13 Januari 2009

JIL Bela Israel, Tuduh HAMAS Teroris

Bak aksi demo di lapang terbuka, shooting acara Today’s Dialogue Metro TV pun diwarnai sorakan penonton, bahkan teriakan kekesalan. Untung saja tidak ada satu pun penonton di studio yang sampai melempar sepatu kepada salah satu pembicara dalam acara itu, yang berlangsung pada Senin sore (12/01/2009) di Jakarta.

Pasalnya, penonton menuding salah satu pembicara yakni Chairman Jaringan Islam Liberal (JIL) Luthfi Assyaukanie sebagai ‘humas’ Amerika yang mendukung penjajahan Israel di Palestina.

Bahkan salah satu pembicara lainnya, Ketua Badan Hubungan Luar Negeri DPP PKS Luthfi Hassan Ishaaq sampai menepuk-nepuk pundak Assyaukanie sambil berkata “Kakek Anda juga dulu dibilang teroris oleh penjajah Belanda!” menanggapi pernyataan Assyaukanie yang menyebutkan bahwa Hamas adalah teroris bukan institusi negara sehingga Israel tidak mau duduk berunding satu meja.

Assyaukanie mengatakan bahwa sudah seharusnya dunia Islam terutama negara-negara Timur Tengah melakukan perundingan dengan Israel melalui Jordan atau negara Islam lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Chairman JIL ini pun menyatakan lebih lanjut bahwa selain itu juga harus melakukan lobi yang lebih kuat lagi kepada Amerika sampai melebihi kekuatan lobi Israel. Sehingga Amerika bisa menekan Israel untuk menghentikan serangannya ke Palestina.

Teriakan “huuuuuu” penonton kembali ditujukan pada Assyaukanie. “Berapa lama menunggunya, sampai orang Islam di Palestina habis semua?” sanggah Hassan dan disambut takbir oleh penonton. Mengingat sampai acara ini berlangsung warga yang menjadi korban meninggal sudah tembus angka 900 dan luka-luka di atas 3500 orang yang sebagian besarnya adalah wanita dan anak-anak. Resolusi Gencatan Senjata PBB yang dikeluarkan Kamis (8/01/2009) pun menambah ratusan koleksi resolusi yang selalu dilanggar Israel terkait agresinya selama ini.

Berbeda dengan Assyaukanie, Jubir HTI Ismail Yusanto menyatakan justru Israel adalah anjing herdernya Amerika yang sengaja diikat di Timur Tengah untuk menakut-nakuti para penguasa negeri Islam itu, sehingga mereka mau tetap tergantung pada Amerika. Penonton kembali bertakbir.

Dalam program yang bertema Perlukah Memberikan Bantun Kemanusiaan kepada Palestina tersebut Yusanto menyatakan ada dua masalah dalam hal ini yakni korban dan pembantai. Untuk korban solusinya tentu saja diberikan obat-obatan, makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya. Sedangkan untuk pembantai hanya satu solusinya yakni lawan dengan senjata. Karena hanya itu lah bahasa yang dapat dimengerti Israel. Sehingga sudah seharusnya para penguasa negeri kaum Muslim menyadari hal ini, bersatu dan mengerahkan pasukannya melawan Israel dengan Jihad.

“Tidak mungkin pernah bersatu!” sanggah Assyaukanie. Mendengar sanggahan itu penonton pun nampak geram dan kembali berteriak “huuuuuu…”. Namun walaupun diselimuti rasa kesal salah satu penonton sempat berkelekar kepada Media Umat, “Untung saya tidak pakai sepatu, kalau pakai, saya lempar tuh ke kepalanya!” ujar Pramu salah satu penonton di studio sambil menunjukkan sandal yang dipakainya.

Kita tidak tahu apakah Luthfi masih tetap membela Israel kalau rumahnya sendiri yang dibombardir Israel yang menewaskan seluruh keluarganya! (hizbut-tahrir.or.id)

Simak Dalam Today’s Dialogue (Hari Selasa, 13 Januari 2009), Pukul 22.05 di Program METROTV.

1 komentar :

Anonim mengatakan...

Sungguh mengenaskan melihat orang-orang yang katanya berpikir independen dan terbuka tercekoki pola standard pesanan pihak-pihak tertentu. Mereka menuduh pikak lain terjebak pada slogan dan stereotyping. Namun lihatlah mereka. Lebih cepat dari pada menghitung satu-dua-tiga, mereka telah mengenakan jubah yang sama.
Dan saya yakin mereka sadar akan kemunafikan mereka. Hanya saja, harga-diri dan perasaan mereka sudah tergadaikan. Mungkin sudah saatnya kita mengecap mereka antek CIA. Antek CIA itu ada dua macam. Yang sadar bahwa dia antek CIA, dan yang tidak sadar bahwa mereka telah digunakan sebagai kaki-tangan agen asing.

Tulisan Terkait: