Bayi Berkepala Dua Lahir di Musi Banyuasin - Jika pada beberapa bulan lalu di blog Karo Cyber sudah dipublikasikan foto-foto dan video Manusia berkepala dua yang kini sudah tumbuh menjadi 2 orang gadis dalam satu tubuh di Amerika Serikat, maka baru-baru ini di Indonesia, tepatnya di Desa Tebingbulan, Kecamatan Sungaikeruh, Musi Banyuasin lahir bayi berkepala dua dengan 2 jenis kelamin yang berbeda.
Santi nama ibu bayi tersebut melahirkan bayinya pada, Minggu (11/9) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Minggu (11/9) sekitar pukul 11.55. Dari pemberitaan yang diturunkan oleh Tribun Palembang mengutip pernyataan dokter di RSUD Sekayu, bayi tersebut lahir sesar dengan berat 2 kg. Saat lahir kondisi bayi tersebut memiliki kelainan yang diperkirakan kembar dempet dada.
Dokter Emir Fachruddin, yang menangani kelahiran bayi ini mengatakan, sebelumnya pasien datang dengan keluhan mules dan sudah keluar lendir. Dari pengakuan ibu bayi, sebelum dibawa ke RSUD Sekayu, pasien terlebih dahulu telah mendapat penanganan dari dukun dan bidan di desa mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, barulah diketahui kondisi bayi yang memiliki kelainan.
"Pasien dioperasi sesar 45 menit. Proses persalinan lancar. Dengan kondisi seperti itu, bayi akan mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kemungkinan dilakukan operasi pemisahan," ujarnya.
Hingga pukul 18.30 kemarin, bayi tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU. Bayi yang belum diberi nama itu ditempatkan dalam inkubator. Bayi masih dibantu alat bantu oksigen, infus, dan bed sign monitor.
"Kita tidak bisa memprediksi kesehatan bayi. Menurut kami ia harus mendapat penanganan serius dan kami sarankan untuk dirujuk ke RSMH Palembang. Itu sudah kita sampaikan kepada orangtuanya tapi di luar dugaan mereka malah menolak dengan alasan biaya," tambah Emir.
Suami Santi, Kusmadi, ditemani Rusmaladewi ibunya, mengaku pasrah dengan kondisi yang dialami bayinya.
Meski sudah mendapat arahan dan saran dari dokter untuk dirujuk ke Palembang, dirinya tetap bersikukuh meminta perawatan dilakukan di RSUD Sekayu saja.
"Pengobatan boleh jadi gratis Pak. Tapi di sana juga perlu biaya hidup. Saya yakin selama perawatan tidak sedikit biaya hidup yang harus kami keluarkan," kata Kusmadi yang nampak gusar dengan kehadiran para wartawan. Ia tidak banyak bicara, lantaran tidak ingin kondisi anaknya diekspos.
Kabar kelahiran bayi yang memiliki kelainan ini pun didengar calon bupati dan calon wakil bupati Muba H Pahri Azhari dan Beni Hernedi yang baru selesai berkampanye di Keluang. Pahri-Beni bersama rombongan langsung menuju RSUD Sekayu untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga korna.
"Ini semua tentu di luar kehendak kita. Kepada keluarga harap bersabar, yakinlah ada hikmah di balik ini semua," ujar Pahri setelah menyerahkan bantuan kepada keluarga korban.
Dokter Emir Fachruddin, yang menangani kelahiran bayi ini mengatakan, sebelumnya pasien datang dengan keluhan mules dan sudah keluar lendir. Dari pengakuan ibu bayi, sebelum dibawa ke RSUD Sekayu, pasien terlebih dahulu telah mendapat penanganan dari dukun dan bidan di desa mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, barulah diketahui kondisi bayi yang memiliki kelainan.
"Pasien dioperasi sesar 45 menit. Proses persalinan lancar. Dengan kondisi seperti itu, bayi akan mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kemungkinan dilakukan operasi pemisahan," ujarnya.
Hingga pukul 18.30 kemarin, bayi tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU. Bayi yang belum diberi nama itu ditempatkan dalam inkubator. Bayi masih dibantu alat bantu oksigen, infus, dan bed sign monitor.
"Kita tidak bisa memprediksi kesehatan bayi. Menurut kami ia harus mendapat penanganan serius dan kami sarankan untuk dirujuk ke RSMH Palembang. Itu sudah kita sampaikan kepada orangtuanya tapi di luar dugaan mereka malah menolak dengan alasan biaya," tambah Emir.
Suami Santi, Kusmadi, ditemani Rusmaladewi ibunya, mengaku pasrah dengan kondisi yang dialami bayinya.
Meski sudah mendapat arahan dan saran dari dokter untuk dirujuk ke Palembang, dirinya tetap bersikukuh meminta perawatan dilakukan di RSUD Sekayu saja.
"Pengobatan boleh jadi gratis Pak. Tapi di sana juga perlu biaya hidup. Saya yakin selama perawatan tidak sedikit biaya hidup yang harus kami keluarkan," kata Kusmadi yang nampak gusar dengan kehadiran para wartawan. Ia tidak banyak bicara, lantaran tidak ingin kondisi anaknya diekspos.
Kabar kelahiran bayi yang memiliki kelainan ini pun didengar calon bupati dan calon wakil bupati Muba H Pahri Azhari dan Beni Hernedi yang baru selesai berkampanye di Keluang. Pahri-Beni bersama rombongan langsung menuju RSUD Sekayu untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga korna.
"Ini semua tentu di luar kehendak kita. Kepada keluarga harap bersabar, yakinlah ada hikmah di balik ini semua," ujar Pahri setelah menyerahkan bantuan kepada keluarga korban.
0 komentar :
Posting Komentar