Cerita Selingkuh - Kemarin sudah dipublikasi mengenai Kumpulan Cerita Katagori Selingkuh diblog ini dimana didalam tulisan tersebut sudah dikisahkan sebuah cerita perselingkuhan, dimana tulisan itu sendiri bersumber dari kompasiana. Pada tulisan ini akan dipublikasi lagi mengenai cerita selingkuh. Mungkin cerita selingkuh kali ini akan lebih hot lagi bila dibandingkan dengan cerita sebelumnya.
Menelisik dari judulnya, maka cerita selingkuh ini sangatlah menggoda untuk dibaca sampai selesai. Bagiamana tidak judul kalau judul aslinya saja adalah Selingkuh Dibalas Selingkuh. Penasarankan bagaiaman kisah selengkapnya yang ada didalam cerita selingkuh kali ini? Berikut adalah cerita selengkapnya, dimana cerita ini juga masih tetap bersumber dari kompasiana dengan nama penulis adalah Daveena.
Kalau bukan karena aku seorang Agmon Lover maka femina no. 50, periode 1-7 Januari 2011 ini gak bakalan kubeli. N here I am, pada sebuah taksi meluncur ke kantor sembari membaca femina dan membuka bonus ramalan 2011, di halaman belakang bonus ramalan itu tertulis trend 2011 - Perselingkuhan makin marak…sebagai wanita normal langsung telingaku berdiri saat Slengki dibahas. Oke deh masuk ke dalam bonus itu - ada tiga peramal disana: Mieke - Citra - Ferry, dan anehnya ketiganya satu suara bahwa di tahun 2011 perselingkuhan dalam rumah tangga akan makin marak. Lebih lanjut ketiganya juga satu suara bahwa ada perubahan dalam menyikapi perselingkuhan ini, yakni pasangan suami isteri mengambil sikap TST (tau sama tau). Bukan seperti pada tahun 2010 dimana perselingkuhan disikapi dengan “tangkap-bacok” uppss maksudku “tangkap-talak” maka pada tahun 2011 ini keinginan mempertahankan “keutuhan” rumah tangga begitu kuat. Sehingga terjadi perubahan sikap menjadi selingkuh dibalas selingkuh - istilah kata elo jual gue beli - ini menjadi seperti yang pernah dituliskan Kompasianer Beny Akumo disini - dialog sejenis ini tampaknya bakalan sering terjadi,
“Di dalam kendaraan itu si Ibu memeluk Bambang (sang supir) dan mereka pun berciuman “aku kangen kamu mBang, kita ke hotel dulu ya, si papap sampe jam brapa katanya di Kempinsky? masih dengan si sundel itu?” …. Sebab keutuhan rumah tangga walaupun sekedar menjadi istana pasirpun menjadi prioritas untuk dipertahankan.
Saat aku bergumam takjub, supir taksi bertanya, “Ada apa mbak?”, Ini lho pak, di majalah ini diramalkan bahwa perselingkuhan makin marak tapi kali ini suami-isteri sama-sama saling selingkuh.
Supir taksi yang sudah berumur itu tertawa dan berkata, “Saya ini kan saksinya mbak.” Oh ya?
Maka meluncurlah cerita dari mulutnya yang sering mangkal di malam hari pada daerah hiburan malam di kawasan Kota, S dan GC merupakan tempat favorite dimana bapak-bapak pejabat banyak meluangkan waktu malamnya. GC sendiri juga beberapa kali dipakai kantorku buat menjamu relasi-relasi… jadi cukup paham. Wanita-wanita penghibur yang jadi favorite adalah wanita Uzhbekistan dan Chungkok, rata-rata tarifnya/ malam Rp. 3juta dan ternyata wanita penghibur cuman dapet Rp.1.25 juta/klien karena Rp. 1.75 juta diambil oleh Mucikarinya. Supir taksi melanjutkan suatu hari dia mengangkut seorang mucikari yang berterus terang pada pak supir bahwa dia juga harus memberikan setoran pada para oknum keamanan atas nama uang penjagaan dan yang mengesalkan adalah selain uang penjagaan, para oknum juga minta jatah icip-icip para wanita penghibur itu.
Supir taksi melanjutkan bahwa tak sedikit wanita penghibur itu yang akhirnya jadi simpanan dan ditempatkan di apartemen-apartemen sekitar seperti di RT…kalau untuk kawasan kota tentunya yang banyak menyimpan adalah para pria kaya keturunan.
Nah dia melanjutkan bahwa para isteri juga gak mau ketinggalan, kawasan yang terkenal untuk mencari gigolo adalah lantai 5 BP - suatu pusat perbelanjaan ibukota, “Jangan salah mbak, ibu-ibu ini royal-royal lho. Tuh gigolo minta dibeliin motor atau mobil ya dikasih asal service memuaskan. Konon ibu-ibu ini hot-hot juga lho.”
Aku cuman geleng-geleng mendengar ceritanya, supir taksi makin bersemangat cerita (hihihi ternyata aku punya bakat mewawancarai juga), “Taksi menjadi sarana pilihan para pejabat karena mereka tak mau supirnya berkicau pada Ibu (isteri ybs).” Supir taksi itu juga menjadi langganan seorang pejabat yang rutin beberapa kali dalam seminggu tiap siang menyambangi 3 (sekali lagi dibaca tiga) simpanannya yang semuanya mahasiswi yang diletakkan pada 3 apartemen beda tower tapi pada kompleks yang sama. Begitu jam 12 teng si papap pejabat naik taksi dan ketiga simpanannya digilir hingga jam 1.30 sehingga jam 2.00 si papap dah ngantor kembali. “Lah 1.5 jam sama 3 orang tuh ngapain aja Pak, jangan-jangan tiap ceweknya tuh dah siap-siap angkat rok begitu papap datang trus bles-cabut dan si papap langsung jalan ke tempat laen, kali gitu ya Pak?,“
Supir taksi ketawa dan makin semangat bercerita, “Saya juga pernah harus mengantarkan seorang papap pulang ke rumah (dari airport usai dinas luarkota mampir dulu ke rumah simpanannya sebelum pulang ke rumah), di jalan dia dah wanti-wanti ntar kalau isterinya yang sering cemburuan tanya - jangan kasih tahu ya,” dan supir taksi menyatakan bahwa dia professional dan gak mau turut campur urusan rumah tangga orang, papap lega dan menyelipkan tip Rp.100 ribu diluar ongkos taksi. Alangkah terkejutnya supir taksi setiba di rumah megah papap itu melihat mamam menyambut dengan santun dan lembut menanyakan, “Gimana perjalanannya Pap, cape ya…?.” Mamam ternyata bukan isteri culamitan dan Papap mukanya memerah padam feelin guilty sendiri disambut pertanyaan lembut Mamam…supir taksi cuman bisa mengelus dada.
“Tau gak mba kenapa semua itu bisa terjadi?”, tanya si supir taksi. Kenapa Pak.
“Karena duit yang diperoleh bukan duit halal…mana ada PNS bisa punya penghasilan sebesar itu. Dan saya yakin 95% dari isteri sudah tahu hal itu tapi mereka diam saja karena mereka menikmati kemewahan yang ada tapi jadinya ya gitu… akhirnya kebahagiaan itu dicari kemana-mana termasuk ke kelamin-kelamin. Padahal kalau mereka hidup dari duit yang halal maka mereka akan merasa berkah yang mengalir dan hati yang tenteram,” dan aku hanya bisa mengangguk-angguk setuju. Aku sempat menanyakan instansi mana yang rawan selingkuh dan informasi dari supir taksi memang sudah jadi rahasia umum.
Aku juga baru selesai membaca novel “Nyonya Jetset” karya Alberthiene Endah berdasarkan true story yang memotret fenomena yang sama tapi di kalangan pengusaha - hasilnya tak jauh beda dengan fenomena yang dipotret supir taksi. Jadi kesimpulannya; enggak PNS enggak Pengusaha - saat bergelimang uang, itupun juga merupakan cobaan.
Menelisik dari judulnya, maka cerita selingkuh ini sangatlah menggoda untuk dibaca sampai selesai. Bagiamana tidak judul kalau judul aslinya saja adalah Selingkuh Dibalas Selingkuh. Penasarankan bagaiaman kisah selengkapnya yang ada didalam cerita selingkuh kali ini? Berikut adalah cerita selengkapnya, dimana cerita ini juga masih tetap bersumber dari kompasiana dengan nama penulis adalah Daveena.
Kalau bukan karena aku seorang Agmon Lover maka femina no. 50, periode 1-7 Januari 2011 ini gak bakalan kubeli. N here I am, pada sebuah taksi meluncur ke kantor sembari membaca femina dan membuka bonus ramalan 2011, di halaman belakang bonus ramalan itu tertulis trend 2011 - Perselingkuhan makin marak…sebagai wanita normal langsung telingaku berdiri saat Slengki dibahas. Oke deh masuk ke dalam bonus itu - ada tiga peramal disana: Mieke - Citra - Ferry, dan anehnya ketiganya satu suara bahwa di tahun 2011 perselingkuhan dalam rumah tangga akan makin marak. Lebih lanjut ketiganya juga satu suara bahwa ada perubahan dalam menyikapi perselingkuhan ini, yakni pasangan suami isteri mengambil sikap TST (tau sama tau). Bukan seperti pada tahun 2010 dimana perselingkuhan disikapi dengan “tangkap-bacok” uppss maksudku “tangkap-talak” maka pada tahun 2011 ini keinginan mempertahankan “keutuhan” rumah tangga begitu kuat. Sehingga terjadi perubahan sikap menjadi selingkuh dibalas selingkuh - istilah kata elo jual gue beli - ini menjadi seperti yang pernah dituliskan Kompasianer Beny Akumo disini - dialog sejenis ini tampaknya bakalan sering terjadi,
“Di dalam kendaraan itu si Ibu memeluk Bambang (sang supir) dan mereka pun berciuman “aku kangen kamu mBang, kita ke hotel dulu ya, si papap sampe jam brapa katanya di Kempinsky? masih dengan si sundel itu?” …. Sebab keutuhan rumah tangga walaupun sekedar menjadi istana pasirpun menjadi prioritas untuk dipertahankan.
Saat aku bergumam takjub, supir taksi bertanya, “Ada apa mbak?”, Ini lho pak, di majalah ini diramalkan bahwa perselingkuhan makin marak tapi kali ini suami-isteri sama-sama saling selingkuh.
Supir taksi yang sudah berumur itu tertawa dan berkata, “Saya ini kan saksinya mbak.” Oh ya?
Maka meluncurlah cerita dari mulutnya yang sering mangkal di malam hari pada daerah hiburan malam di kawasan Kota, S dan GC merupakan tempat favorite dimana bapak-bapak pejabat banyak meluangkan waktu malamnya. GC sendiri juga beberapa kali dipakai kantorku buat menjamu relasi-relasi… jadi cukup paham. Wanita-wanita penghibur yang jadi favorite adalah wanita Uzhbekistan dan Chungkok, rata-rata tarifnya/ malam Rp. 3juta dan ternyata wanita penghibur cuman dapet Rp.1.25 juta/klien karena Rp. 1.75 juta diambil oleh Mucikarinya. Supir taksi melanjutkan suatu hari dia mengangkut seorang mucikari yang berterus terang pada pak supir bahwa dia juga harus memberikan setoran pada para oknum keamanan atas nama uang penjagaan dan yang mengesalkan adalah selain uang penjagaan, para oknum juga minta jatah icip-icip para wanita penghibur itu.
Supir taksi melanjutkan bahwa tak sedikit wanita penghibur itu yang akhirnya jadi simpanan dan ditempatkan di apartemen-apartemen sekitar seperti di RT…kalau untuk kawasan kota tentunya yang banyak menyimpan adalah para pria kaya keturunan.
Nah dia melanjutkan bahwa para isteri juga gak mau ketinggalan, kawasan yang terkenal untuk mencari gigolo adalah lantai 5 BP - suatu pusat perbelanjaan ibukota, “Jangan salah mbak, ibu-ibu ini royal-royal lho. Tuh gigolo minta dibeliin motor atau mobil ya dikasih asal service memuaskan. Konon ibu-ibu ini hot-hot juga lho.”
Aku cuman geleng-geleng mendengar ceritanya, supir taksi makin bersemangat cerita (hihihi ternyata aku punya bakat mewawancarai juga), “Taksi menjadi sarana pilihan para pejabat karena mereka tak mau supirnya berkicau pada Ibu (isteri ybs).” Supir taksi itu juga menjadi langganan seorang pejabat yang rutin beberapa kali dalam seminggu tiap siang menyambangi 3 (sekali lagi dibaca tiga) simpanannya yang semuanya mahasiswi yang diletakkan pada 3 apartemen beda tower tapi pada kompleks yang sama. Begitu jam 12 teng si papap pejabat naik taksi dan ketiga simpanannya digilir hingga jam 1.30 sehingga jam 2.00 si papap dah ngantor kembali. “Lah 1.5 jam sama 3 orang tuh ngapain aja Pak, jangan-jangan tiap ceweknya tuh dah siap-siap angkat rok begitu papap datang trus bles-cabut dan si papap langsung jalan ke tempat laen, kali gitu ya Pak?,“
Supir taksi ketawa dan makin semangat bercerita, “Saya juga pernah harus mengantarkan seorang papap pulang ke rumah (dari airport usai dinas luarkota mampir dulu ke rumah simpanannya sebelum pulang ke rumah), di jalan dia dah wanti-wanti ntar kalau isterinya yang sering cemburuan tanya - jangan kasih tahu ya,” dan supir taksi menyatakan bahwa dia professional dan gak mau turut campur urusan rumah tangga orang, papap lega dan menyelipkan tip Rp.100 ribu diluar ongkos taksi. Alangkah terkejutnya supir taksi setiba di rumah megah papap itu melihat mamam menyambut dengan santun dan lembut menanyakan, “Gimana perjalanannya Pap, cape ya…?.” Mamam ternyata bukan isteri culamitan dan Papap mukanya memerah padam feelin guilty sendiri disambut pertanyaan lembut Mamam…supir taksi cuman bisa mengelus dada.
“Tau gak mba kenapa semua itu bisa terjadi?”, tanya si supir taksi. Kenapa Pak.
“Karena duit yang diperoleh bukan duit halal…mana ada PNS bisa punya penghasilan sebesar itu. Dan saya yakin 95% dari isteri sudah tahu hal itu tapi mereka diam saja karena mereka menikmati kemewahan yang ada tapi jadinya ya gitu… akhirnya kebahagiaan itu dicari kemana-mana termasuk ke kelamin-kelamin. Padahal kalau mereka hidup dari duit yang halal maka mereka akan merasa berkah yang mengalir dan hati yang tenteram,” dan aku hanya bisa mengangguk-angguk setuju. Aku sempat menanyakan instansi mana yang rawan selingkuh dan informasi dari supir taksi memang sudah jadi rahasia umum.
Aku juga baru selesai membaca novel “Nyonya Jetset” karya Alberthiene Endah berdasarkan true story yang memotret fenomena yang sama tapi di kalangan pengusaha - hasilnya tak jauh beda dengan fenomena yang dipotret supir taksi. Jadi kesimpulannya; enggak PNS enggak Pengusaha - saat bergelimang uang, itupun juga merupakan cobaan.
1 komentar :
Posting Komentar