02 April 2009

Menantu asal Pakistan Bertahun-tahun Jadi 'Budak' Mertua

Malang nian nasib ketiga wanita asal Pakistan ini. Tazeem Akhtar, Nagina Akhtar, dan Nisbah Akhtar. Bertiga merantau ke Inggris mengikuti suami dengan harapan mencari kehidupan lebih baik. Namun, ternyata mereka malah disekap dan diperlakukan seperti budak oleh sang mertua, Naseebah Bibi, 62, selama hampir satu dekade.

Sepanjang hari, tiga menantu malang itu dipaksa. Mulai memasak, membersihkan, dan menjahit. Mereka tidak berani membantah karena Bibi tega melukai dan menampar jika mereka tidak mematuhi perintahnya. Bahkan, sang mertua juga mengancam mematahkan kaki mereka dan tidak akan memberikan makan.


Ancaman mengerikan itu diterima Nagina saat meninggalkan rumah kecil di Blackburn. ''Beraninya kamu meninggalkan rumah. Jika melakukannya lagi, aku akan mematahkan kakimu,'' kata Philip Boyd, kuasa hukum Nagina dan dua iparnya Nisbah serta Tazeem, menirukan perkataan Bibi.

Nagina Akhtar disunting Fahim pada 1993 dan memiliki tiga anak. Hidupnya sehari-hari dihabiskan untuk membuat baju dengan mesin jahit. Keahliannya memang itu. Namun, menantu malang itu mengaku tak bisa beristirahat karena tenaganya dikuras habis-habisan. Bibi akan marah besar jika melihat Nagina beristirahat, meski sejenak. ''Dia (Nagina) menjahit sepanjang hari dan setiap hari. Dia menjahit untuk uang, tetapi dia tidak pernah melihat uang itu,'' ujar Boyd.

Selama 13 tahun dia berkubang dalam penderitaan itu. Deritanya baru berakhir Oktober 2006 saat putranya Umar, 3, mengatakan kepada perawat di rumah sakit bahwa dia melihat neneknya melukai ibunya. Nagina dan putranya sekarang berada di tempat perlindungan bagi pekerja domestik.

Yang dialami menantu kedua, Tazeem Akhtar, tak kalah mengenaskan. Tazeem menikahi Nahim dan datang ke Inggris setelah visanya diproses pada 2001. Dia tidak tahu kalau Nahim telah memiliki teman hidup wanita kulit putih dan memiliki dua anak. Nahim tidak pernah memperhatikan Tazeem dan bertindak seperti layaknya suami. Tazeem selalu bekerja di bawah perintah mertuanya.

Tazeem pun diperlakukan seperti budak. ''Bangun pukul enam pagi dan mengerjakan semua pekerjaan rumah, membersihkan lantai dan jendela. Mencuci baju dengan air dingin menggunakan tangan, padahal ada mesin cuci,'' tutur Boyd. Saat dia mencoba menggunakan mesin cuci, tamparan hinggap di wajahnya. Belum cukup, tangan dan kakinya juga dipukul dengan selop dan rambutnya dijambak. Selain itu, dia boleh makan hanya jika diizinkan. Penderitaannya baru usai pada 2003 kala Bibi mudik ke Pakistan dan meninggalkannya di sana. ''Saya selalu ketakutan. Dia tidak pernah membiarkan saya pergi. Saya harus bekerja, bekerja, dan bekerja,'' aku Tazeem.

Menantu ketiga adalah Nisbah Akhtar yang diperistri Nadeem dan datang ke Inggris pada Desember 2005. Ketika datang, dia berharap bisa menjadi pasangan suami istri yang bermasa depan cerah. Impiannya pupus. Nasibnya setali tiga uang dengan dua iparnya.

Tindakan keji Bibi terungkap setelah Nisbah melarikan diri ke jalan dan meminta tolong kepada tetangga. Nisbah tak tahan lagi menjadi sansak hidup suaminya dan dikunci di kamar tidur. Dengan alasan hendak ke toilet, Nisbah kabur lewat pintu depan. Tetangga yang mengetahui hal itu kemudian menghubungi polisi.

''Nyonya Bibi dengan jelas mengeksploitasi ketiga wanita itu. Mereka diancam seperti anak kecil, diperbudak seperti anjing dengan ancaman dengan tindakan nyata tindak kekerasan,'' kata Boyd. Bibi menyangkal tuduhan mengurung ketiga wanita itu sejak 1993 hingga 2006. (jawapos.co.id)

0 komentar :

Tulisan Terkait: