SMP Negeri 2 Boyolali yang selama ini masuk kategori sekolah favorit tercoreng ulah tiga siswinya. Mereka (Tr, Nh, dan Rf) membuat film porno dengan ponsel berkamera. Celakanya, film porno tersebut dengan cepat menyebar dari ponsel ke ponsel. Ketiganya pun harus mempertanggungjawabkan ulah mereka itu di hadapan penyidik.
Pihak sekolah menjelaskan, ketiganya memang tergolong anak nakal. Mereka hampir selalu terlihat bersama-sama. Biasanya, setelah sekolah usai, ketiganya tidak langsung pulang.
Salah satu tempat mampir favorit mereka adalah warnet. Di warnet, ketiganya kerap membuka situs-situs porno yang menampilkan film-film adegan dewasa. "Saat ditanya guru, mereka mengaku sering lihat film porno di internet. Lantas, mereka terpikir untuk membuat film porno sendiri," terang Kepala SMP Negeri 2 Boyolali Sunarto.
Maka, dipilihlah toilet sebuah pusat perbelanjaan sebagai "lokasi syuting" film mereka. Belum diketahui bagaimana akhirnya film porno buatan ketiganya itu beredar. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Boyolali langsung turun tangan. Kepala Dispora Boyolali Darajatmo mengundang pihak sekolah.
Untuk sementara, Darajatmo belum bersedia berkomentar. "Kami menghormati asas praduga tak bersalah. Jadi, perlu pembuktian dulu," katanya saat dikonfirmasi koran ini.
Berkaca dari kasus tersebut, pihak sekolah merazia seluruh siswa. Bagi yang kedapatan membawa ponsel, dilakukan penyitaan. Yang kedapatan di ponselnya tersimpan file film porno akan dikenai sanksi tegas.
"Selanjutnya, kami melarang para siswa membawa ponsel ke sekolah. Setiap Senin akan kami periksa tas siswa satu per satu. Jika kedapatan membawa ponsel, orang tuanya dipanggil agar mengingatkan anaknya untuk tidak membawanya (ponsel, Red) ke sekolah," tandas Sunarto. (jawapos.co.id)
Pihak sekolah menjelaskan, ketiganya memang tergolong anak nakal. Mereka hampir selalu terlihat bersama-sama. Biasanya, setelah sekolah usai, ketiganya tidak langsung pulang.
Salah satu tempat mampir favorit mereka adalah warnet. Di warnet, ketiganya kerap membuka situs-situs porno yang menampilkan film-film adegan dewasa. "Saat ditanya guru, mereka mengaku sering lihat film porno di internet. Lantas, mereka terpikir untuk membuat film porno sendiri," terang Kepala SMP Negeri 2 Boyolali Sunarto.
Maka, dipilihlah toilet sebuah pusat perbelanjaan sebagai "lokasi syuting" film mereka. Belum diketahui bagaimana akhirnya film porno buatan ketiganya itu beredar. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Boyolali langsung turun tangan. Kepala Dispora Boyolali Darajatmo mengundang pihak sekolah.
Untuk sementara, Darajatmo belum bersedia berkomentar. "Kami menghormati asas praduga tak bersalah. Jadi, perlu pembuktian dulu," katanya saat dikonfirmasi koran ini.
Berkaca dari kasus tersebut, pihak sekolah merazia seluruh siswa. Bagi yang kedapatan membawa ponsel, dilakukan penyitaan. Yang kedapatan di ponselnya tersimpan file film porno akan dikenai sanksi tegas.
"Selanjutnya, kami melarang para siswa membawa ponsel ke sekolah. Setiap Senin akan kami periksa tas siswa satu per satu. Jika kedapatan membawa ponsel, orang tuanya dipanggil agar mengingatkan anaknya untuk tidak membawanya (ponsel, Red) ke sekolah," tandas Sunarto. (jawapos.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar