Lantaran melanjutkan pesan surat elektronik berisi seruan anti-Islam, seorang Walikota di Australia minta maaf. Dia sudah melanjutkan pesan anti-Islam itu kepada 850 orang.
Walikota Moonee Valley, Paul Giuliano mengatakan dia mengirim email kepada kalangan Muslim dan bertanya kepada pembaca, siapa yang setuju dengan sentiment anti-Islam yang termuat dari email itu.
Diberitakan Moonee Valley Leader dan dikutip AAP, Kamis (12/3/2009), email itu diterima Giuliano dari seorang sumber dan kemudian dilanjutkan ke dewan staff dan beberapa warga.
Email itu berisi, "Kami lebih utama berbicara Bahasa Inggris, bukan Spanyol, Lebanon, Arab, China, Jepang, Rusia, atau bahasa lainnya. Jika Anda ingin bergabung dengan komunitas ini, Belajarlah bahasa!"
"Sebagain besar warga Australia percaya dengan Tuhan. Ini bukan hanya Kristen, sayap kanan, politikus, namun pada faktanya, karena kami laki-laki dan wanita Kristen..."
"Jika Tuhan menyakiti anda, kemudian saya sarankan untuk mempertimbangkan menjadi bagian lain di dunia sebagai rumah baru, karena Tuhan adalah juga bagian dari sejarah kami. Ini negara kami, tanah kami, dan gaya hidup anda. Kami akan izinkan anda untuk menikmati semuanya."
"Namun jika sekali saja anda mengeluh dan merengek tentang bendera kami, ikrar kami, keyakinan Kristen kami, atau jalan hidup kami, saya menganjurkan untuk mengambil manfaat dari kebebasan bangsa ini, hak untuk pergi. Jika anda tidak senang berada di sini, kami tidak akan memaksa untuk datang ke sini. Kamu diminta untuk tetap di sini, jadi terimalah apa yang negara telah terima."
Giuliano kemudian mengirimkan permintaan maaf kepada pihak yang telah dikirmkan email itu. "Saya bermaksud mengirim kepada seluruh anggota dewan kota, namun saya telah melakukan kesalahan," katanya. "Saya hanya membaca setengahnya dan tidak membaca seluruhnya," tambah Giuliano.
Wakil Presiden Dewan Islam Victoria Sherene Hassan mengatakan, pihaknya "kecewa" dengan email yang di-forward itu. Dia menyayangkan sikap Guiliano yang tidak langsung menghapusnya.
"Ini mengecewakan, Moonee Valley merupakan wilayah yang multikultur," kata Hassan. (okezone.com)
Walikota Moonee Valley, Paul Giuliano mengatakan dia mengirim email kepada kalangan Muslim dan bertanya kepada pembaca, siapa yang setuju dengan sentiment anti-Islam yang termuat dari email itu.
Diberitakan Moonee Valley Leader dan dikutip AAP, Kamis (12/3/2009), email itu diterima Giuliano dari seorang sumber dan kemudian dilanjutkan ke dewan staff dan beberapa warga.
Email itu berisi, "Kami lebih utama berbicara Bahasa Inggris, bukan Spanyol, Lebanon, Arab, China, Jepang, Rusia, atau bahasa lainnya. Jika Anda ingin bergabung dengan komunitas ini, Belajarlah bahasa!"
"Sebagain besar warga Australia percaya dengan Tuhan. Ini bukan hanya Kristen, sayap kanan, politikus, namun pada faktanya, karena kami laki-laki dan wanita Kristen..."
"Jika Tuhan menyakiti anda, kemudian saya sarankan untuk mempertimbangkan menjadi bagian lain di dunia sebagai rumah baru, karena Tuhan adalah juga bagian dari sejarah kami. Ini negara kami, tanah kami, dan gaya hidup anda. Kami akan izinkan anda untuk menikmati semuanya."
"Namun jika sekali saja anda mengeluh dan merengek tentang bendera kami, ikrar kami, keyakinan Kristen kami, atau jalan hidup kami, saya menganjurkan untuk mengambil manfaat dari kebebasan bangsa ini, hak untuk pergi. Jika anda tidak senang berada di sini, kami tidak akan memaksa untuk datang ke sini. Kamu diminta untuk tetap di sini, jadi terimalah apa yang negara telah terima."
Giuliano kemudian mengirimkan permintaan maaf kepada pihak yang telah dikirmkan email itu. "Saya bermaksud mengirim kepada seluruh anggota dewan kota, namun saya telah melakukan kesalahan," katanya. "Saya hanya membaca setengahnya dan tidak membaca seluruhnya," tambah Giuliano.
Wakil Presiden Dewan Islam Victoria Sherene Hassan mengatakan, pihaknya "kecewa" dengan email yang di-forward itu. Dia menyayangkan sikap Guiliano yang tidak langsung menghapusnya.
"Ini mengecewakan, Moonee Valley merupakan wilayah yang multikultur," kata Hassan. (okezone.com)
0 komentar :
Posting Komentar