Tapal (patok) batas negara di areal sepanjang dua kilometer di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Barat, dilaporkan hilang akibat pembangunan jalan oleh sebuah perusahaan kelapa sawit asal Malaysia. Penghilangan tapal batas itu ditemukan dalam pemantauan oleh Korem 121 Alam Bhana Wanawai dua pekan lalu.
"Temuan itu hasil pantauan langsung ke perbatasan sekitar dua pekan lalu," kata Komandan Korem (Danrem 121 Alam Bhana Wanawai, Kol. (Inf) Nukman Kasodi usai mengikuti upacara HUT ke-52 Provinsi Kalbar di Kantor Gubernur, Rabu (28/1)
Danrem 121 mengaku sudah melaporkan temuan itu kepada Pangdam VI/Tanjungpura Mayjen TNI Tono Suratman di Balikpapan, Kalimantan Timur, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Mabes TNI-AD), Mabes TNI, dan Departemen Pertahanan.
Menurut Nukman Kasodi, patok yang hilang tersebut harus dibangun kembali karena menjelaskan batas antarnegara. "Meski patok tidak ada, tapi posisinya tidak akan hilang," kata Nukman Kasodi.
Dari pantauan Korem 121, jumlah patok batas yang hilang sekitar 50 buah dan tersebar di lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan Sarawak. Patok yang hilang sebagian besar tipe D.
Patok batas negara terbagi dalam empat jenis, tipe A memiliki jarak antarpatok sekitar 200 kilometer - 300 kilometer, tipe B berjarak 10 kilometer, tipe C satu kilometer, dan tipe D berjarak antarpatok antara 100 meter - 200 meter.
"Patok-patok tersebut tersebar di perbatasan Kalbar Sarawak yang panjangnya 1.004 kilometer mulai dari Tanjung Datuk di sebelah barat hingga perbatasan Kalbar dengan Kaltim di timur," kata dia.
Patok yang hilang tersebut karena longsor atau sengaja dihilangkan. "Kalau dihilangkan, oleh orang yang membuka lahan atau jalan karena patok-patok itu sebelumnya tertutup pohon," kata Nukman Kasodi.
Lokasinya di Kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, Bengkayang maupun Sambas. "Rata-rata di daerah yang sudah dikembangkan kegiatan masyarakat," kata dia.
Pemeriksaan terhadap patok di perbatasan tidak hanya melibatkan TNI, namun juga Tentara Diraja Malaysia melalui patroli bersama. (tribunbatam.co.id)
"Temuan itu hasil pantauan langsung ke perbatasan sekitar dua pekan lalu," kata Komandan Korem (Danrem 121 Alam Bhana Wanawai, Kol. (Inf) Nukman Kasodi usai mengikuti upacara HUT ke-52 Provinsi Kalbar di Kantor Gubernur, Rabu (28/1)
Danrem 121 mengaku sudah melaporkan temuan itu kepada Pangdam VI/Tanjungpura Mayjen TNI Tono Suratman di Balikpapan, Kalimantan Timur, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Mabes TNI-AD), Mabes TNI, dan Departemen Pertahanan.
Menurut Nukman Kasodi, patok yang hilang tersebut harus dibangun kembali karena menjelaskan batas antarnegara. "Meski patok tidak ada, tapi posisinya tidak akan hilang," kata Nukman Kasodi.
Dari pantauan Korem 121, jumlah patok batas yang hilang sekitar 50 buah dan tersebar di lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan Sarawak. Patok yang hilang sebagian besar tipe D.
Patok batas negara terbagi dalam empat jenis, tipe A memiliki jarak antarpatok sekitar 200 kilometer - 300 kilometer, tipe B berjarak 10 kilometer, tipe C satu kilometer, dan tipe D berjarak antarpatok antara 100 meter - 200 meter.
"Patok-patok tersebut tersebar di perbatasan Kalbar Sarawak yang panjangnya 1.004 kilometer mulai dari Tanjung Datuk di sebelah barat hingga perbatasan Kalbar dengan Kaltim di timur," kata dia.
Patok yang hilang tersebut karena longsor atau sengaja dihilangkan. "Kalau dihilangkan, oleh orang yang membuka lahan atau jalan karena patok-patok itu sebelumnya tertutup pohon," kata Nukman Kasodi.
Lokasinya di Kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, Bengkayang maupun Sambas. "Rata-rata di daerah yang sudah dikembangkan kegiatan masyarakat," kata dia.
Pemeriksaan terhadap patok di perbatasan tidak hanya melibatkan TNI, namun juga Tentara Diraja Malaysia melalui patroli bersama. (tribunbatam.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar