Setelah 10 tahun tak dihuni, rumah dinas (rumdis) gubernur Jatim di Jl Imam Bonjol 107 Surabaya bakal ditempati gubernur baru. Soekarwo, gubernur Jatim terpilih, memutuskan akan bertempat tinggal di rumah itu, meski dibayangi selentingan gangguan makhluk halus alias hantu di rumdis tersebut.
“Ya, nanti saya tinggal di rumah dinas saja. Baru hari Sabtu dan Minggu saya akan tinggal di rumah pribadi,” kata Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo, saat dihubungi via ponselnya, Jumat (6/2).
Ada cerita mistis yang berkembang di rumah itu. Konon pusatnya di kolam renang yang dibiarkan terbengkalai itu. Menurut salah satu penjaga rumah, di situ berdiam makhluk halus yang berasal dari pantai selatan. Karena sering mengganggu, akhirnya rumah itu harus diruwat.
“Seminggu sebelum Pak Setia tinggal, memang dilakukan ‘pembersihan’ (ruwat). Ya, rumah ini diruwat selama satu minggu,” katanya. Dikatakan, ruwatan itu sekaligus untuk menyambut gubernur baru hasil pemilihan lalu.
Menurutnya, sebelum diruwat, makhluk halus itu kerap menggoda para penjaga. Tak jarang mereka melihat lampu belakang tiba-tiba mati. Semula, dikira lampu belum dihidupkan. Namun, beberapa saat setelah dihidupkan, tiba-tiba mati lagi; dan peristiwa itu sering kali terjadi.
Selain itu, juga kerap terdengar bunyi percikan air, seolah-olah kolam renang berisi air. Padahal, kolam renang itu kosong, tanpa air. “Karena sudah diruwat, sekarang sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Selama pemerintahan Imam Utomo, rumdis yang terdiri dari empat kamar tidur utama ini hanya dipergunakan untuk kegiatan rapat dan menerima beberapa tamu. Imam Utomo memilih tinggal di rumah pribadinya di Margorejo Indah Surabaya.
Namun, Penjabat Gubernur Jatim Setia Purwaka memilih untuk bertinggal di rumdis tersebut sehingga, begitu akan ditempati Setia Purwaka, rumah dinas ini diperbaiki. Maklum, beberapa plafon rumah dinas yang dibangun tahun 80-an ini sudah bocor. “Hanya perbaikan kecil-kecil saja, seperti memperbaiki yang bocor,” ujar M Amin, Kepala Biro Umum Pemprov Jatim.
Sejauh ini belum ada rencana untuk merenovasi rumah yang bakal ditempati Soekarwo itu. Rumah yang menghadap ke arah Timur ini hanya dibersihkan secara rutin. Bahkan, kolam renang di belakang sisi Utara juga sudah rusak. “Kolam renangnya tak dipakai karena sudah bocor,” ujar seorang penjaga.
Saat Surya bertandang ke rumdis ini, tampak cat yang sebenarnya berwarna putih sudah mulai kecoklatan. Model rumah pun jauh kalah mewah dengan rumah-rumah yang berada di sekitar kawasan Imam Bonjol. Kawasan yang berada di tengah kota ini merupakan kawasan elite.
Rumah bercat putih ini terdiri empat kamar. Satu kamar untuk tempat tidur ajudan. Selain itu, ada satu garasi tertutup yang cukup untuk satu mobil. Di depannya terdapat ruangan yang juga dipakai sebagai garasi tanpa pintu yang cukup untuk dua mobil.
Selain pintu utama yang menghubungkan dengan ruang tamu, juga terdapat pintu samping yang biasa dipakai penjaga untuk keluar masuk rumah. Pintu selatan langsung tembus ke taman, yang berdampingan dengan kolam renang.
Gus Ipul belum punya rumah
Cerita wagub terpilih, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), lain lagi. Ia mengungkapkan belum memiliki rencana menempati rumah dinasnya di Jl Puncak Permai II/21 Surabaya. Ipul mengaku belum mengetahui letak dan bentuk rumdis tersebut. “Saya malah belum tahu rumah itu. Kalau enggak sampean tanya, saya enggak mikir. Sekarang, setelah sampean tanya, aku malah mikir,” ujarnya sembari ketawa, Jumat (6/2) siang
Rencananya, Ipul pindahan ke Surabaya saat nanti dilantik sebagai wakil gubernur yang digelar hari Kamis (12/2). “Sementara ini kami akan adaptasi dulu dengan Surabaya. Nanti kalau punya uang, beli rumah di Surabaya,” kata Ipul yang mengaku tak memiliki rumah di Kota Pahlawan ini.
Ia menceritakan, selama menjalani kegiatan pencalonan menjadi wakil gubernur di Surabaya, Ipul mengontrak di apartemen Somerset. “Biayanya bulanan. Kalau enggak dipakai ya enggak mbayar. Sekarang masak kontrak terus,” kata mantan menteri negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.
Rumah dinas yang jauh dari kantor Pemprov Jatim dan terletak di kawasan langganan banjir ini membuat Ipul berpikir dua kali untuk menempati. Jarak rumah dinas ke kantor Pemprov sekitar 15 km. Selama ini, rumah yang ada di kawasan Darmo Permai itu untuk menuju pusat pemerintahan harus melewati kemacetan, terutama di sepanjang Jl HR Muhammad dan Jl Mayjen Sungkono, baik pagi maupun sore hari, apalagi kalau musim hujan, air hujan sering menggenangi kawasan ini. “Waduh enggak tepak (tidak tepat),” ujar Ipul terkejut mendengar kondisi kawasan rumdisnya yang sering kebanjiran.
Ditanya, apakah berencana menempati rumah dinas Gubernur di Jl Imam Bonjol, Ipul berujar, “Nanti, saya konsultasikan dulu ke Pak Gubernur. Enggak enak kalau saya menempati rumahnya gubernur,” katanya.
Kamis (5/2), Surya bertandang ke rumah dinas wagub itu. Ada sekitar 10 orang sedang membersihkan rumah yang sudah 10 tahun tak dihuni itu. “Baru tadi (Kamis, 5/2) pagi, kami diminta membersihkan rumah,” ujar Irawan, pegawai Pemprov kepada Surya.
Menurut Irawan, terakhir rumah itu ditempati Wagub Abdul Hamid tahun 1993-1998. Setelah itu, rumah tersebut dibiarkan kosong. ”Sempat digunakan kantor BPK tahun 2007 lalu. Tapi cuma sebentar,” tambahnya.
Saking lamanya ditinggal sang penghuni, debu-debu menumpuk di ruangan. Misalnya, di ruang ukuran sekitar 1,5 x 1,5 meter sebelah rumah, tempat penjaga, kondisinya berdebu. Rumput di halaman rumah bahkan tingginya mencapai satu meter.
Dikonfirmasi lamanya rumah wagub tak berpenghuni itu, Gus Ipul berujar, “Jok jok akeh hantune (jangan-jangan banyak hantunya). Perlu cari kiai buat mengusir hantu-hantu itu. Kakakakakakkk….,” katanya sambil ketawa panjang.
Sampai kemarin, perabotan rumah yang didatangkan baru air conditioner (pendingin) dan kursi yang ada di ruang tamu. Di samping rumah, tedapat kardus-kardus pembungkus AC. AC tersebut berkekuatan 1 Power Kuda (PK) sebanyak empat buah dan yang berkekuatan 2 PK ada 4 buah juga disiapkan. Kursi ruang tamu juga baru diambilkan dari gudang perlengkapan pemprov. “Tadi pagi barang-barang itu baru sampai di sini,” kata salah satu anggota Satuan Pamong Praja (Satpol PP).
Sayangnya, dua anggota Satpol PP marah-marah ketika Surya minta izin mengamati kondisi rumah bagian dalam. “Ngapain, nanti saya dimarahi atasan,” bentaknya. Akhirnya, salah satu anggota Satpol PP hanya memberi gambaran kondisi dalam rumah tersebut. Katanya, rumah itu berlantai dua. Lantai pertama terdapat dua kamar tidur, ruang kerja, ruang tamu, dua kamar mandi, dan dapur. Lantai dua, ada tiga kamar tidur untuk anak, dua kamar mandi, dan ruang santai. (kompas.com)
“Ya, nanti saya tinggal di rumah dinas saja. Baru hari Sabtu dan Minggu saya akan tinggal di rumah pribadi,” kata Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo, saat dihubungi via ponselnya, Jumat (6/2).
Ada cerita mistis yang berkembang di rumah itu. Konon pusatnya di kolam renang yang dibiarkan terbengkalai itu. Menurut salah satu penjaga rumah, di situ berdiam makhluk halus yang berasal dari pantai selatan. Karena sering mengganggu, akhirnya rumah itu harus diruwat.
“Seminggu sebelum Pak Setia tinggal, memang dilakukan ‘pembersihan’ (ruwat). Ya, rumah ini diruwat selama satu minggu,” katanya. Dikatakan, ruwatan itu sekaligus untuk menyambut gubernur baru hasil pemilihan lalu.
Menurutnya, sebelum diruwat, makhluk halus itu kerap menggoda para penjaga. Tak jarang mereka melihat lampu belakang tiba-tiba mati. Semula, dikira lampu belum dihidupkan. Namun, beberapa saat setelah dihidupkan, tiba-tiba mati lagi; dan peristiwa itu sering kali terjadi.
Selain itu, juga kerap terdengar bunyi percikan air, seolah-olah kolam renang berisi air. Padahal, kolam renang itu kosong, tanpa air. “Karena sudah diruwat, sekarang sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Selama pemerintahan Imam Utomo, rumdis yang terdiri dari empat kamar tidur utama ini hanya dipergunakan untuk kegiatan rapat dan menerima beberapa tamu. Imam Utomo memilih tinggal di rumah pribadinya di Margorejo Indah Surabaya.
Namun, Penjabat Gubernur Jatim Setia Purwaka memilih untuk bertinggal di rumdis tersebut sehingga, begitu akan ditempati Setia Purwaka, rumah dinas ini diperbaiki. Maklum, beberapa plafon rumah dinas yang dibangun tahun 80-an ini sudah bocor. “Hanya perbaikan kecil-kecil saja, seperti memperbaiki yang bocor,” ujar M Amin, Kepala Biro Umum Pemprov Jatim.
Sejauh ini belum ada rencana untuk merenovasi rumah yang bakal ditempati Soekarwo itu. Rumah yang menghadap ke arah Timur ini hanya dibersihkan secara rutin. Bahkan, kolam renang di belakang sisi Utara juga sudah rusak. “Kolam renangnya tak dipakai karena sudah bocor,” ujar seorang penjaga.
Saat Surya bertandang ke rumdis ini, tampak cat yang sebenarnya berwarna putih sudah mulai kecoklatan. Model rumah pun jauh kalah mewah dengan rumah-rumah yang berada di sekitar kawasan Imam Bonjol. Kawasan yang berada di tengah kota ini merupakan kawasan elite.
Rumah bercat putih ini terdiri empat kamar. Satu kamar untuk tempat tidur ajudan. Selain itu, ada satu garasi tertutup yang cukup untuk satu mobil. Di depannya terdapat ruangan yang juga dipakai sebagai garasi tanpa pintu yang cukup untuk dua mobil.
Selain pintu utama yang menghubungkan dengan ruang tamu, juga terdapat pintu samping yang biasa dipakai penjaga untuk keluar masuk rumah. Pintu selatan langsung tembus ke taman, yang berdampingan dengan kolam renang.
Gus Ipul belum punya rumah
Cerita wagub terpilih, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), lain lagi. Ia mengungkapkan belum memiliki rencana menempati rumah dinasnya di Jl Puncak Permai II/21 Surabaya. Ipul mengaku belum mengetahui letak dan bentuk rumdis tersebut. “Saya malah belum tahu rumah itu. Kalau enggak sampean tanya, saya enggak mikir. Sekarang, setelah sampean tanya, aku malah mikir,” ujarnya sembari ketawa, Jumat (6/2) siang
Rencananya, Ipul pindahan ke Surabaya saat nanti dilantik sebagai wakil gubernur yang digelar hari Kamis (12/2). “Sementara ini kami akan adaptasi dulu dengan Surabaya. Nanti kalau punya uang, beli rumah di Surabaya,” kata Ipul yang mengaku tak memiliki rumah di Kota Pahlawan ini.
Ia menceritakan, selama menjalani kegiatan pencalonan menjadi wakil gubernur di Surabaya, Ipul mengontrak di apartemen Somerset. “Biayanya bulanan. Kalau enggak dipakai ya enggak mbayar. Sekarang masak kontrak terus,” kata mantan menteri negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.
Rumah dinas yang jauh dari kantor Pemprov Jatim dan terletak di kawasan langganan banjir ini membuat Ipul berpikir dua kali untuk menempati. Jarak rumah dinas ke kantor Pemprov sekitar 15 km. Selama ini, rumah yang ada di kawasan Darmo Permai itu untuk menuju pusat pemerintahan harus melewati kemacetan, terutama di sepanjang Jl HR Muhammad dan Jl Mayjen Sungkono, baik pagi maupun sore hari, apalagi kalau musim hujan, air hujan sering menggenangi kawasan ini. “Waduh enggak tepak (tidak tepat),” ujar Ipul terkejut mendengar kondisi kawasan rumdisnya yang sering kebanjiran.
Ditanya, apakah berencana menempati rumah dinas Gubernur di Jl Imam Bonjol, Ipul berujar, “Nanti, saya konsultasikan dulu ke Pak Gubernur. Enggak enak kalau saya menempati rumahnya gubernur,” katanya.
Kamis (5/2), Surya bertandang ke rumah dinas wagub itu. Ada sekitar 10 orang sedang membersihkan rumah yang sudah 10 tahun tak dihuni itu. “Baru tadi (Kamis, 5/2) pagi, kami diminta membersihkan rumah,” ujar Irawan, pegawai Pemprov kepada Surya.
Menurut Irawan, terakhir rumah itu ditempati Wagub Abdul Hamid tahun 1993-1998. Setelah itu, rumah tersebut dibiarkan kosong. ”Sempat digunakan kantor BPK tahun 2007 lalu. Tapi cuma sebentar,” tambahnya.
Saking lamanya ditinggal sang penghuni, debu-debu menumpuk di ruangan. Misalnya, di ruang ukuran sekitar 1,5 x 1,5 meter sebelah rumah, tempat penjaga, kondisinya berdebu. Rumput di halaman rumah bahkan tingginya mencapai satu meter.
Dikonfirmasi lamanya rumah wagub tak berpenghuni itu, Gus Ipul berujar, “Jok jok akeh hantune (jangan-jangan banyak hantunya). Perlu cari kiai buat mengusir hantu-hantu itu. Kakakakakakkk….,” katanya sambil ketawa panjang.
Sampai kemarin, perabotan rumah yang didatangkan baru air conditioner (pendingin) dan kursi yang ada di ruang tamu. Di samping rumah, tedapat kardus-kardus pembungkus AC. AC tersebut berkekuatan 1 Power Kuda (PK) sebanyak empat buah dan yang berkekuatan 2 PK ada 4 buah juga disiapkan. Kursi ruang tamu juga baru diambilkan dari gudang perlengkapan pemprov. “Tadi pagi barang-barang itu baru sampai di sini,” kata salah satu anggota Satuan Pamong Praja (Satpol PP).
Sayangnya, dua anggota Satpol PP marah-marah ketika Surya minta izin mengamati kondisi rumah bagian dalam. “Ngapain, nanti saya dimarahi atasan,” bentaknya. Akhirnya, salah satu anggota Satpol PP hanya memberi gambaran kondisi dalam rumah tersebut. Katanya, rumah itu berlantai dua. Lantai pertama terdapat dua kamar tidur, ruang kerja, ruang tamu, dua kamar mandi, dan dapur. Lantai dua, ada tiga kamar tidur untuk anak, dua kamar mandi, dan ruang santai. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar