Di tengah maraknya pengobatan dukun cilik Ponari, mendadak muncul isu ada dukun cilik lain yang juga memiliki kemampuan sama. Dukun cilik itu, Dewi Setiawati (14) warga Dusun Pakel, Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang.
Rumah Slamet, tak urung dipenuhi ratusan warga Senin (16/2). Mereka yang datang sebagian juga dari lokasi pengobatan Ponari, di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh.
Mereka berbondong-bondong ke rumah Slamet yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah Ponari setelah mendengar kabar, Dewi menemukan batu, yang merupakan saudara dari batu milik Ponari.
Kata isu itu, jika batu milik Ponari dihuni makhluk gaib Rono, maka milik Dewi dihuni makhluk gaib perempuan bernama Rani, dan keduanya bersaudara. Kedatangan ratusan pengunjung tentu saja diterima Slamet, karena kebetulan dia juga dikenal sebagai dukun kecil-kecilan.
Informasi di lapangan, berbeda dengan Ponari yang mengobati dengan cara menyelupkan batu ke air untuk diminumkan pasien, Slamet dan Dewi mengobati dengan membacakan doa oleh Slamet. Sedangkan batu diletakkan di sebelah Dewi. Tapi sekiar pukul 12.00 WIB, Dewi mogok tak lagi mau melakukan pengobatan.
Wartawan Surya yang datang ke rumah Slamet, hanya mendapati kerumunan orang. Tapi sebagian besar dari mereka hanya pengunjung biasa, bukan ingin berobat. Pintu rumah Slamet juga tertutup rapat. Menurut tetangganya, Slamet sedang di balai desa, bermusyarah dengan pihak polsek dan pemerintah desa, mengenai kelanjutan pengobatan Dewi ini.
Musyawarah itu digagas Kapolsek Bandarkedungmulyo, AKP Untung S.
Tujuannya agar dibentuk panitia, mengatur pelaksanaan pengobatan, agar tidak semrawut. Bahkan kalau perlu, memindahkan lokasi pengobatan, karena rumah Slamet juga berada di gang sempit, yang rawan terjadi korban jika pasien banyak dan berdesakan.
Batu Petir Lebih Kecil
Menurut Simpen (45) adik Slamet, batu milik Dewi ditemukan Kamis (12/2) lalu, bersamaan dengan hujan dan geledek. “Dia menemukan di halaman rumah ini,” kata Simpen.
Selanjutnya, dengan sarana batu yang menurut Simpen lebih kecil dari kepalan tangan anak-anak (milik Ponari sekepalan anak-anak), Dewi menyembuhkan beberapa tetangga dan keluarga.
Hanya saja, dia tidak bisa menyebut satu persatu orang yang sudah disembuhkan dengan batu ‘Rani’ tersebut. Simpen mengaku tadi memang banyak orang berdatangan ke rumah Dewi dan meminta pengobatan, tapi kemudian karena badannya panas, Dewi enggan mengobati.
Soal kaitannya dengan batu Ponari, Simpen mengaku kurang paham. Hanya saja, dari cerita orang-orang yang datang ke rumah Slamet, mereka ada yang mimpi ditemui Ponari, yang minta agar menemui Dewi yang memiliki batu ‘Rani’.
Anak pasangan Slamet-Djumailah itu di desanya dikenal sebagai gadis berkebutuhan khusus. Meski sudah berumur 14 tahun, masih kelas VI SDN Brodot I, dan belum lama keluar. “Dia sering tidak naik kelas,” kata Simpen.
Ayah Dewi, Slamet, usai musyawarah dengan polsek, dan desa, mengungkapkan, dirinya tidak tahu-menahu siapa yang menyebarkan isu batu temuan Dewi berkaitan dengan batu milik Ponari.
Menurut Slamet, cara pengobatan yang dia lakukan hanyalah lewat doa, dan sudah agak lama dipraktikkan. “Kalau soal batu, itu memang ditemukan oleh anak saya,” katanya. Soal khasiatnya, Slamet mengaku kurang paham (kompas.com)
Rumah Slamet, tak urung dipenuhi ratusan warga Senin (16/2). Mereka yang datang sebagian juga dari lokasi pengobatan Ponari, di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh.
Mereka berbondong-bondong ke rumah Slamet yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah Ponari setelah mendengar kabar, Dewi menemukan batu, yang merupakan saudara dari batu milik Ponari.
Kata isu itu, jika batu milik Ponari dihuni makhluk gaib Rono, maka milik Dewi dihuni makhluk gaib perempuan bernama Rani, dan keduanya bersaudara. Kedatangan ratusan pengunjung tentu saja diterima Slamet, karena kebetulan dia juga dikenal sebagai dukun kecil-kecilan.
Informasi di lapangan, berbeda dengan Ponari yang mengobati dengan cara menyelupkan batu ke air untuk diminumkan pasien, Slamet dan Dewi mengobati dengan membacakan doa oleh Slamet. Sedangkan batu diletakkan di sebelah Dewi. Tapi sekiar pukul 12.00 WIB, Dewi mogok tak lagi mau melakukan pengobatan.
Wartawan Surya yang datang ke rumah Slamet, hanya mendapati kerumunan orang. Tapi sebagian besar dari mereka hanya pengunjung biasa, bukan ingin berobat. Pintu rumah Slamet juga tertutup rapat. Menurut tetangganya, Slamet sedang di balai desa, bermusyarah dengan pihak polsek dan pemerintah desa, mengenai kelanjutan pengobatan Dewi ini.
Musyawarah itu digagas Kapolsek Bandarkedungmulyo, AKP Untung S.
Tujuannya agar dibentuk panitia, mengatur pelaksanaan pengobatan, agar tidak semrawut. Bahkan kalau perlu, memindahkan lokasi pengobatan, karena rumah Slamet juga berada di gang sempit, yang rawan terjadi korban jika pasien banyak dan berdesakan.
Batu Petir Lebih Kecil
Menurut Simpen (45) adik Slamet, batu milik Dewi ditemukan Kamis (12/2) lalu, bersamaan dengan hujan dan geledek. “Dia menemukan di halaman rumah ini,” kata Simpen.
Selanjutnya, dengan sarana batu yang menurut Simpen lebih kecil dari kepalan tangan anak-anak (milik Ponari sekepalan anak-anak), Dewi menyembuhkan beberapa tetangga dan keluarga.
Hanya saja, dia tidak bisa menyebut satu persatu orang yang sudah disembuhkan dengan batu ‘Rani’ tersebut. Simpen mengaku tadi memang banyak orang berdatangan ke rumah Dewi dan meminta pengobatan, tapi kemudian karena badannya panas, Dewi enggan mengobati.
Soal kaitannya dengan batu Ponari, Simpen mengaku kurang paham. Hanya saja, dari cerita orang-orang yang datang ke rumah Slamet, mereka ada yang mimpi ditemui Ponari, yang minta agar menemui Dewi yang memiliki batu ‘Rani’.
Anak pasangan Slamet-Djumailah itu di desanya dikenal sebagai gadis berkebutuhan khusus. Meski sudah berumur 14 tahun, masih kelas VI SDN Brodot I, dan belum lama keluar. “Dia sering tidak naik kelas,” kata Simpen.
Ayah Dewi, Slamet, usai musyawarah dengan polsek, dan desa, mengungkapkan, dirinya tidak tahu-menahu siapa yang menyebarkan isu batu temuan Dewi berkaitan dengan batu milik Ponari.
Menurut Slamet, cara pengobatan yang dia lakukan hanyalah lewat doa, dan sudah agak lama dipraktikkan. “Kalau soal batu, itu memang ditemukan oleh anak saya,” katanya. Soal khasiatnya, Slamet mengaku kurang paham (kompas.com)
2 komentar :
bantar lagi ada deh yang bakal nemuin batu yang isinya bapaknya makhluk gaib di batu ponari ama dewi. lama2 sekeluarga muncul deh...
ada-ada aja :)
ayo bikin batu petir yoook
pake penangkal petir yang dialirkan ke batu besar huahahaha
Posting Komentar