Seorang siswi SMU Yayasan Nurul Islam Indonesia (NII) Jalan Halat/Megawati, Medan, melaporkan gurunya ke Poltabes Medan. Az (15) mengadukan perbuatan cabul JH yang memaksanya untuk mencium dan menghisap (maaf) kemaluan gurunya. Namun tudingan itu dibantah.
Cerita ini memang sudah lama terjadi. Awalnya, pada 20 Desember tahun lalu, SR (16) warga Jalan Denai, siswi kelas I di sekolah itu, meminta ujian susulan pada JH. Permintaan SR dituruti JH dengan syarat harus ujian di ruang kerjanya. Asik mengerjakan soal, tiba-tiba JH masuk dengan dalih ingin melihat siswinya itu mengerjakan soal.
Sambil mengawasi, JH tiba-tiba nyeletuk. “Gak usah kau fikirkan ujianmu itu. Pokoknya, nilaimu bisa kubantu nanti, asalkan kau mau melayani aku. Cuman sebentar ajanya nya itu,”ujar SR mengulang ucapan gurunya itu. JH meminta SR memegang kemaluannya. Jelas SR terkejut dan menolak permintaan aneh itu.
Bukannya mundur, JH makin semangat. Sambil (maaf) mengeluarkan kemaluannya, SR disuruh oral. “Inikan bagus untuk anak gadis seperti kau, air mani laki-laki itu kan bagus, berprotein, bikin awet muda,”bujuk JH. SR pun berontak dan berusaha keluar ruangan namun dihalangi. SR pun mengancam teriak bila JH tetap nekat. JH akhirnya nyerah dan membiarkan SR keluar sambil mengancam, “Jangan kasih tau ini sama orang lain ya, kalau kau kasih tau, nanti kau tinggal kelas. Nilaimu hancur,”.
SR pun trauma dan tak bersekolah hingga seminggu. “Saya takut bang, masih trauma melihat bapak itu,”ungkap gadis berkulit kuning langsat itu kepada POSMETRO MEDAN. Empat hari kemudian, giliran Az yang dibujuk JH usai pembagian raport. JH mengajak gadis berambut hitam itu makan bakso di Jalan Pelajar Ujung, Medan. Karena yang ajak gurunya, Az mau namun dia membawa teman sekelasnya yang cowok, Ty.
“Habis makan bakso kita kewarnet ya, ajarilah bapak nanti cara chatting. Bapak kan gak tau main internet,”bujuk JH kala itu dan diulangi Az pada koran ini. Bertiga, mereka ke warnet Jalan Halat. Az memang mengambil tempat sendiri sedangkan JH dan Ty satu ruangan, tepat di samping tempat Az. Usai mengajari gurunya cara chatting, JH malah menyuruh Ty membuka situs porno. Meski awalnya segan, Ty membukanya karena bujukan JH.
Asik nonton film porno, JH tiba-tiba memanggil Az. Melihat guru dan temannya nonton film porno, Az menolak. “Sini aja kita nonton. Enak lho film nya. Gak usah malu-malu, kalian itu bukan kuanggap lagi anak didikku. Kalian itu uda kuanggap kawanku,”terang Az mengulang bujukan JH. Namun Az tetap nolak hingga JH memutuskan untuk pulang. Az boncengan dengan Ty meninggalkan JH di warnet.
Pada 20 Maret 2009, JH mulai bertingkah aneh lagi padahal Az dan SR sudah tak mempermasalahkan hal itu. Saat belajar, JH tiba-tiba merazia hp anak didiknya di kelas. Saat melihat semua hp, tak satu pun siswanya menyimpan film porno hingga semua hp dikembalikan kecuali milik Az. “Kalau hp mu ini, datang aja ke rumah ngambilnya ya,”ucap Jefri waktu itu kepada Az.
Mengingat kelakuan gurunya saat di warnet, Az mencium gelagat tak enak hingga dia memutuskan untuk tak mendatangi kediaman JH. Besoknya, Az meminta hp nya di ruangan JH. Saat cewek berkulit putih itu masuk ke ruangannya, JH langsung mengunci pintu. Pada Az, JH berjanji mengembalikan hp asal mau menciumnya. Kontan permintaan itu ditolak Az.
Bukannya malu, JH malah bertindak makin berani. JH langsung membuka celananya dan (maaf) mengocok kemaluannya sembari memaksa Az oral. “Ayo isap, maninya ini baik untuk kamu, biar awet muda. Biar kukasih hp mu ini, nilaimu pun bagus nanti kubuat,”tutur Az mengulang ucapan JH yang langsung memeluknya dari belakang. Az berontak. “Sama istri bapak aja buat kek gitu, aku gak mau. Kalau bapak terus memaksa, aku berteriak nanti,”ancam Az. JH langsung melepaskan pelukannya dan duduk kembali di bangku ruangannya itu.
Az akhirnya keluar ruangan sambil berlari dan sempat menyambar hp nya di meja JH saat siswa kelas II mengetuk ruangan JH dan masuk. Sorenya, Armiah heran melihat perubahan sifat Az, putrinya. Usai menginterogasi Az yang melamun, Armiah pun melaporkan perbuatan JH pada Kepala Sekolah namun tak ada tindakan hingga kasus itu diadukan ke Poltabes Medan dengan tuduhan pelecahan seksual, bernomor No.Pol:LP/795/IV/2009/Tabes yang diterima oleh Aiptu Dewi Fitri.
“Tolonglah supaya pengaduan kami ini secepatnya diproses karena mulai tanggal 20 kemarin, anakku itu tidak mau lagi sekolah karena trauma bila mengingat kejadian itu,”ungkap wanita paruh baya itu kepada POSMETRO MEDAN. Terpisah, Kepala Sekolah Nurul Islam Indonesia (NII), Koprawi Nasution mengaku kasus yang menimpa JH belum jelas apa benar dia terlibat atau tidak.
“Bagaimana saya mau menjelaskannya. Karena, kasusnya belum jelas. Sebelumnya, saya telah memanggil JH, Az dan keluarganya ke ruangan ini. JH bersumpah di atas Al-qur’an kalau dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sama Az,” terangnya.
Jika memang terbukti dibelakang hari, Koprawi mengaku tak segan memecat JH. “Ngapaian kita pertahankan yang telah merusak citra sekolah bila terbukti bersalah. Namun, kita tunggu saja hasil,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) kota Medan Hasan Basri mengaku kalau dirinya belum mengetahui kasus tersebut. “Saya nggak bisa mengkomentarinya. Karena, laporannya belum saya terima,” ungkap Hasan kepada POSMETRO, Jum’at (24/4) singkat di gedung Balaikota Medan.
Ditempat terpisah, POSMETRO pun melacak ke rumah JH di Jalan Medan Area. Pengakuan warga, di rumah kontrakannya, JH tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Namun sayang, JH bersama keluarganya tidak ada di Medan. JH pergi ke Siantar menjengguk orangtuanya yang lagi sakit.
“JH tidak ada ditempat. Dia pigi sejak Kamis (23/4) ke Siantar. Nggak tau kapan pulangnya,” ujar Mala, pemilik kontrakan. “Setahu saya, JH rajin sholat dan tidak pernah berbuat macam-macam selama tinggal disini. JH ngontrak di sini bulan Maret 2009 lalu. Sewaktu kemari ngangkat barang, banyak siswa-siswinya datang. JH dan siswa terlihat akrab,” terangnya. (posmetro-medan.com)
Cerita ini memang sudah lama terjadi. Awalnya, pada 20 Desember tahun lalu, SR (16) warga Jalan Denai, siswi kelas I di sekolah itu, meminta ujian susulan pada JH. Permintaan SR dituruti JH dengan syarat harus ujian di ruang kerjanya. Asik mengerjakan soal, tiba-tiba JH masuk dengan dalih ingin melihat siswinya itu mengerjakan soal.
Sambil mengawasi, JH tiba-tiba nyeletuk. “Gak usah kau fikirkan ujianmu itu. Pokoknya, nilaimu bisa kubantu nanti, asalkan kau mau melayani aku. Cuman sebentar ajanya nya itu,”ujar SR mengulang ucapan gurunya itu. JH meminta SR memegang kemaluannya. Jelas SR terkejut dan menolak permintaan aneh itu.
Bukannya mundur, JH makin semangat. Sambil (maaf) mengeluarkan kemaluannya, SR disuruh oral. “Inikan bagus untuk anak gadis seperti kau, air mani laki-laki itu kan bagus, berprotein, bikin awet muda,”bujuk JH. SR pun berontak dan berusaha keluar ruangan namun dihalangi. SR pun mengancam teriak bila JH tetap nekat. JH akhirnya nyerah dan membiarkan SR keluar sambil mengancam, “Jangan kasih tau ini sama orang lain ya, kalau kau kasih tau, nanti kau tinggal kelas. Nilaimu hancur,”.
SR pun trauma dan tak bersekolah hingga seminggu. “Saya takut bang, masih trauma melihat bapak itu,”ungkap gadis berkulit kuning langsat itu kepada POSMETRO MEDAN. Empat hari kemudian, giliran Az yang dibujuk JH usai pembagian raport. JH mengajak gadis berambut hitam itu makan bakso di Jalan Pelajar Ujung, Medan. Karena yang ajak gurunya, Az mau namun dia membawa teman sekelasnya yang cowok, Ty.
“Habis makan bakso kita kewarnet ya, ajarilah bapak nanti cara chatting. Bapak kan gak tau main internet,”bujuk JH kala itu dan diulangi Az pada koran ini. Bertiga, mereka ke warnet Jalan Halat. Az memang mengambil tempat sendiri sedangkan JH dan Ty satu ruangan, tepat di samping tempat Az. Usai mengajari gurunya cara chatting, JH malah menyuruh Ty membuka situs porno. Meski awalnya segan, Ty membukanya karena bujukan JH.
Asik nonton film porno, JH tiba-tiba memanggil Az. Melihat guru dan temannya nonton film porno, Az menolak. “Sini aja kita nonton. Enak lho film nya. Gak usah malu-malu, kalian itu bukan kuanggap lagi anak didikku. Kalian itu uda kuanggap kawanku,”terang Az mengulang bujukan JH. Namun Az tetap nolak hingga JH memutuskan untuk pulang. Az boncengan dengan Ty meninggalkan JH di warnet.
Pada 20 Maret 2009, JH mulai bertingkah aneh lagi padahal Az dan SR sudah tak mempermasalahkan hal itu. Saat belajar, JH tiba-tiba merazia hp anak didiknya di kelas. Saat melihat semua hp, tak satu pun siswanya menyimpan film porno hingga semua hp dikembalikan kecuali milik Az. “Kalau hp mu ini, datang aja ke rumah ngambilnya ya,”ucap Jefri waktu itu kepada Az.
Mengingat kelakuan gurunya saat di warnet, Az mencium gelagat tak enak hingga dia memutuskan untuk tak mendatangi kediaman JH. Besoknya, Az meminta hp nya di ruangan JH. Saat cewek berkulit putih itu masuk ke ruangannya, JH langsung mengunci pintu. Pada Az, JH berjanji mengembalikan hp asal mau menciumnya. Kontan permintaan itu ditolak Az.
Bukannya malu, JH malah bertindak makin berani. JH langsung membuka celananya dan (maaf) mengocok kemaluannya sembari memaksa Az oral. “Ayo isap, maninya ini baik untuk kamu, biar awet muda. Biar kukasih hp mu ini, nilaimu pun bagus nanti kubuat,”tutur Az mengulang ucapan JH yang langsung memeluknya dari belakang. Az berontak. “Sama istri bapak aja buat kek gitu, aku gak mau. Kalau bapak terus memaksa, aku berteriak nanti,”ancam Az. JH langsung melepaskan pelukannya dan duduk kembali di bangku ruangannya itu.
Az akhirnya keluar ruangan sambil berlari dan sempat menyambar hp nya di meja JH saat siswa kelas II mengetuk ruangan JH dan masuk. Sorenya, Armiah heran melihat perubahan sifat Az, putrinya. Usai menginterogasi Az yang melamun, Armiah pun melaporkan perbuatan JH pada Kepala Sekolah namun tak ada tindakan hingga kasus itu diadukan ke Poltabes Medan dengan tuduhan pelecahan seksual, bernomor No.Pol:LP/795/IV/2009/Tabes yang diterima oleh Aiptu Dewi Fitri.
“Tolonglah supaya pengaduan kami ini secepatnya diproses karena mulai tanggal 20 kemarin, anakku itu tidak mau lagi sekolah karena trauma bila mengingat kejadian itu,”ungkap wanita paruh baya itu kepada POSMETRO MEDAN. Terpisah, Kepala Sekolah Nurul Islam Indonesia (NII), Koprawi Nasution mengaku kasus yang menimpa JH belum jelas apa benar dia terlibat atau tidak.
“Bagaimana saya mau menjelaskannya. Karena, kasusnya belum jelas. Sebelumnya, saya telah memanggil JH, Az dan keluarganya ke ruangan ini. JH bersumpah di atas Al-qur’an kalau dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sama Az,” terangnya.
Jika memang terbukti dibelakang hari, Koprawi mengaku tak segan memecat JH. “Ngapaian kita pertahankan yang telah merusak citra sekolah bila terbukti bersalah. Namun, kita tunggu saja hasil,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) kota Medan Hasan Basri mengaku kalau dirinya belum mengetahui kasus tersebut. “Saya nggak bisa mengkomentarinya. Karena, laporannya belum saya terima,” ungkap Hasan kepada POSMETRO, Jum’at (24/4) singkat di gedung Balaikota Medan.
Ditempat terpisah, POSMETRO pun melacak ke rumah JH di Jalan Medan Area. Pengakuan warga, di rumah kontrakannya, JH tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Namun sayang, JH bersama keluarganya tidak ada di Medan. JH pergi ke Siantar menjengguk orangtuanya yang lagi sakit.
“JH tidak ada ditempat. Dia pigi sejak Kamis (23/4) ke Siantar. Nggak tau kapan pulangnya,” ujar Mala, pemilik kontrakan. “Setahu saya, JH rajin sholat dan tidak pernah berbuat macam-macam selama tinggal disini. JH ngontrak di sini bulan Maret 2009 lalu. Sewaktu kemari ngangkat barang, banyak siswa-siswinya datang. JH dan siswa terlihat akrab,” terangnya. (posmetro-medan.com)
0 komentar :
Posting Komentar