pendaftarannya, nanti bisa diusahakan,” katanya.
Dari pengalaman dua tahun lalu, calo ini mampu melobi orang-orang yang punya akses langsung pada koreksi hasil ujian dan menitipkan nomor pendaftaran kliennya agar nilainya bisa diatur. ”Dulu tarifnya Rp 65 juta untuk lulusan SMA dan Rp 100 juta untuk sarjana,” katanya.
Namun untuk seleksi tahun ini ia belum memutuskan akan ikut berebut rezeki atau tidak. Alasannya, ia perlu menghitung risiko karena bisa jadi sistem lebih ketat.
Sementara itu, untuk menghindari percaloan, panitia seleksi CPNS Kabupaten Sumenep mensyaratkan pengiriman berkas lamaran lewat kantor pos. Dengan begitu antara panitia dan pelamar tidak akan bertemu. ”Meskipun melalui jasa Posindo, kami jamin berkas lamaran dari pelamar yang lengkap langsung diberi nomor registrasi,” kata M Carto, anggota Tim Pengadaan CPNS 2008 Sumenep.
Untuk itu panitia menyiapkan tim khusus di tiap kantor pos kecamatan untuk memilah berkas lamaran dan memberi nomor registrasi. Namun, kemungkinan bertemunya pelamar dengan panitia juga masih terbuka karena di luar kantor pos panitia menyiagakan petugas yang siap melayani pertanyaan pelamar soal persyaratan dan prosedur pendaftaran.
Kemungkinan masih beredarnya calo tidak ditampik Plt Sekda Kabupaten Kediri, Supoyo. Memurutnya, para calo itu tak lain ‘orang dalam’ atau pegawai pemda setempat.
“Tapi kami berupaya keras agar Kabupaten Kediri bebas calo CPNS. Kalau nanti ada pegawai kami yang terlibat calo CPNS, mereka akan kami pecat,” tegas Supoyo.
Menurutnya, kerja sama dengan Universitas Brawijaya dalam proses seleksi kali ini juga menutup celah aksi calo dan permainan uang. Kampus, kata Supoyo akan menangani langsung mulai seleksi administrasi, pembuatan soal hingga koreksi hasil ujian. “Jadi tidak mungkin juga ada soal bocor,” katanya.
Kabag Formasi dan Pengembangan Pemprov Jatim, Drs Mardiono MSi mengatakan upaya pembocoran soal ujian CPNS itu tidak akan mudah. Selain melibatkan perguruan tinggi yang bekerja independent, panitia seleksi se-Jawa Timur juga melibatkan kepolisian, DPRD, badan pengawas dan lembaga pengawasan inspektorat. “Lembaga-lembaga itu harus ikut ngontrol untuk mengantisipasi kemungkinan soal bocor dan KKN,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, kata Mardiono, adalah mengawal hasil ujian. Perguruan tinggi akan menetapkan ranking berdasarkan nilai ujian dan menurutnya urutan teratas lah yang seharusnya diterima. “Karena yang memilih Pemda, maka proses penentuan siapa yang diterima ini juga harus diawasi juga,” kata Mardiono menegaskan. (surya)
1 komentar :
inilah akibatnya kalau waktu sekolah dulu sering nyontek, tidak perhatian sama materi pelajaran, mengangap sekolah sbg tempat cari pergaulan.. apa gak ada kerjaan lain selain pns?.emangnya kalau gak jadi pns gak keren? 25 juta? mending beli motor 2 lu ojekin!!!
Posting Komentar