Malam sudah larut, anda dan suami sudah berada di tempat tidur. Suasana nyaman menimbulkan suasana romantis. anda berduapun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bermesraan.
Ketika sedang ‘seru-serunya’ tiba-tiba, Mama..., si kecil yang masih balita dan tidur di dalam boks di kamar anda terbangun. Ia menatap bingung ke arah anda berdua yang sedang ‘beraksi’....
Bisa salah persepsi. Di negara-negara Barat, masalah anak-anak tak sengaja melihat kegiatan intim ayah dan ibunya jarang terjadi. Karena, menurut Winarini Wilman B. Mansoer, Ph.D., pengajar Psikologi Perkembangan dan Pascasarjana Fakultas Psikologi UI dalam sebuah artikel, budaya Barat menganut sistem individualistis. Umumnya, mereka sudah memisahkan kamar dengan si kecil sejak hari pertama si kecil kembali dari rumah bersalin.
Sebaliknya, pada masyarakat Timur, termasuk di keluarga-keluarga Indonesia, kebersamaan merupakan hal yang sangat penting. Malah, ada anak-anak yang masih tidur satu kamar, bahkan satu ranjang, dengan orang tuanya hingga menjelang remaja. Hal ini bisa mengganggu privasi ayah-bundanya. Bagaimana mau berhubungan seks yang berkualitas, jika anda berdua khawatir si kecil terbangun.
Anda memang patut waspada jika kegiatan ini dipergoki si kecil. Menurut Wina, menyitir teori psikoanalisis Sigmund Freud, melihat kegiatan seksual orang tua bisa diinterpretasikan mengerikan oleh seorang anak.
Dikhawatirkan pula kegiatan seksual ayah dan ibu ini ditiru anak. Perkembangan jiwa, karakter, dan kebiasaan anak biasanya tumbuh mengikuti prinsip modeling, yaitu meniru perilaku orang tuanya.
Jangan panik. Bagaimana jika sudah berhati-hati, anda ‘tertangkap basah’ juga? Jangan panik. Usahakan untuk bersikap wajar. Jangan blingsatan, apalagi marah dan membentak si anak.
Tetapi, jika dia masih balita atau duduk di sekolah dasar, sebaiknya segera hentikan kegiatan anda, Berpakaianlah sepantasnya untuk menenangkannya. Jika anak anda belum berusia satu tahun, kegiatan ini belum berdampak apa pun bagi dirinya. Meski begitu, sebaiknya anda temani ia kembali tidur sebelum melanjutkan lagi kegiatan anda.
Ketika sedang ‘seru-serunya’ tiba-tiba, Mama..., si kecil yang masih balita dan tidur di dalam boks di kamar anda terbangun. Ia menatap bingung ke arah anda berdua yang sedang ‘beraksi’....
Bisa salah persepsi. Di negara-negara Barat, masalah anak-anak tak sengaja melihat kegiatan intim ayah dan ibunya jarang terjadi. Karena, menurut Winarini Wilman B. Mansoer, Ph.D., pengajar Psikologi Perkembangan dan Pascasarjana Fakultas Psikologi UI dalam sebuah artikel, budaya Barat menganut sistem individualistis. Umumnya, mereka sudah memisahkan kamar dengan si kecil sejak hari pertama si kecil kembali dari rumah bersalin.
Sebaliknya, pada masyarakat Timur, termasuk di keluarga-keluarga Indonesia, kebersamaan merupakan hal yang sangat penting. Malah, ada anak-anak yang masih tidur satu kamar, bahkan satu ranjang, dengan orang tuanya hingga menjelang remaja. Hal ini bisa mengganggu privasi ayah-bundanya. Bagaimana mau berhubungan seks yang berkualitas, jika anda berdua khawatir si kecil terbangun.
Anda memang patut waspada jika kegiatan ini dipergoki si kecil. Menurut Wina, menyitir teori psikoanalisis Sigmund Freud, melihat kegiatan seksual orang tua bisa diinterpretasikan mengerikan oleh seorang anak.
Dikhawatirkan pula kegiatan seksual ayah dan ibu ini ditiru anak. Perkembangan jiwa, karakter, dan kebiasaan anak biasanya tumbuh mengikuti prinsip modeling, yaitu meniru perilaku orang tuanya.
Jangan panik. Bagaimana jika sudah berhati-hati, anda ‘tertangkap basah’ juga? Jangan panik. Usahakan untuk bersikap wajar. Jangan blingsatan, apalagi marah dan membentak si anak.
Tetapi, jika dia masih balita atau duduk di sekolah dasar, sebaiknya segera hentikan kegiatan anda, Berpakaianlah sepantasnya untuk menenangkannya. Jika anak anda belum berusia satu tahun, kegiatan ini belum berdampak apa pun bagi dirinya. Meski begitu, sebaiknya anda temani ia kembali tidur sebelum melanjutkan lagi kegiatan anda.
Sebaiknya anda mengajaknya bicara mengenai apa yang telah dilihat. Usahakan sebisa mungkin menerangkan dengan bahasa yang bisa dimengerti anak-anak. Tekankanlah, bahwa yang anda lakukan bersama suami adalah ekspresi kasih sayang dari anda sebagai ibunya dan ayahnya. Katakan pula, kegiatan itu merupakan kegiatan yang wajar dilakukan oleh orang yang sudah menikah.
Hubungan intim memang tabu jika terlihat anak anda, tidak demikian dengan kemesraan seperti berpelukan atau melakukan ciuman ringan. Memperlihatkan kemesraan semacam itu bisa menjadi pertanda orang tua saling menyayangi dan harmonis, sehingga menimbulkan rasa aman bagi anak-anak. Selain itu, pelukan dan ciuman ringan itu bisa menjadi ajang pembelajaran bagi anak-anak untuk mengekspresikan kasih sayang, agar mereka tidak tumbuh menjadi generasi yang kering kasih sayang.
Sumber: perempuan.com
1 komentar :
Lebih2 jika kita melihat kehidupan keluarga yang kurang mampu, yang cuma punya satu ruang tidur, sangat mungkin si anak sering melihat ortunya bercengkerama.
Apakah sex yang tidak berkwalitas kemudian menjadikan perselingkuhan menjamur ? Dengan pasangan resmi tidak-berkwalitas, kemudian dengan pasangan selingkuh menjadi berkwalitas karena dilakukan dihotel ?
Posting Komentar