Ambalat kembali memanas akhir-akhir ini setelah tahun 2005 dan 2007 juga sempat menjadi bahan pergunjingan antara Indonesia dengan Malaysia.
Memanasnya situasi Ambalat karena pada hari-hari terkahir beberapa kali armada perang Malaysia memasuki perairan Kalimantan Timur itu, dan hal itu dituding karena kekurangan dan kelemahan Indonesia sendiri.
"Persoalan Ambalat karena pertahanan kita lemah. Malaysia tahu betul kita lemah makanya dia berani macam-macam," ujar pengamat militer dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani seperti yang dikutip dari situs detikcom, Jumat (5/6/2009).
Lemahnya pertahanan negara Indonesia disebabkan minimnya anggaran pertahanan yang dianggarkan oleh pemerintah.
"Lihat saja armada kapal perang kita, sudah banyak yang tua dan jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan Malaysia," terangnya.
Namun ketika dibandingkan dengan kasus Sipadan dan Ligitan, Jaleswari mengatakan posisi kita saat ini lebih kuat.
"Ini beda, sekarang lebih jelas statusnya di Indonesia dan diurus segala macam. Posisi kita lebih kuat," tandas Jaleswari.
Sementara itu Wakil Presiden Indonesia Muhammad Jusuf Kalla pada kesemptan terpisah mengakui perundingan menganai perbatasan Indonesia dengan Malaysia perihal kawasan blog minyak gas bumi Ambalat berlangsung alot.
Kalla menyatakan bahwa Indonesia siap berperang jika perundingan memang sudah buntu. Apalagi anggaran militer dinilai kurang untuk persiapan berperang, Wapres Kalla menyatakan bahwa pemerintah bisa saja menambah alokasi anggaranya.
Wapres Kalla menegaskan hal itu menjawab salah seorang anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) seusai membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional I KNPI di Silae Convention Hall Swissbell Hotel Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/6) siang waktu Indonesia bagian tengah (Wita).
Pernyataan Wapres Kalla disampaikan di hadapan sekitar 700 pemuda KNPI yang hadir. Sejumlah pemuda berteriak-teriak ketika ada yang bertanya mengenai sikap pemerintah jika Malaysia terus masuk dan melanggar batas kedaulatan NKRI di kawasan Ambalat. "Perundingan memang alot. Namun, jika konflik tidak bisa diselesaikan dan perundingan sampai ke titik buntu dan wilayah yang kita yakini itu benar, tentu kita harus selalu siap untuk menyelesaikan segala sesuatu, termasuk perang. Akan tetapi, itu jika negosiasi buntu," ujar Kalla, seperti yang dikutip dari situs kompas.com, Jumat (5/6/09).
Kalla menambahkan, "Jadi, harus siap untuk itu (perang)." Menurut Kalla, "Kalau anggaran dana terbatas, tentu bisa ditingkatkan. Hanya dengan ekonomi, anggaran dana bisa ditingkatkan."
Kalla menjelaskan, perundingan tetap harus diutamakan. Namun, bila buntu, maka kita harus bicara kekuatan perang. "Jadi, TNI itu bukan hanya untuk berparade," lanjut Kalla lagi. Soal pembangunan kawasan perbatasan, termasuk perbatasan Indonesia dan Malaysia yang dilaporkan belum dilakukan, Kalla mengakui akan mengecek lebih dulu, seperti apa kemajuannya.
Video Liputan Berita Tentang Konflik di Ambalat
Memanasnya situasi Ambalat karena pada hari-hari terkahir beberapa kali armada perang Malaysia memasuki perairan Kalimantan Timur itu, dan hal itu dituding karena kekurangan dan kelemahan Indonesia sendiri.
"Persoalan Ambalat karena pertahanan kita lemah. Malaysia tahu betul kita lemah makanya dia berani macam-macam," ujar pengamat militer dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani seperti yang dikutip dari situs detikcom, Jumat (5/6/2009).
Lemahnya pertahanan negara Indonesia disebabkan minimnya anggaran pertahanan yang dianggarkan oleh pemerintah.
"Lihat saja armada kapal perang kita, sudah banyak yang tua dan jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan Malaysia," terangnya.
Namun ketika dibandingkan dengan kasus Sipadan dan Ligitan, Jaleswari mengatakan posisi kita saat ini lebih kuat.
"Ini beda, sekarang lebih jelas statusnya di Indonesia dan diurus segala macam. Posisi kita lebih kuat," tandas Jaleswari.
Sementara itu Wakil Presiden Indonesia Muhammad Jusuf Kalla pada kesemptan terpisah mengakui perundingan menganai perbatasan Indonesia dengan Malaysia perihal kawasan blog minyak gas bumi Ambalat berlangsung alot.
Kalla menyatakan bahwa Indonesia siap berperang jika perundingan memang sudah buntu. Apalagi anggaran militer dinilai kurang untuk persiapan berperang, Wapres Kalla menyatakan bahwa pemerintah bisa saja menambah alokasi anggaranya.
Wapres Kalla menegaskan hal itu menjawab salah seorang anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) seusai membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional I KNPI di Silae Convention Hall Swissbell Hotel Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/6) siang waktu Indonesia bagian tengah (Wita).
Pernyataan Wapres Kalla disampaikan di hadapan sekitar 700 pemuda KNPI yang hadir. Sejumlah pemuda berteriak-teriak ketika ada yang bertanya mengenai sikap pemerintah jika Malaysia terus masuk dan melanggar batas kedaulatan NKRI di kawasan Ambalat. "Perundingan memang alot. Namun, jika konflik tidak bisa diselesaikan dan perundingan sampai ke titik buntu dan wilayah yang kita yakini itu benar, tentu kita harus selalu siap untuk menyelesaikan segala sesuatu, termasuk perang. Akan tetapi, itu jika negosiasi buntu," ujar Kalla, seperti yang dikutip dari situs kompas.com, Jumat (5/6/09).
Kalla menambahkan, "Jadi, harus siap untuk itu (perang)." Menurut Kalla, "Kalau anggaran dana terbatas, tentu bisa ditingkatkan. Hanya dengan ekonomi, anggaran dana bisa ditingkatkan."
Kalla menjelaskan, perundingan tetap harus diutamakan. Namun, bila buntu, maka kita harus bicara kekuatan perang. "Jadi, TNI itu bukan hanya untuk berparade," lanjut Kalla lagi. Soal pembangunan kawasan perbatasan, termasuk perbatasan Indonesia dan Malaysia yang dilaporkan belum dilakukan, Kalla mengakui akan mengecek lebih dulu, seperti apa kemajuannya.
0 komentar :
Posting Komentar