Kasus Cici Paramida - Kasus kekerasan yang dialami oleh suaminya terhadap Cici Paramida telah membuat dirinya mendapatkan luka serius di wajahnya dan tentu dengan rasa kesakitan tak terhingga sampai saat ini, bahkan dikabarkan Cici masih sulit untuk berbicara sampai kini.
Dampak lain dari kasus kekerasan yang dialami oleh Cici Paramida ini disebut-sebut berdampak lain yang lebih tragis, yaitu jatuhnya harga diri sang artis itu sendiri.
Menurut psikolog, Yati Utoyo. Kekerasan rumah tangga belum tentu berakhir dengan perceraian. Malah justru bisa menyebabkan perkawinan itu awet sampai puluhan tahun.
"Perempuan itu terkadang terlena dengan bujuk rayu lelaki. Padahal sang suami sudah melakukan kekerasan, namun selalu minta maaf. Si istri pun selalu memaafkan suaminya dan merasa kalau dirinya itu memang salah. Berarti si istri sudah menjatuhkan harga dirinya. Dia tidak mampu melawan, ini yang berat," jelas Yati saat dihubungi detikhot via ponselnya, Senin (15/6/2009).
Selain itu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berdampak traumatik berkepanjangan terhadap perempuan yang memang sudah bercerai. Menurut Yati, si perempuan juga bisa trauma untuk menikah lagi.
KDRT biasanya terjadi pada perempuan. Hal ini bisa jadi disebabkan karena memang kepribadian sang suami yang suka ringan tangan. Namun dijelaskan Dekan Fakultas Psikologi UI itu, KDRT tak sepenuhnya berawal dari hal keburukan.
"Bisa saja memang kekerasan yang dilakukan sang suami bertujuan untuk mengajarkan sang istri atau anak-anaknya ke arah kebaikkan," tandasnya.
Dampak lain dari kasus kekerasan yang dialami oleh Cici Paramida ini disebut-sebut berdampak lain yang lebih tragis, yaitu jatuhnya harga diri sang artis itu sendiri.
Menurut psikolog, Yati Utoyo. Kekerasan rumah tangga belum tentu berakhir dengan perceraian. Malah justru bisa menyebabkan perkawinan itu awet sampai puluhan tahun.
"Perempuan itu terkadang terlena dengan bujuk rayu lelaki. Padahal sang suami sudah melakukan kekerasan, namun selalu minta maaf. Si istri pun selalu memaafkan suaminya dan merasa kalau dirinya itu memang salah. Berarti si istri sudah menjatuhkan harga dirinya. Dia tidak mampu melawan, ini yang berat," jelas Yati saat dihubungi detikhot via ponselnya, Senin (15/6/2009).
Selain itu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berdampak traumatik berkepanjangan terhadap perempuan yang memang sudah bercerai. Menurut Yati, si perempuan juga bisa trauma untuk menikah lagi.
KDRT biasanya terjadi pada perempuan. Hal ini bisa jadi disebabkan karena memang kepribadian sang suami yang suka ringan tangan. Namun dijelaskan Dekan Fakultas Psikologi UI itu, KDRT tak sepenuhnya berawal dari hal keburukan.
"Bisa saja memang kekerasan yang dilakukan sang suami bertujuan untuk mengajarkan sang istri atau anak-anaknya ke arah kebaikkan," tandasnya.
0 komentar :
Posting Komentar