23 Juni 2009

Neda Agha Soltan Korban Kerusuhan Iran

Neda Agha Soltan - Seorang perempuan bernama Neda Agha Soltan adalah salah seorang korban demonstrasi yang berujung kerusuhan di negeri Iran.

Foto Neda Agha Soltan

Neda Agha-Soltan (27) tewas dalam unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan di Teheran, Sabtu (20/6).

Perempuan yang pernah duduk di kelas filsafat Islam, Universitas Azid, Teheran itu, tertembak di jantung saat berlangsung bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran. Neda tewas meskipun beberapa rekannya berupaya untuk menolongnya. Video tayangan detik-detik terakhir menjelang kematiannya beredar luas di internet.

Beberapa saksi mata menyebutkan pejabat keamanan bergaris keras Iran telah melarang diadakan acara khusus untuk mengenang kematian Neda. Penutup jalan telah dipasang di depan sebuah masjid sebagai upaya pemerintah Iran untuk menghentikan upaya massa menobatkannya sebagai seorang martir.

Oleh karena itu pemakaman Neda, diputuskan oleh keluarganya, diadakan Minggu tidak dengan melibatkan massa yang berjumlah besar seperti direncanakan semula di taman makam Behesht-e-Zahra, Teheran bagian selatan.

Kisah kematian yang menjemput Neda di antaranya disampaikan oleh tunangannya, Caspian Makan. "Ia (Neda) berada di dekat lokasi bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan," jelas Makan. Seperti yang dikutip Karo Cyber dari situs kompas.com, Selasa (23/06/09)

Makan menjelaskan sempat memintanya untuk tidak turun ke jalan melihat aksi demonstrasi. Namun, Neda menjelaskan bahwa unjuk rasa itu perlu diramaikan dengan kehadirannya meskipun sebutir peluru kemungkinan bisa saja menembus jantungnya.

"Ia bersama dengan guru musiknya duduk di dalam mobil yang terjebak dalam kemacetan," ujar Makan. Makan menggambarkan Neda keletihan dan terlalu gerah berada di dalam mobil.

"Ia memutuskan untuk keluar dari mobil selama beberapa menit," ungkap Makan. "Saat itulah ia tewas tertembak."

Menurut Makan, tunangannya itu telah dengan sengaja dijadikan target penembakan paramiliter Basij. "Sebutir peluru menembus jantung dan paru-parunya dan mungkin selang 5 hingga 6 menit kemudian ia meninggal dunia."

Neda digambarkan oleh rekan-rekannya sebagai sosok periang yang memegang gaya hidup dengan nilai liberal maupun tradisional Iran. Keinginan terbesarnya adalah mendalami musik dengan mengambil les piano sebelum kematian menjemputnya.

Video saat terakhir Neda meregang nyawa beredar di YouTube, Twitter serta Facebook. Nama Neda bahkan telah menjadi topik hangat yang beredar luas dan diakses berulang kali di Twitter.

Sebuah kelompok sosial di Facebook menyampaikan ucapan belasungkawa dengan menyebutnya sebagai "Malaikat Iran." Sementara salah satu pesan belasungkawa yang beredar di Twitter bertuliskan, "Beristirahatlah dengan tenang Neda, dunia meratapi embusan napas terakhirmu."

0 komentar :

Tulisan Terkait: