Pria mana yang tidak ingin dipandang perkasa dalam hal hubungan intim. Namun, ada pria yang tidak cukup pede (percaya diri) di bidang itu. Mereka merasa tidak perkasa di ranjang. Karena itu, ada di antara mereka yang melakukan sesuatu tindakan yang diharapkan bisa mendongkrak rasa percaya diri. Salah satu di antaranya melakukan genetial pierching atau tindik alat vital.
''Pada pria, tindik dilakukan di sekitar leher penis bagian bawah atau dalam kulit penis,'' ujar dr Johannes Soedjono MKes, spesialis andrologi RSAL Surabaya.
Aksesori yang digunakan pun beragam. ''Ada mutiara berbagai ukuran, gotri (logam), dan cincin karet elastis dengan rambut di sekelilingnya,'' tutur Johannes. Dia menambahkan, aksesori itu dipilih berdasar selera si pria.
Menurut dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOg, spesialis kebidanan dan kandungan RSU dr Soetomo, tindik itu tepatnya dilakukan di kulit bagian bawah daerah pangkal, leher, atau di kepala penis. Kalau di kepala penis, tindik bisa menimbulkan rasa perih saat kencing karena dekat dengan saluran kencing.
Sedangkan, menurut Dr dr Hudi Winarso MKes SpAnd dari RSU dr Soetomo, konsep seks bagi pria yang melakukan tindik alat vital perlu dipertanyakan. Pada umumnya, kata dia, mereka yang melakukan tindik alat vital beralasan untuk meningkatkan kepuasan hubungan seks kepada pasangan. Ada kepercayaan, dengan aksesori, penis terlihat lebih besar.
Umumnya pula, pelaku tindik itu yakin yang dilakukan bisa membuat pasangan cepat orgasme. Dalihnya, gesekan yang ditimbulkan penis lebih terasa di vagina. Misalnya, bila aksesori yang dipakai adalah cincin karet berbulu, akan timbul rasa geli.
Namun, menurut Hudi, tindik dan aksesori tidak mutlak bisa meningkatkan kepuasan hubungan seksual. Yang penting, kata dia, adalah pemanasan (foreplay) yang benar, rangsangan, dan komunikasi yang baik dengan pasangan. ''Kalau rangsangan seks optimal, tahapan orgasme juga optimal,'' kata Hudi.
Selain itu, lanjut dia, kenikmatan hubungan seks tidak semata muncul karena gesekan. Ada juga mitos G-spot, yang diyakini bisa membuat wanita merasakan kepuasan luar biasa. ''G-spot adalah kumpulan saraf di antara dinding vagina dan dinding saluran kencing,'' kata Johanes.
Karena letaknya dekat saluran kencing, lanjut dia, pria kadang tidak mau merangsangnya karena takut pasangan tak sengaja buang air kecil. ''Tapi, tidak semua orang punya G-spot. Lebih tepatnya, tidak semua orang punya titik peka,'' tuturnya.
Karena itu, kata Hudi, percaya diri tidak harus ditumbuhkan dengan tindik. ''Jika kurang percaya diri, sebaiknya pria menjalani psikoterapi atau hipnoterapi yang bisa menimbulkan kepercayaan diri,'' katanya. Dia mengingatkan, selain bisa melukai diri sendiri, tindik dapat melukai pasangan. (batampos.co.id)
''Pada pria, tindik dilakukan di sekitar leher penis bagian bawah atau dalam kulit penis,'' ujar dr Johannes Soedjono MKes, spesialis andrologi RSAL Surabaya.
Aksesori yang digunakan pun beragam. ''Ada mutiara berbagai ukuran, gotri (logam), dan cincin karet elastis dengan rambut di sekelilingnya,'' tutur Johannes. Dia menambahkan, aksesori itu dipilih berdasar selera si pria.
Menurut dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOg, spesialis kebidanan dan kandungan RSU dr Soetomo, tindik itu tepatnya dilakukan di kulit bagian bawah daerah pangkal, leher, atau di kepala penis. Kalau di kepala penis, tindik bisa menimbulkan rasa perih saat kencing karena dekat dengan saluran kencing.
Sedangkan, menurut Dr dr Hudi Winarso MKes SpAnd dari RSU dr Soetomo, konsep seks bagi pria yang melakukan tindik alat vital perlu dipertanyakan. Pada umumnya, kata dia, mereka yang melakukan tindik alat vital beralasan untuk meningkatkan kepuasan hubungan seks kepada pasangan. Ada kepercayaan, dengan aksesori, penis terlihat lebih besar.
Umumnya pula, pelaku tindik itu yakin yang dilakukan bisa membuat pasangan cepat orgasme. Dalihnya, gesekan yang ditimbulkan penis lebih terasa di vagina. Misalnya, bila aksesori yang dipakai adalah cincin karet berbulu, akan timbul rasa geli.
Namun, menurut Hudi, tindik dan aksesori tidak mutlak bisa meningkatkan kepuasan hubungan seksual. Yang penting, kata dia, adalah pemanasan (foreplay) yang benar, rangsangan, dan komunikasi yang baik dengan pasangan. ''Kalau rangsangan seks optimal, tahapan orgasme juga optimal,'' kata Hudi.
Selain itu, lanjut dia, kenikmatan hubungan seks tidak semata muncul karena gesekan. Ada juga mitos G-spot, yang diyakini bisa membuat wanita merasakan kepuasan luar biasa. ''G-spot adalah kumpulan saraf di antara dinding vagina dan dinding saluran kencing,'' kata Johanes.
Karena letaknya dekat saluran kencing, lanjut dia, pria kadang tidak mau merangsangnya karena takut pasangan tak sengaja buang air kecil. ''Tapi, tidak semua orang punya G-spot. Lebih tepatnya, tidak semua orang punya titik peka,'' tuturnya.
Karena itu, kata Hudi, percaya diri tidak harus ditumbuhkan dengan tindik. ''Jika kurang percaya diri, sebaiknya pria menjalani psikoterapi atau hipnoterapi yang bisa menimbulkan kepercayaan diri,'' katanya. Dia mengingatkan, selain bisa melukai diri sendiri, tindik dapat melukai pasangan. (batampos.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar