Gunung Eyjafjallajokull Terus Menyemburkan Abu - Gunung Eyjafjallajokull di Islandia yang beberapa waktu yang lalu dikabarkan meletus, sampai saat ini masih terus menyemburkan abu vulkanik dan menyebabkan kabut abu tebal disebagian besar langit benua Eropah.
Akibat abu yang dimuntahkan Gunung Eyjafjallajokull, sampai saat ini dikabarkan 17.000 jadwal penerbangan diseluruh Eropah harus dibatalkan, dan menurut kabar terbaru yang beredar bahwa pembatalan keberangkatan pesawat tersebut akan masih terus berlanjut sampai batas waktu yang belum diketahui.
Badan Koordinasi Lalu Lintas Udara Eropa yang berkantor pusat di Brussels, Belgia, menyatakan bahwa langit Eropa masih sangat berbahaya bagi penerbangan. Lembaga lintas pemerintahan itu memprediksi, gangguan penerbangan masih akan berlangsung pada akhir pekan ini. "Menurut data ramalan cuaca, abu vulkanik terus bergerak ke arah timur dan tenggara. Fenomena ini masih akan terjadi dalam waktu 24 jam," terang lembaga tersebut seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Kemarin Eurocontrol (organisasi Eropa yang mengurusi keselamatan navigasi udara) menyatakan bahwa sekitar 11.000 penerbangan sudah bisa kembali beroperasi. Padahal, tiap hari tidak kurang dari 28.000 penerbangan meramaikan langit Eropa dalam kondisi normal. Di antara sekitar 300 penerbangan transatlantik yang tiap pagi biasa transit di bandara Eropa, hanya tersisa 100-120 penerbangan.
"Hari ini (kemarin) lalu lintas udara di Inggris, Irlandia, Belgia, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, Swedia, dan Estonia masih tutup total," terang Eurocontrol. Tiap hari organisasi tersebut mengawasi lalu lintas udara di 38 negara di Benua Eropa. Hingga kemarin, tidak ada satu pesawat pun yang lepas landas atau mendarat di bandara-bandara Paris di Prancis. Hal yang sama terjadi di bandara Duesseldorf, Cologne, Hamburg, dan Berlin di Jerman.
Inggris yang sejak Kamis lalu (15/4) menghentikan seluruh aktivitas penerbangannya belum mengoperasikan bandara-bandara internasionalnya hingga kemarin. Sesuai dengan petunjuk Badan Pengatur Lalu Lintas Udara Nasional (NATS), Inggris hanya mengoperasikan penerbangan darurat. "Seluruh penerbangan dibatalkan sampai Sabtu pukul 01.00 dini hari," terang NATS kepada CNN.
Bersamaan dengan itu, Otoritas Bandara Irlandia (IAA) mengumumkan bahwa seluruh larangan terbang di dalam wilayahnya untuk penerbangan domestik sudah dicabut. Sebab, abu vulkanik yang juga mengandung asap dan awan panas itu berangsur mulai meninggalkan wilayah tenggara Irlandia. "Bandara Dublin serta Bandara Shannon and Cork kembali dibuka hari ini," terang IAA.
Abu vulkanik Gunung Eyjafjallajokull tidak hanya mengganggu jadwal penerbangan komersial. Seluruh jadwal penerbangan helikopter milik perusahaan-perusahaan minyak lepas pantai Norwegia juga dibatalkan. Bahkan, Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) menutup dua pangkalan udaranya di Inggris. Yakni, RAF Mildenhall dan RAF Lakenheath.
Karena pembatalan ribuan jadwal penerbangan di seluruh Eropa, layanan kereta api supercepat Eurostar dan operator feri English Channel kebanjiran penumpang. Lonjakan penumpang terjadi di stasiun London, Paris, dan Brussels. "Hanya dua hal yang saya harapkan terjadi. Yang pertama, gunung api itu berhenti memuntahkan abu pada ketinggian terbang pesawat komersial. Yang kedua, angin bertiup lebih kencang," ujar Matthew Watson, pakar geofisika dari Bristol University.
Akibat abu yang dimuntahkan Gunung Eyjafjallajokull, sampai saat ini dikabarkan 17.000 jadwal penerbangan diseluruh Eropah harus dibatalkan, dan menurut kabar terbaru yang beredar bahwa pembatalan keberangkatan pesawat tersebut akan masih terus berlanjut sampai batas waktu yang belum diketahui.
Badan Koordinasi Lalu Lintas Udara Eropa yang berkantor pusat di Brussels, Belgia, menyatakan bahwa langit Eropa masih sangat berbahaya bagi penerbangan. Lembaga lintas pemerintahan itu memprediksi, gangguan penerbangan masih akan berlangsung pada akhir pekan ini. "Menurut data ramalan cuaca, abu vulkanik terus bergerak ke arah timur dan tenggara. Fenomena ini masih akan terjadi dalam waktu 24 jam," terang lembaga tersebut seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Kemarin Eurocontrol (organisasi Eropa yang mengurusi keselamatan navigasi udara) menyatakan bahwa sekitar 11.000 penerbangan sudah bisa kembali beroperasi. Padahal, tiap hari tidak kurang dari 28.000 penerbangan meramaikan langit Eropa dalam kondisi normal. Di antara sekitar 300 penerbangan transatlantik yang tiap pagi biasa transit di bandara Eropa, hanya tersisa 100-120 penerbangan.
"Hari ini (kemarin) lalu lintas udara di Inggris, Irlandia, Belgia, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, Swedia, dan Estonia masih tutup total," terang Eurocontrol. Tiap hari organisasi tersebut mengawasi lalu lintas udara di 38 negara di Benua Eropa. Hingga kemarin, tidak ada satu pesawat pun yang lepas landas atau mendarat di bandara-bandara Paris di Prancis. Hal yang sama terjadi di bandara Duesseldorf, Cologne, Hamburg, dan Berlin di Jerman.
Inggris yang sejak Kamis lalu (15/4) menghentikan seluruh aktivitas penerbangannya belum mengoperasikan bandara-bandara internasionalnya hingga kemarin. Sesuai dengan petunjuk Badan Pengatur Lalu Lintas Udara Nasional (NATS), Inggris hanya mengoperasikan penerbangan darurat. "Seluruh penerbangan dibatalkan sampai Sabtu pukul 01.00 dini hari," terang NATS kepada CNN.
Bersamaan dengan itu, Otoritas Bandara Irlandia (IAA) mengumumkan bahwa seluruh larangan terbang di dalam wilayahnya untuk penerbangan domestik sudah dicabut. Sebab, abu vulkanik yang juga mengandung asap dan awan panas itu berangsur mulai meninggalkan wilayah tenggara Irlandia. "Bandara Dublin serta Bandara Shannon and Cork kembali dibuka hari ini," terang IAA.
Abu vulkanik Gunung Eyjafjallajokull tidak hanya mengganggu jadwal penerbangan komersial. Seluruh jadwal penerbangan helikopter milik perusahaan-perusahaan minyak lepas pantai Norwegia juga dibatalkan. Bahkan, Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) menutup dua pangkalan udaranya di Inggris. Yakni, RAF Mildenhall dan RAF Lakenheath.
Karena pembatalan ribuan jadwal penerbangan di seluruh Eropa, layanan kereta api supercepat Eurostar dan operator feri English Channel kebanjiran penumpang. Lonjakan penumpang terjadi di stasiun London, Paris, dan Brussels. "Hanya dua hal yang saya harapkan terjadi. Yang pertama, gunung api itu berhenti memuntahkan abu pada ketinggian terbang pesawat komersial. Yang kedua, angin bertiup lebih kencang," ujar Matthew Watson, pakar geofisika dari Bristol University.
0 komentar :
Posting Komentar