“Saya yang menemani beliau dari awal peristiwa unjukrasa sampai meninggal,” katanya seperti yang dikutip Karo Cyber dari antarasumut.com
Menurutnya, dia dan almarhum sempat bertahan di ruang Ketua DPRD Sumut yang terletak di belakang ruang rapat paripurna saat massa tiba-tiba masuk mengacaukan rapat paripurna yang akan digelar.
Saat itu suasana sangat kacau, massa yang tampak beringas melemparkan kursi dan membalikkan meja sidang sehingga anggota dewan yang ada di ruangan berhamburan keluar menyelamatkan diri.
Ketua DPRD Sumut yang coba bertahan di ruang belakang juga ikut mencoba menyelamatkan diri dengan keluar ruangan. Tapi massa yang tampak marah mengejarnya, menarik-narik.
“Saya melihat langsung, dia ditarik-tarik, dilempar dan dinjak-injak serta dipukuli,” kata Ketaren.
Ketaren sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan almarhum karena jumlah massa yang terlalu banyak.
“Saya juga mendengar suara pengunjukrasa yang bernada mengancam. Kalau Protap tidak disahkan setelah ini kami tidak bertanggung jawab terhadap nyawa Azis Angkat,”kata Ketaren menirukan.
Video
0 komentar :
Posting Komentar