Muhammad Saded ternyata begitu kejam pada raganya sendiri. Ada cerita mengiris perasaan di balik prilaku tak normal pria berusia 31, warga Jalan Kuin Utara RT 10 Kelurahan Banjarmasin Utara yang memotong kemaluan dan merobek perutnya menggunakan pisau tersebut.
Menurut sejumlah perawat di RS Ansari Saleh yang menanyai korban, selain memotong habis batang kemaluannya, Saded juga memotong lalu mengiris-iris satu biji (testis) kemaluannya. "Karena satu biji sudah tidak ada, jadi terpaksa biji yang satunya dipotong juga," kata seorang petugas.
Selain itu, dia mengatakan, Saded juga sempat menyerahkan bungkusan tas kresek kepada para medis, ternyata dalam tas kresek itu potongan usus perut yang sengaja disayatnya menggunakan pisau.
Menurut pantauan BPost Online, Jumat (13/2), korban masih menjalani perawatan di ruang Kumala C3. Kedua tangan dan kaki pria yang berprofesi sebagai tukang pijat tersebut diikat pada rangka besi tempat tidur.
Menurut istri Saded, Siti Khadijah, suaminya diikat itu untuk menghindari melakukan aksi serupa, seperti pada Kamis (12/2). "Perawat takut kalau suami saya berbuat seperti kemarin," ujar Khadijah.
Sementara itu, menurut informasi di RS Ansari Saleh, pihak keluarga Saded tidak mampu membayar biaya operasi, perawatan, dan kamar di rumah sakit pemerintah tersebut. Namun, pihak rumah sakit mengambil kebijaksanaan untuk menanggung biayanya. "Jadi, biayanya atas nama wakil direktur," kata seorang petugas di RS tersebut, Jumat malam. (kompas.com)
Menurut sejumlah perawat di RS Ansari Saleh yang menanyai korban, selain memotong habis batang kemaluannya, Saded juga memotong lalu mengiris-iris satu biji (testis) kemaluannya. "Karena satu biji sudah tidak ada, jadi terpaksa biji yang satunya dipotong juga," kata seorang petugas.
Selain itu, dia mengatakan, Saded juga sempat menyerahkan bungkusan tas kresek kepada para medis, ternyata dalam tas kresek itu potongan usus perut yang sengaja disayatnya menggunakan pisau.
Menurut pantauan BPost Online, Jumat (13/2), korban masih menjalani perawatan di ruang Kumala C3. Kedua tangan dan kaki pria yang berprofesi sebagai tukang pijat tersebut diikat pada rangka besi tempat tidur.
Menurut istri Saded, Siti Khadijah, suaminya diikat itu untuk menghindari melakukan aksi serupa, seperti pada Kamis (12/2). "Perawat takut kalau suami saya berbuat seperti kemarin," ujar Khadijah.
Sementara itu, menurut informasi di RS Ansari Saleh, pihak keluarga Saded tidak mampu membayar biaya operasi, perawatan, dan kamar di rumah sakit pemerintah tersebut. Namun, pihak rumah sakit mengambil kebijaksanaan untuk menanggung biayanya. "Jadi, biayanya atas nama wakil direktur," kata seorang petugas di RS tersebut, Jumat malam. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar