11 Februari 2009

Pasien Beringas, Pengobatan Ponari Dibuka Lagi

Polisi kewalahan membubarkan ribuan warga yang masih mengantre mendapatkan pengobatan Ponari. Saat membujuk massa untuk bubar, emosi massa justru tersulut.

Para calon pasien bersikeras tidak mau meninggalkan antrean karena mereka merasa berhak mendapatkan pengobatan Ponari setelah membeli kupon antrean yang dijual pada Senin kemarin.

Wakapolres Jombang Kompol Deden yang turun ke lokasi untuk membubarkan massa berdebat dengan sejumlah warga. Massa meminta pengobatan tetap dilanjutkan sampai calon pasien yang memiliki kupon dilayani semua.

Meski Wakapolres Jombang beralasan Ponari sedang sakit sehingga tidak bisa melayani pasien, namun mereka tidak mau tahu. Hari ini pengobatan harus dibuka.

Warga yang terlihat kesal akhirnya nekat merangsek mendekati rumah Ponari sehingga dorong-dorongan antara massa dan polsi pun terjadi.

Tak ingin situasi semakin kacau, polisi akhirnya menyerah. Mereka memutuskan untuk tetap membuka pengobatan darurat bagi yang memiliki kupon.

Kapolres Jombang AKBP Khosim yang dikonfirmasi mengatakan polisi terpaksa membuka kembali praktik pengobatan Ponari bagi mereka yang telah memiliki kupon.

"Toleransinya ini hari terakhir. Yang tidak memiliki kupon tidak dilayani, dan besok akan ditutup total," tegasnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, lima ribu orang masih terlihat dalam antrean sebelum ada keputusan praktik pengobatan kembali dibuka. Namun sebagian calon pasien lain berada di jalan-jalan, masjid dan di rumah warga.

Kapolres mengaku tidak tahu pasti berapa jumlah pasien yang bisa dilayani Ponari hari ini, namun dia menginginkan pemilik kupon dapat dilayani. "Saya tidak tahu bisa melayani berapa hari ini, tapi yang jelas tapi kita akan habiskan kupon-kupon itu," tandas dia.

Pada Senin kemarin, panitia menjual kupon dari guntingan kertas berwarna kuning yang tertulis "Pengobatan Dusun Kedungsari" dengan stempel RW 04 dan dibubuhi tanda tangan atas nama panitia.Di kupon itu juga bertuliskan Rp1.000.

Sebelum praktik pengobatan Ponari ditutup, karena ada calon pasien yang tewas saat mengantre pada Senin kemarin, jumlah pasien yang mendapat pengobatan berjumlah 6.500 orang dari jumlah kupon 50 ribu.

Mereka mendapat giliran setelah nomor urut dalam kupon yang mereka pegang disebut panitia. Calon pasien dikelompokan berjumlah 300 orang yang kemudian diminta maju ke tenda I di mana Ponari memberikan pengobatan.Begitu seterusnya pengobatan Ponari dilakukan sampai insiden terjadi dan polisi memutuskan untuk menutup praktik karena jumlah calon pasien semakin membludak. (okezone.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: