Krisis finansial di Amerika Serikat telah menular ke Eropa. Pemerintah di sejumlah negara di Eropa terpaksa melakukan aksi penyelamatan lembaga-lembaga keuangan untuk mencegah kejatuhan yang lebih buruk.
Pemerintah Inggris, Jerman, Belgia dan sejumlah negara Eropa lain terpaksa menyuntikkan miliaran dolar untuk lembaga keuangannya. Langkah itu mengikuti langkah penyelamatan senilai US$ 700 miliar yang diumumkan pemerintah AS.
Rencana tersebut kini sedang dibahas oleh DPR AS, dan rencananya anggota kongres akan melakukan votingnya pada Senin (29/9/2008) waktu setempat. Kongres diharapkan bisa menyetujui langkah penyelamatan yang dikonsep untuk menghindarkan AS dari krisis terburuk sejak peristiwa Great Depresion era 1930-an silam.
Langkah penyelamatan terbesar dilakukan oleh trio Belanda, Belgia dan Luxemburg yang menyuntikkan EUR 11,2 miliar atau setara dengan US$ 16,4 miliar untuk Fortis Group. Penyelamatan Fortis dilakukan setelah ada pembicaraan darurat dengan Gubernur Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet.
Di Inggris, pemerintah terpaksa melakukan nasionalisasi sebagian dari aset Bradford & Bingley untuk menghindari kerusakan sistemik. Sebagian aset dari B&B juga dijual kepada bank Spanyol, Santander. Nasionalisasi ini merupakan kelanjutan dari pengambilalihan HBOS dan nasionalisasi Northern Rock pada Februari lalu.
Pemerintah Jerman dan konsorsium bank juga harus menyediakan US$ 51,2 miliar dalam bentuk jaminan kredit kepada Hypo Real Estate.
"Tujuan dari seluruh operasi ini adalah untuk memberi nafas kepada Hypo Real Estate," ujar juru bicara Depkeu Jerman, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/9/2008).
Islandia pun harus melakukan langkah serupa. Pemerintah Islandia akhirnya mengambil alih 75% saham dari bank terbesar ketiganya, Glitnir.
Semua langkah penyelamatan ini belum termasuk miliaran dolar uang yang digelontorkan bank sentral di Eropa untuk mencegah keringnya likuiditas.
Ditengah semua kekisruhan tersebut, bursa-bursa dunia berjatuhan lagi. Bursa-bursa Asia sudah terlebih dulu berguguran. Indeks saham di Hong Kong anjlok 4,3%, Tokyo melorot 1,26%, Sydney turun 2% dan Seoul turun 1,35%.
Setelah itu giliran bursa Eropa yang mengalami penurunan tajam di awal pekan ini. Indeks FTSE turun 3,25%, Paris turun 3,23% dan Frankfurt anjlok 2,55%.
Sementara Wall Street juga dibuka langsung melemah. Indeks Dow Jones dibuka langsung turun 1,49% ke level 10.977,30.
"Bailout oleh pemerintah di Eropa memberikan petunjuk penting bahwa gejolak finansial yang bermula dari AS kini jelas sekali sudah menjadi masalah global," ujar Lee Hardman, analis dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di London seperti dikutip dari AFP.
Saham-saham finansial di Eropa terus berjatuhan. Hypo Real Estate terpangkas hingga 70%, Commerzbank anjlok 18%, Fortis melorot 12%.
"Dalam pandangan kami, sementara rencana bailout akan mengurangai risiko kolaps secara sistemik, masih akan ada risiko penurunan. Paling tidak semua yang berhubungan dengan pelemahan yang berlarut-larut dalam perekonomian global," kata David Woo, analis dari Barclays Capital.
Sumber: Detikfinance
Pemerintah Inggris, Jerman, Belgia dan sejumlah negara Eropa lain terpaksa menyuntikkan miliaran dolar untuk lembaga keuangannya. Langkah itu mengikuti langkah penyelamatan senilai US$ 700 miliar yang diumumkan pemerintah AS.
Rencana tersebut kini sedang dibahas oleh DPR AS, dan rencananya anggota kongres akan melakukan votingnya pada Senin (29/9/2008) waktu setempat. Kongres diharapkan bisa menyetujui langkah penyelamatan yang dikonsep untuk menghindarkan AS dari krisis terburuk sejak peristiwa Great Depresion era 1930-an silam.
Langkah penyelamatan terbesar dilakukan oleh trio Belanda, Belgia dan Luxemburg yang menyuntikkan EUR 11,2 miliar atau setara dengan US$ 16,4 miliar untuk Fortis Group. Penyelamatan Fortis dilakukan setelah ada pembicaraan darurat dengan Gubernur Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet.
Di Inggris, pemerintah terpaksa melakukan nasionalisasi sebagian dari aset Bradford & Bingley untuk menghindari kerusakan sistemik. Sebagian aset dari B&B juga dijual kepada bank Spanyol, Santander. Nasionalisasi ini merupakan kelanjutan dari pengambilalihan HBOS dan nasionalisasi Northern Rock pada Februari lalu.
Pemerintah Jerman dan konsorsium bank juga harus menyediakan US$ 51,2 miliar dalam bentuk jaminan kredit kepada Hypo Real Estate.
"Tujuan dari seluruh operasi ini adalah untuk memberi nafas kepada Hypo Real Estate," ujar juru bicara Depkeu Jerman, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/9/2008).
Islandia pun harus melakukan langkah serupa. Pemerintah Islandia akhirnya mengambil alih 75% saham dari bank terbesar ketiganya, Glitnir.
Semua langkah penyelamatan ini belum termasuk miliaran dolar uang yang digelontorkan bank sentral di Eropa untuk mencegah keringnya likuiditas.
Ditengah semua kekisruhan tersebut, bursa-bursa dunia berjatuhan lagi. Bursa-bursa Asia sudah terlebih dulu berguguran. Indeks saham di Hong Kong anjlok 4,3%, Tokyo melorot 1,26%, Sydney turun 2% dan Seoul turun 1,35%.
Setelah itu giliran bursa Eropa yang mengalami penurunan tajam di awal pekan ini. Indeks FTSE turun 3,25%, Paris turun 3,23% dan Frankfurt anjlok 2,55%.
Sementara Wall Street juga dibuka langsung melemah. Indeks Dow Jones dibuka langsung turun 1,49% ke level 10.977,30.
"Bailout oleh pemerintah di Eropa memberikan petunjuk penting bahwa gejolak finansial yang bermula dari AS kini jelas sekali sudah menjadi masalah global," ujar Lee Hardman, analis dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di London seperti dikutip dari AFP.
Saham-saham finansial di Eropa terus berjatuhan. Hypo Real Estate terpangkas hingga 70%, Commerzbank anjlok 18%, Fortis melorot 12%.
"Dalam pandangan kami, sementara rencana bailout akan mengurangai risiko kolaps secara sistemik, masih akan ada risiko penurunan. Paling tidak semua yang berhubungan dengan pelemahan yang berlarut-larut dalam perekonomian global," kata David Woo, analis dari Barclays Capital.
Sumber: Detikfinance
0 komentar :
Posting Komentar