Korea Utara meminta dukungan Indonesia terkait peluncuran roketnya yang banyak dikecam sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS). Korut mengakui memperkuat persenjataan nuklirnya. Namun hal itu untuk membela diri.
Demikian yang mengemuka dari pertemuan Dubes Korea Utara untuk Indonesia Jong Chun Gun dengan Ketua DPR RI Agung Laksono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2009).
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Korut menjelaskan negara itu memperkuat persenjataan nuklirnya bukan untuk agresi dan invasi tapi ke negara lain. Nuklir itu untuk pertahanan negara.
"Tidak ada maksud untuk menyerang. Tapi mereka bilang kalau AS terus mengancam dan menakut-nakuti, mereka juga akan menghancurkan dan memusnahkan nuklirnya. Jadi sekali lagi mereka minta dukungan Indonesia," imbuhnya.
Agung menyatakan politik luar negeri Indonesia bebas dan aktif sehingga bisa mendukung siapa saja sepanjang dengan tujuan menertibkan dunia.
"Tapi kalau soal peluncuran satelit boleh-boleh saja karena untuk telekomunikasi tapi untuk nuklir rudal kita tidak mendukung," ujarnya.
Pertemuan ini, lanjut Agung sudah yang ke sekian kalinya. Agung sendiri memang punya rencana berangkat ke Korut sudah sejak tahun lalu. Namun masih terus ditunda. "Saya usahakan bulan depan bulan Mei," tandasnya.
Dalam pertemuan itu, Korea Utara meminta dukungan Indonesia dan kerjasama bidang ekonomi. "Mereka harapkan ada hubungan ekonomi. Jadi mereka itu hidup untuk perang. Ingin perekonomian lebih baik," ujar Agung. (detiknews.com)
Demikian yang mengemuka dari pertemuan Dubes Korea Utara untuk Indonesia Jong Chun Gun dengan Ketua DPR RI Agung Laksono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2009).
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Korut menjelaskan negara itu memperkuat persenjataan nuklirnya bukan untuk agresi dan invasi tapi ke negara lain. Nuklir itu untuk pertahanan negara.
"Tidak ada maksud untuk menyerang. Tapi mereka bilang kalau AS terus mengancam dan menakut-nakuti, mereka juga akan menghancurkan dan memusnahkan nuklirnya. Jadi sekali lagi mereka minta dukungan Indonesia," imbuhnya.
Agung menyatakan politik luar negeri Indonesia bebas dan aktif sehingga bisa mendukung siapa saja sepanjang dengan tujuan menertibkan dunia.
"Tapi kalau soal peluncuran satelit boleh-boleh saja karena untuk telekomunikasi tapi untuk nuklir rudal kita tidak mendukung," ujarnya.
Pertemuan ini, lanjut Agung sudah yang ke sekian kalinya. Agung sendiri memang punya rencana berangkat ke Korut sudah sejak tahun lalu. Namun masih terus ditunda. "Saya usahakan bulan depan bulan Mei," tandasnya.
Dalam pertemuan itu, Korea Utara meminta dukungan Indonesia dan kerjasama bidang ekonomi. "Mereka harapkan ada hubungan ekonomi. Jadi mereka itu hidup untuk perang. Ingin perekonomian lebih baik," ujar Agung. (detiknews.com)
0 komentar :
Posting Komentar