05 Januari 2009

Israel Belah Gaza, Korban Capai 500 Tewas

Tentara darat dan kendaraan berat lapis baja Israel bergerak jauh ke dalam Jalur Gaza, membelah wilayah itu menjadi dua bagian, Minggu (4/1) waktu setempat.


Foto: Helikopter tempur Israel menembakkan peluru kendali ke kota Gaza, Minggu (4/1).

Dengan dukungan bom dari angkatan laut, udara, dan darat, pasukan Israel merebut posisi-posisi di kedua sisi Kota Gaza, dan sepanjang jalan timur-barat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 50 orang terbunuh sejak operasi darat dimulai. Seorang tentara Israel tewas.

Sebelumnya, Wakil Presiden AS Dick Cheney membela serangan darat yang dilancarkan Israel. Dalam wawancara dengan televisi CBS, Cheney mengatakan serangan udara tidak cukup untuk memusnahkan tempat-tempat penembakan roket oleh pejuang Hamas ke wilayah Israel. Dia juga mengatakan Israel tidak meminta restu AS sebelum melakukan itu.

Sementara itu, Presiden Israel Shimon Peres menolak imbauan gencatan senjata, tetapi menekankan negaranya tidak bermaksud menduduki kembali Gaza atau pun menghancurkan Hamas.

Misi Uni Eropa terbang ke kawasan itu untuk melakukan upaya diplomasi. Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana mengatakan krisis ini menunjukkan kegagalan diplomasi.

Pertempuran dahsyat

Dalam perkembangan lain, satu rudal Israel menghantam sebuah rumah di Shujaiya, menewaskan seorang ibu bersama empat anaknya, kata para petugas di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza kepada BBC.

Setidaknya 17 orang terbunuh dan 130 luka-luka ketika roket-roket Israel ditembakkan ke bagian selatan Gaza. Banyak pernyataan yang tidak bisa dikonfirmasikan. Israel melarang wartawan internasional masuk ke Gaza.

Begitu malam tiba, lampu listrik mati di banyak kawasan Gaza. Namun, kilatan ledakan bisa terlihat jelas dari perbatasan utara, begitu juga suara tembakan senapan dan meriam tank. Selama siang kemarin, pertempuran bergerak menjauh ujung utara Gaza ke arah kawasan yang berpenduduk lebih padat di barat, kata para wartawan.

Kemudian, sumber-sumber militer dan para saksi mata Israel mengatakan, tank-tank dan kendaraan berat lapis baja Israel mengambil posisi di kedua sisi wilayah itu, yang membuat Gaza terpotong menjadi dua dari pintu penyeberangan Karni ke Laut Tengah.

Menurut para pejabat Hamas dan saksi mata, pertempuran utama sekarang terpusat di empat kawasan yaitu sebelah timur kamp pengungsi Jabaliyah; di kampung Zeitoun sebelah timur Kota Gaza; di jalan pantai dekat lokasi bekas permukiman Yahudi Netzarim, sebelah selatan Kota Gaza; dan di daerah tak berpenghuni di Gaza tengah.

500 orang tewas

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 500 warga Palestina terbunuh, dan sebagian besar adalah warga sipil, sejak Israel memulai gempurannya sembilan hari lalu. Sebanyak 2.500 lainnya luka-luka. Seorang anak Palestina menangis ketakutan. Sebagian besar yang terbunuh adalah warga sipil, kata para petugas medis Palestina.

Pada hari Minggu, Menteri Kesehatan Palestina Dr Fathi Abumoghli mengatakan militer Israel mengekang pergerakan ambulans, yang menyebabkan para korban meninggal dunia sebelum mereka mendapatkan perawatan.

Badan amal Inggris, Oxfam, juga mengatakan bahwa seorang perawat yang bekerja untuk organisasi mitra mereka tewas dan dua lainnya luka-luka dalam pengeboman Israel.

Sumber: Kompas.comTentara darat dan kendaraan berat lapis baja Israel bergerak jauh ke dalam Jalur Gaza, membelah wilayah itu menjadi dua bagian, Minggu (4/1) waktu setempat.

Dengan dukungan bom dari angkatan laut, udara, dan darat, pasukan Israel merebut posisi-posisi di kedua sisi Kota Gaza, dan sepanjang jalan timur-barat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 50 orang terbunuh sejak operasi darat dimulai. Seorang tentara Israel tewas.

Sebelumnya, Wakil Presiden AS Dick Cheney membela serangan darat yang dilancarkan Israel. Dalam wawancara dengan televisi CBS, Cheney mengatakan serangan udara tidak cukup untuk memusnahkan tempat-tempat penembakan roket oleh pejuang Hamas ke wilayah Israel. Dia juga mengatakan Israel tidak meminta restu AS sebelum melakukan itu.

Sementara itu, Presiden Israel Shimon Peres menolak imbauan gencatan senjata, tetapi menekankan negaranya tidak bermaksud menduduki kembali Gaza atau pun menghancurkan Hamas.

Misi Uni Eropa terbang ke kawasan itu untuk melakukan upaya diplomasi. Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana mengatakan krisis ini menunjukkan kegagalan diplomasi.

Pertempuran dahsyat

Dalam perkembangan lain, satu rudal Israel menghantam sebuah rumah di Shujaiya, menewaskan seorang ibu bersama empat anaknya, kata para petugas di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza kepada BBC.

Setidaknya 17 orang terbunuh dan 130 luka-luka ketika roket-roket Israel ditembakkan ke bagian selatan Gaza. Banyak pernyataan yang tidak bisa dikonfirmasikan. Israel melarang wartawan internasional masuk ke Gaza.

Begitu malam tiba, lampu listrik mati di banyak kawasan Gaza. Namun, kilatan ledakan bisa terlihat jelas dari perbatasan utara, begitu juga suara tembakan senapan dan meriam tank. Selama siang kemarin, pertempuran bergerak menjauh ujung utara Gaza ke arah kawasan yang berpenduduk lebih padat di barat, kata para wartawan.

Kemudian, sumber-sumber militer dan para saksi mata Israel mengatakan, tank-tank dan kendaraan berat lapis baja Israel mengambil posisi di kedua sisi wilayah itu, yang membuat Gaza terpotong menjadi dua dari pintu penyeberangan Karni ke Laut Tengah.

Menurut para pejabat Hamas dan saksi mata, pertempuran utama sekarang terpusat di empat kawasan yaitu sebelah timur kamp pengungsi Jabaliyah; di kampung Zeitoun sebelah timur Kota Gaza; di jalan pantai dekat lokasi bekas permukiman Yahudi Netzarim, sebelah selatan Kota Gaza; dan di daerah tak berpenghuni di Gaza tengah.

500 orang tewas

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 500 warga Palestina terbunuh, dan sebagian besar adalah warga sipil, sejak Israel memulai gempurannya sembilan hari lalu. Sebanyak 2.500 lainnya luka-luka. Seorang anak Palestina menangis ketakutan. Sebagian besar yang terbunuh adalah warga sipil, kata para petugas medis Palestina.

Pada hari Minggu, Menteri Kesehatan Palestina Dr Fathi Abumoghli mengatakan militer Israel mengekang pergerakan ambulans, yang menyebabkan para korban meninggal dunia sebelum mereka mendapatkan perawatan.

Badan amal Inggris, Oxfam, juga mengatakan bahwa seorang perawat yang bekerja untuk organisasi mitra mereka tewas dan dua lainnya luka-luka dalam pengeboman Israel.

Sumber: kompas.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: