10 Februari 2009

Bank Dunia: Indonesia Lebih Kuat Hadapi Krisis

Secara umum Indonesia lebih kuat menghadapi krisis global yang sedang melanda dunia. Besarnya pasar domestik Indonesia merupakan faktor utama ketahanan di tengah krisis itu.

Kepala Kantor Bank Dunia Indonesia Joachim von Amsberg dalam kunjungannya di Gedung Bhakti SofeI Makassar, Selasa (10/02/09) mengatakan, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa memungkinkan pasar domestiknya tidak terlalu tergantung pada ekspor. Akibatnya, komoditi yang selama ini diekspor ke luar negeri bisa dialihkan ke dalam negeri.

Joachim mengemukakan, kebutuhan masyarakat Indonesia akan produk-produk itu masih cukup besar selama ini. Sehingga mereka masih mampu menyerap produksi barang dan komoditas negerinya.

Selain itu menurut Joachim, keunggulan Indonesia lainnya adalah perbankan yang ada tidak memiliki jaringan yang kuat dengan perbankan global. Sehingga saat krisis finansial mendunia, perbankan di Indonesia masih bertahan dan tak memerlukan suntikan dana yang berarti.

Hal tak kalah penting lainnya kata Joachim adalah menejemen pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih bagus. Itu dimungkinakan dengan adanya berbagai kebijakan dan regulasi yang dibuat pemerintahnya menghadapi krisis global saat ini.

Karena itu kepada Pemprov Sulsel Joachim menyarankan tetap menyusun langkah strategis hadapi krisis. Menurutnya, tantangan terbesar gubernur menghadapi krisis adalah meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. "Jangan sampai rakyat daerah ini terpuruk karena adanya krisis global sekarang," ujar Joachim.

Untuk itu menurut dia, pemprov harus lebih aktif memperbaiki regulasi kebijakan dan memperbaiki iklim investasi di Sulsel. Menurutnya, hadirnya regulasi yang baik akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi walaupun sedang ada krisis.

Lebih jauh Joachim mengemukakan, salah satu sektor penting yang harus dikembangkan ke depan adalah sektor pertanian. Menurutnya Indonesia adalah negara agraris yang memiliki berbagai sumberdaya alam. "Sulsel memiliki beberapa komoditi andalan dari sektor pertanian yang tetap dibutuhkan orang-orang di dunia," ujar Joachim.

Sebelumnya dalam berbagai kesempatan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengaku optimistis Sulsel mampu bertahan di tengah krisis. Menurutnya, komoditas unggulan daerah ini tetap dibutuhkan masyarakat dunia. Apalagi hasil pangan merupakan kebutuhan sehari-hari warga dunia.

"Kita punya kakao, udang windu dan beras yang dibuthkan masyarakat dunia setiap saat karena menjadi kebutuhan sehari-hari. Cuma kita harus mencari pasar ekspor di luar Amerika dan Jepang. Ekspor bisa diarahkan lebih besar ke negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina ataupun ke China, Hing kong, dan Korea," tandas Syahrul. (okezone.com)

1 komentar :

Andri Faisal mengatakan...

ah geer aja. INdonesia tahan krisis karena lagi krisis. iabarat lagi pingsan kalau dipukul khan gak kerasa

Tulisan Terkait: