24 April 2009

Ikut Unas, Siswa SMA Melahirkan

Kegigihan Nur Azizah, 18, tampaknya patut diacungi jempol. Kendati hamil tua, siswi SMA Hidayatus Salam di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik, ini nekat mengikuti ujian nasional (Unas) di sekolahnya.

Warga Desa Bangeran, Kecamatan Dukun itu lantas melahirkan usai menjalani hari kedua Unas, Selasa (21/3) lalu. Kini bayi mungil laki-laki berbobot 2,6 kilogram itu, menemani sang ibu menyelesaikan Unas hingga berakhir Jumat (24/4) hari ini.

Nur Azizah tercatat sebagai salah satu peserta Unas SMA Hidayatus Salam. Pelajar kelas III jurusan IPA ini berbaur dengan 19 siswa jurusan IPA peserta Unas di sekolah tersebut. Kartu tanda ujian bernomor 09-044-018-7 pun dikantonginya sehingga bisa mengerjakan soal Unas yang disajikan.

Menurut informasi, Nur Azizah ngotot tetap ikut Unas setelah berkonsultasi dengan bidan desa setempat. Kata sang bidan, waktu kelahiran si jabang bayi yang dikandungnya diperkirakan tiba setelah Unas selesai. Namun takdir menyatakan lain. Saat hari kedua Unas berlangsung, Selasa (21/4), perut Azizah tiba-tiba mules. Usia kandungannya diperkirakan sembilan bulan berjalan.

Azizah lantas melapor ke pengawas ujian, dan pengawas meneruskannya ke sekolah. Saat itu, Azizah sudah rampung menyelesaikan soal mata pelajaran Bahasa Inggris. Saat mengumpulkan lembar jawaban itulah, Azizah mengeluh perutnya sakit.

“Dia lantas dijemput suaminya, Sucipto, dan dibawa ke Puskesmas Pembantu Lowayu, “ ujar seorang kerabat Azizah, Kamis (23/4).

Sayangnya, Azizah maupun Sucipto enggan memberikan penjelasan detail ikhwal kelahiran bayi mereka. Suami Azizah khawatir istrinya tidak bisa melanjutkan mengikuti Unas hingga selesai jika kondisi istrinya itu diketahui media massa.

“Saya takut istri saya malah tidak bisa ujian. Padahal dia sangat ingin bisa lulus dan dapat ijazah SMA, “ kata Sucipto.

Azizah sendiri tampak menghindar saat sejumlah wartawan hendak mengajaknya bicara. Azizah memilih tinggal di dapur rumah mertuanya. Beberapa kali, Azizah meminta agar Siti (saudara sepupunya yang tengah menggendong bayi Azizah) menghampiri dirinya di dapur. “Tolong mas, saudara saya jangan difoto. Takut malah tidak bisa ujian, “ pinta Siti.

Kendati tampak sehat, namun fisik Azizah terlihat masih lemah. Layaknya perempuan desa, Azizah, siswi kelas III SMA ini juga memakai kemben setelah proses melahirkan. Kedua kakinya juga tampak membengkak pasca melahirkan putra pertamanya itu. Wajahnya masih tampak pucat pula.

Azizah diketahui menikah resmi dengan Sucipto, 20, setahun lalu. Sejak itu, Azizah tinggal bersama suaminya di rumah mertuanya di Desa Lowayu RT 26 RW 04. Sucipto merupakan anak kelima pasangan Supari (almarhum) dan Ny Mustam. Keluarga tersebut tinggal di rumah berdinding kayu berukuran 4x 15 meter. Umumnya bangunan di desa, rumah itu berdesain bangunan joglo.

Tampaknya, ekonomi keluarga itu tergolong kurang mampu. Rumah itu berlantai plesteran semen. Tidak ada sofa dan tidak ada televisi. Hanya ada meja dari kayu dan tempat tidur di pojok depan. Di dinding tengah terlihat tiga bingkai foto, yang menampilkan prosesi perkawinan Nur Azizah dengan Sucipto.

Sucipto sendiri, yang berpacaran dengan Azizah sejak Azizah Kelas II SMA Hidayatus Salam, hanya jebolan SMP. Kondisi yang pas-pasan itulah yang diduga kuat membuat Nur Azizah bersikukuh ingin menyelesaikan SMA-nya hingga lulus.

Dipuji Semangatnya
Kepala Sekolah (Kasek) SMA Hidayatus Salam, Pardi Spd mengatakan, pihaknya mengetahui bahwa Azizah, salah satu siswa SMA Hidayatus Salam, telah berkeluarga saat sekolah mengadakan sesi pemotretan untuk kepentingan syarat administrasi peserta Unas. Saat diambil fotonya, diketahui Azizah ternyata hamil.

“Saat itu kami baru sadar ternyata dia sudah menikah,“ ungkap Pardi saat ditemui di gedung SMA Hidayatus Salam, Kamis (23/4).
Pardi sendiri tidak mengetahui persis kapan Azizah menikah. Hanya saja setelah kejadian itu pihak sekolah melakukan penelusuran dan mendapatkan informasi bahwa Azizah telah menikah secara resmi dengan Sucipto sekitar setahun lalu.

“Demi alasan kemanusiaan, kami tetap membolehkan dia mengikuti Unas,“ ujar Pardi sambil menyebut bahwa Azizah tergolong siswa pintar di kelasnya.

Pardi juga menjelaskan, Azizah salah satu peserta Unas dari peserta Unas kelompok IPA yang berjumlah 20 siswa. Peserta lainnya, jurusan IPS sebanyak 28 siswa SMA Hidayatus Salam. Total siswa SMA Hidayatus Salam yang menjadi peserta Unas Tahun 2009 ini sebanyak 48 siswa. “ Azizah kami izinkan, salah satu alasannya karena kegigihan dia untuk tetap bisa mengikuti Unas,“ papar Pardi.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Gresik, Chusaini Mustaz mengaku kaget mendengar salah satu peserta Unas di Gresik melahirkan usai menjalani ujian Unas. Diknas, kata Chusaini, baru mendengar kabar itu saat rombongan Muspida Gresik yang dipimpin Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah, Kamis (23/4).
“Setelah saya cek memang ada, “ kata Chusaini, Kamis (23/4).

Secara aturan tertulis, Chusaini mengakui tidak ada yang melarang siswa yang sudah berkeluarga mengikuti Unas. Namun dari sisi norma di masyarakat, akan tampak janggal jika seorang siswa diketahui telah menikah.

“Secara norma, seorang siswa semestinya ya belum berkeluarga, “ papar Chusaini.
Chusaini menyatakan Diknas Gresik merasa kecolongan. Sebab, sekolah asal siswa tersebut tidak pernah melaporkan jika ada peserta Unas yang telah berkeluarga, apalagi tengah hamil tua. “ Kami merasa kecolongan, “ kata Chusaini.

Kendati begitu, dengan alasan kemanusiaan, pihaknya menyatakan siswa bersangkutan tetap bisa mengikuti Unas hingga berakhir. “Saya pribadi mengacungkan jempol bagi dia. Meski hamil, dia tetap ingin lulus, “ kata Chusaini.

Kejadian tersebut, menurut Chusaini, baru pertama kali menimpa peserta Unas di Kabupaten Gresik. Kendati begitu, pihaknya berharap kejadian yang sama tidak terulang kembali di tahun-tahun mendatang. Chusaini menyatakan, pihaknya akan lebih selektif menyaring calon peserta Unas (surya.co.id)

0 komentar :

Tulisan Terkait: