Operator akhirnya mengakui, dari ratusan ribu perangkat BlackBerry yang beredar di Indonesia, 70% di antaranya merupakan perangkat ilegal yang masuk lewat pasar gelap alias black market (BM).
Salah satu operator yang mengaku kewalahan dengan produk BM tersebut adalah Excelcomindo Pratama (XL). Operator ini akhirnya memutuskan untuk berhenti memasarkan langsung ponsel cerdas besutan Research in Motion (RIM) tersebut sejak 2008 lalu.
"Kami pusing menangani penjualan BlackBerry. Harga tak pernah stabil gara-gara blackmarket terlalu banyak. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti menjualnya dan menyerahkan pengadaannya lewat mitra distributor kami," jelas Handono Warih, Blackberry and 3G Broadband Manager Enterprise & Carrier XL, di acara Talkshow BlackBerry Day, Menara Jamsostek, Jakarta, Kamis (23/4/2009).
Saat ini pengguna layanan BlackBerry di Indonesia mencapai 250 ribu. Angka ini merupakan gabungan dari tiga operator, yakni Indosat, XL, dan Telkomsel.
Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengakui, peredaran BlackBerry ilegal di Indonesia sangat tinggi. "Nilai kerugiannya bahkan bisa mencapai triliunan rupiah dalam setahun," ujarnya.
Di lain pihak, Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya, tumbuhnya pasar BlackBerry ilegal seharusnya menjadi tantangan bagi operator agar lebih mengembangkan inovasi layanan yang lebih optimal, sekaligus mengupayakan harga perangkat yang lebih terjangkau.
"Dengan semakin tinggi pertumbuhan penjualan Blackberry resmi di Indonesia akan memicu turunnya harga. Bukan tidak mungkin jika nanti harganya turun sampai Rp 1 juta," harapnya.
Teguh menjelaskan, BlackBerry yang resmi dipasarkan melalui mitra operator memiliki berbagai kelebihan, antara lain memberikan kemudahan registrasi layanan, memiliki banyak variasi konten dan aplikasi, pelayanan purna jual, dan bantuan teknis lainnya.
"Karena itu, kami dan operator lain akan gencar melakukan kampanye bersama untuk pemakaian BlackBerry resmi di Indonesia," tandasnya. (detikinet.com)
Salah satu operator yang mengaku kewalahan dengan produk BM tersebut adalah Excelcomindo Pratama (XL). Operator ini akhirnya memutuskan untuk berhenti memasarkan langsung ponsel cerdas besutan Research in Motion (RIM) tersebut sejak 2008 lalu.
"Kami pusing menangani penjualan BlackBerry. Harga tak pernah stabil gara-gara blackmarket terlalu banyak. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti menjualnya dan menyerahkan pengadaannya lewat mitra distributor kami," jelas Handono Warih, Blackberry and 3G Broadband Manager Enterprise & Carrier XL, di acara Talkshow BlackBerry Day, Menara Jamsostek, Jakarta, Kamis (23/4/2009).
Saat ini pengguna layanan BlackBerry di Indonesia mencapai 250 ribu. Angka ini merupakan gabungan dari tiga operator, yakni Indosat, XL, dan Telkomsel.
Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengakui, peredaran BlackBerry ilegal di Indonesia sangat tinggi. "Nilai kerugiannya bahkan bisa mencapai triliunan rupiah dalam setahun," ujarnya.
Di lain pihak, Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya, tumbuhnya pasar BlackBerry ilegal seharusnya menjadi tantangan bagi operator agar lebih mengembangkan inovasi layanan yang lebih optimal, sekaligus mengupayakan harga perangkat yang lebih terjangkau.
"Dengan semakin tinggi pertumbuhan penjualan Blackberry resmi di Indonesia akan memicu turunnya harga. Bukan tidak mungkin jika nanti harganya turun sampai Rp 1 juta," harapnya.
Teguh menjelaskan, BlackBerry yang resmi dipasarkan melalui mitra operator memiliki berbagai kelebihan, antara lain memberikan kemudahan registrasi layanan, memiliki banyak variasi konten dan aplikasi, pelayanan purna jual, dan bantuan teknis lainnya.
"Karena itu, kami dan operator lain akan gencar melakukan kampanye bersama untuk pemakaian BlackBerry resmi di Indonesia," tandasnya. (detikinet.com)
0 komentar :
Posting Komentar