JAMILA dan Sang Presiden, film garapan Ratna Sarumpet ini mengisahkan perdagangan anak dan perempuan (trafficking). Film ini diangkat dari naskah drama teater berjudul Pelacur dan Sang Presiden (2006).
Video: Trailer Jamila dan Sang Presiden
Film ini menceritakan Jamila (Atiqah Hasiholan) yang terpuruk karena sang kekasih dijodohkan dengan perempuan lain. Dia sakit hati karena terlanjur hamil.
Kekecewaan itu bermuara pada sebuah tembakan yang bersarang di dada Nurdin (Adjie Pangestu). Kematian sang menteri muda yang mengurusi kemiskinan negeri ini mengantar Jamila pada hukuman mati.
Jamila menyerahkan diri setelah membunuh sang menteri. Dia dijebloskan ke penjara yang dipimpin oleh sipir penjara perempuan bernama Ibu Ria (Christine Hakim).
Keinginan Jamila untuk mati telah bulat. Dia enggan menunjuk seorang pengacara maupun meminta permohonan grasi kepada presiden. Di luar penjara, suara massa bayaran mengatasnamakan ormas Islam pimpinan provokator bertitel sarjana (diperankan Fauzi Baadila), sangat menginginkan Jamila dihukum mati.
Meski hujatan datang bertubi-tubi, seorang penulis muda bernama Ibrahim (Dwi Sasono) yang mencintai Jamila, berjuang membelanya. Tapi sayang, pengacara yang dikirim Ibrahim selalu ditolak Jamila.
Jamila merasa dirinya telah lama mati, sejak dijual bapaknya kepada mucikari. Hukuman mati baginya hanyalah sebuah proses.
Film yang diakui Ratna menguras kocek hingga Rp6,5 miliar ini beralur mundur. Di dalam sel, sambil menunggu proses eksekusi, memori Jamila diputar satu persatu. Mulai dari dijual bapaknya, dilecehkan pamannya, hamil muda, lalu keguguran, mencari adiknya Fatimah, hingga membunuh Nurdin.
Hingga akhir, cerita terus fokus pada pergulatan Jamila. Sosok sang presiden yang dijual lewat judul sampai tak ketahuan wujudnya. Hanya diwakili oleh gambar istana negara dan reportase media massa tentang jawaban dari juru bicara kepresidenan.
Meski film keluaran Multivision Plus ini meyiratkan banyak pesan moral, Ratna mengemasnya menjadi konflik yang tak punya klimaks. Bahkan entah di bagian mana mencari keterkaitan Jamila dengan Sang Presiden.
Debut Atiqah sebagai pemeran utama boleh dibilang cukup bagus. Meskipun di beberapa adegan aktingnya lebih mirip teater ketimbang akting pemain film, anak kandung sang sutradara ini mencoba berusaha semaksimal mungkin.
Kehadiran nama besar Christine Hakim jelas jadi jualan film ini. Lakonnya yang selalu berseragam biru banyak dimunculkan. Sayang, perannya kali ini tak banyak mengundang konflik.
Pemain:
Atiqah Hasiholan
Christine Hakim
Dwi Sasono
Fauzy Baadila
Surya Saputra
Adjie Pangestu
Genre:
Drama
Produksi:
Multivision Plus
Sutradara:
Ratna Sarumpaet.
Sumber: Okezone.com
Video: Trailer Jamila dan Sang Presiden
Film ini menceritakan Jamila (Atiqah Hasiholan) yang terpuruk karena sang kekasih dijodohkan dengan perempuan lain. Dia sakit hati karena terlanjur hamil.
Kekecewaan itu bermuara pada sebuah tembakan yang bersarang di dada Nurdin (Adjie Pangestu). Kematian sang menteri muda yang mengurusi kemiskinan negeri ini mengantar Jamila pada hukuman mati.
Jamila menyerahkan diri setelah membunuh sang menteri. Dia dijebloskan ke penjara yang dipimpin oleh sipir penjara perempuan bernama Ibu Ria (Christine Hakim).
Keinginan Jamila untuk mati telah bulat. Dia enggan menunjuk seorang pengacara maupun meminta permohonan grasi kepada presiden. Di luar penjara, suara massa bayaran mengatasnamakan ormas Islam pimpinan provokator bertitel sarjana (diperankan Fauzi Baadila), sangat menginginkan Jamila dihukum mati.
Meski hujatan datang bertubi-tubi, seorang penulis muda bernama Ibrahim (Dwi Sasono) yang mencintai Jamila, berjuang membelanya. Tapi sayang, pengacara yang dikirim Ibrahim selalu ditolak Jamila.
Jamila merasa dirinya telah lama mati, sejak dijual bapaknya kepada mucikari. Hukuman mati baginya hanyalah sebuah proses.
Film yang diakui Ratna menguras kocek hingga Rp6,5 miliar ini beralur mundur. Di dalam sel, sambil menunggu proses eksekusi, memori Jamila diputar satu persatu. Mulai dari dijual bapaknya, dilecehkan pamannya, hamil muda, lalu keguguran, mencari adiknya Fatimah, hingga membunuh Nurdin.
Hingga akhir, cerita terus fokus pada pergulatan Jamila. Sosok sang presiden yang dijual lewat judul sampai tak ketahuan wujudnya. Hanya diwakili oleh gambar istana negara dan reportase media massa tentang jawaban dari juru bicara kepresidenan.
Meski film keluaran Multivision Plus ini meyiratkan banyak pesan moral, Ratna mengemasnya menjadi konflik yang tak punya klimaks. Bahkan entah di bagian mana mencari keterkaitan Jamila dengan Sang Presiden.
Debut Atiqah sebagai pemeran utama boleh dibilang cukup bagus. Meskipun di beberapa adegan aktingnya lebih mirip teater ketimbang akting pemain film, anak kandung sang sutradara ini mencoba berusaha semaksimal mungkin.
Kehadiran nama besar Christine Hakim jelas jadi jualan film ini. Lakonnya yang selalu berseragam biru banyak dimunculkan. Sayang, perannya kali ini tak banyak mengundang konflik.
Pemain:
Atiqah Hasiholan
Christine Hakim
Dwi Sasono
Fauzy Baadila
Surya Saputra
Adjie Pangestu
Genre:
Drama
Produksi:
Multivision Plus
Sutradara:
Ratna Sarumpaet.
Sumber: Okezone.com
0 komentar :
Posting Komentar