02 Februari 2009

Kehadiran Pelacur Asing Marak di Jakarta

Hiburan malam di Jakarta mampu membius pelancong asing. Bukan hanya narkoba yang mudah didapat dan bisa dinikmati di diskotek, pub atau klub malam, tapi ada daya tarik lainnya yakni pelacur. Jumlah pelacur asing ini makin bertambah banyak. Mereka berlomba-lomba menjerat lelaki hidung belang.

Para pelacur asing seperti dari China yang sering dijuluki Cungkok, Vietnam, Usbekistan, Eropa dan lainnya mempunyai pesona tersendiri. Bagi sebagian besar tamu yang mendatangi tempat hiburan malam di kawasan Ancol, Mangga Besar, Hayam Wuruk, Gajammada dan kawasan kota lainnya seperti terbius.

Maklum para wanita cantik tersebut selain memiliki kulit putih juga memiliki body super oke. Bertubuh jangkung, berusia dibawah 25 tahun, pelacur impor dandanannya bak bintang film Hongkong, Korea maupun Amerika.

Mereka selalu berpakaian minim tak jarang mengenakan swimsuit, dan beraroma wangi. Tamu club mana yang tidak tergiur melihat kemolekan mereka. Bahkan konon, yang pernah kencan bakal ketagihan lantaran service mereka benar-benar memuaskan luar dalam.

Untuk tarif kencan dengan Cungkok di klub malam di hotel Jalan Lodan, Ancol dan Jalan Gajahmada berkisar Rp1,3 juta-Rp1,5 juta. Sedangkan si ‘kuda putih’ asal Eropa di atas Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per jamnya.

Pos Kota yang sempat ngobrol dengan Cungkok menceritakan dari tarif tersebut, mereka hanya menerima bersih sekitar Rp300 ribu karena dipotong untuk biaya kontrakan, uang kamar, dana mendatangkan mereka, membelikan baju, dan germo. Mereka berasal dari desa-desa miskin di China seperti Yunnan, Sichuan dan Guizhou.

Di Jakarta mereka ditempatkan di rumah kontrakan atau apartemen di kawasan Mangga Besar, Pluit, Grogol, Sunter dan tempat lainnya dekat dengan kawasan mereka bekerja. Bagi pria petualang seks dan memiliki uang banyak tingginya tarif kencan tersebut tidak ada masalah. Bahkan semakin tinggi tarif akan membuat mereka merasa bangga.

Cungkok kini semakin menjamur kendati pihak imigrasi dan kepolisian kerap merazia. Bahkan semakin hari tarifnya turun, seperti di wilayah Lokasari ada cunkok yang bisa dikencani dengan tarif Rp750 ribu/jam karena sudah banyak pesaing.

“ Wanita penghibur di Jakarta cantik-cantik. Jika ada uang lebih, saya mencari hiburan ke Jakarta, “ kata seorang pria WN Malaysia ketika ditemui di tempat hiburan Jalan Hayam Wuruk.

Untuk menawarkan jasa wanita penghibur asing, beragam cara dilakukan oleh germo. Ada yang ditempatkan di ruang kaca dan diberi nomor, menjadi pemijat di spa, pemandu karaoke dan lainnya. (poskota.co.id)

0 komentar :

Tulisan Terkait: