Sepasang suami istri yang berprofesi sebagai guru di Inggris tertangkap basah memiliki bisnis yang cukup menggirukan selain dari pada sosok pendidik.
Blake-Bowell dan istrinya Emma, seperti yang diberitakan situs dailymail.co.uk, Selasa (7/7/9), menjalankan bisnis prostitusi dengan enam PSK dari sejumlah kamar sewaan di Centerbury.
Bukan hanya sekedar memiliki rumah pelacuran, namun Blake-Bowell juga dinyatakan merangkap jabatan sebagai seorang gigolo.
Blake-Bowell akhirnya menghadapi dakwaan atas bisnisnya itu di Pengadilan Crown. Walaupun menjual tubuh bukanlah hal ilegal di Eropa, namun mendapatkan keuntungan dari bisnis syahwat adalah pelanggaran hukum. Dia dipersalahkan atas pengelolaan tempat pelacuran dengan berbagai nama, seperti Gem’s, Pandora's, dan Men for all Seasons.
Jaksa Alistair Walker, menggambarkan Blake-Bowell menawarkan layanan syahwat bagi pria dan perempuan. Bahkan bagi yang memiliki orientasi seks sejenis, bertukar pasangan, maupun jenis seks model lainnya. Dia memiliki enam PSK, yang salah satunya ibu dua anak berusia 37 tahun.
“Blake-Bowell memasang iklan di media, mengatur janji, dan mendapatkan keuntungan dari bisnis pelacuran. Dia juga sangat perhatian dengan PSK-nya. Bahkan, mengantar mereka ke rumah masing-maing dan mengajarkan apa yang harus diucapkan kepada pelanggan jika ingin memesan mereka,” papar Walker.
Untuk menjalankan usahanya, Blake-Bowell harus membayar £560 per bulan bagi sewa flat di Canterbury yang digunakan sebagai ‘kantor’. Sementara untuk beriklan, dia menyisihkan £1.400 per bulan. Dari usaha yang dibukanya sejak pukul 11.00 hingga 00.00 itu, dia menetapkan tarif £40 untuk jasa pijat, £60 untuk jasa seks 30 menit, dan £100 untuk sepuasnya.
Dari masing-masing PSK, dia hanya mengutip 40% jika dibawa oleh pelanggan keluar. Sedangkan jika layanan seks dilakukan di flat, maka dia mengutip 50% dari tarif. Namun, sumber di sekolah tempatnya mengajar mengaku sangat terkejut dengan peristiwa itu. Apalagi, dia selama ini dikenal sebagai guru teladan yang jago olahraga.
Blake-Bowell sampai meneteskan ar mata saat mantan kepala sekolahnya menyebut dia sebagai rekan yang terhormat dan terpercaya. Bahkan, dia juga disebut sebagai guru yang berkomitmen tinggi mendidik para siswa di sekolah yang berada di bawah pengawasan gereja itu.
Blake-Bowell dan istrinya Emma, seperti yang diberitakan situs dailymail.co.uk, Selasa (7/7/9), menjalankan bisnis prostitusi dengan enam PSK dari sejumlah kamar sewaan di Centerbury.
Bukan hanya sekedar memiliki rumah pelacuran, namun Blake-Bowell juga dinyatakan merangkap jabatan sebagai seorang gigolo.
Blake-Bowell akhirnya menghadapi dakwaan atas bisnisnya itu di Pengadilan Crown. Walaupun menjual tubuh bukanlah hal ilegal di Eropa, namun mendapatkan keuntungan dari bisnis syahwat adalah pelanggaran hukum. Dia dipersalahkan atas pengelolaan tempat pelacuran dengan berbagai nama, seperti Gem’s, Pandora's, dan Men for all Seasons.
Jaksa Alistair Walker, menggambarkan Blake-Bowell menawarkan layanan syahwat bagi pria dan perempuan. Bahkan bagi yang memiliki orientasi seks sejenis, bertukar pasangan, maupun jenis seks model lainnya. Dia memiliki enam PSK, yang salah satunya ibu dua anak berusia 37 tahun.
“Blake-Bowell memasang iklan di media, mengatur janji, dan mendapatkan keuntungan dari bisnis pelacuran. Dia juga sangat perhatian dengan PSK-nya. Bahkan, mengantar mereka ke rumah masing-maing dan mengajarkan apa yang harus diucapkan kepada pelanggan jika ingin memesan mereka,” papar Walker.
Untuk menjalankan usahanya, Blake-Bowell harus membayar £560 per bulan bagi sewa flat di Canterbury yang digunakan sebagai ‘kantor’. Sementara untuk beriklan, dia menyisihkan £1.400 per bulan. Dari usaha yang dibukanya sejak pukul 11.00 hingga 00.00 itu, dia menetapkan tarif £40 untuk jasa pijat, £60 untuk jasa seks 30 menit, dan £100 untuk sepuasnya.
Dari masing-masing PSK, dia hanya mengutip 40% jika dibawa oleh pelanggan keluar. Sedangkan jika layanan seks dilakukan di flat, maka dia mengutip 50% dari tarif. Namun, sumber di sekolah tempatnya mengajar mengaku sangat terkejut dengan peristiwa itu. Apalagi, dia selama ini dikenal sebagai guru teladan yang jago olahraga.
Blake-Bowell sampai meneteskan ar mata saat mantan kepala sekolahnya menyebut dia sebagai rekan yang terhormat dan terpercaya. Bahkan, dia juga disebut sebagai guru yang berkomitmen tinggi mendidik para siswa di sekolah yang berada di bawah pengawasan gereja itu.
0 komentar :
Posting Komentar