Laju penggundulan hutan seakan tak dapat dibendung. Jika seringkali perusahaan kayu dituding sebagai penyebabnya, kini para cracker komputer turut jadi tertuduh di balik makin menipisnya area hutan hujan.
Dikutip detikINET dari The Register, Selasa (16/12/2008), adalah kelompok pecinta lingkungan Greenpeace yang mengungkap peran para cracker sebagai biang kian terkikisnya hutan Amazon di Brazil. Apa sebabnya?
Rupanya, demi melindungi hutan dari kerusakan, sebagian wilayah di Brazil mengimplementasikan sistem komputer untuk menentukan berapa banyak kayu yang bisa diangkut oleh perusahaan kayu. Perusahaan tak boleh menebang kayu melebihi kuota yang telah ditentukan dalam sistem ini.
Namun demikian, para perusahaan itu tak kurang akal dan mengelabui sistem ini dengan menyewa para cracker. Nah, para cracker ini diminta membobol sistem untuk meningkatkan alokasi kayu yang bisa mereka tebang.
Menurut Greenpeace, aksi para cracker ini menyebabkan kelebihan kuota sebesar 1,7 juta meter kubik kayu dan menimbulkan kerugian ratusan juta dollar. Untungnya polisi berhasil mengungkap skema penipuan tersebut setelah melalui investigasi yang berliku.
Otoritas Brazil pun segera menuntut perusahaan kayu yang terlibat dengan tuntutan raksasa, US$ 833 juta. Sebanyak 202 orang juga bakal diproses secara hukum terkait kasus tersebut. (detikinet.com)
Dikutip detikINET dari The Register, Selasa (16/12/2008), adalah kelompok pecinta lingkungan Greenpeace yang mengungkap peran para cracker sebagai biang kian terkikisnya hutan Amazon di Brazil. Apa sebabnya?
Rupanya, demi melindungi hutan dari kerusakan, sebagian wilayah di Brazil mengimplementasikan sistem komputer untuk menentukan berapa banyak kayu yang bisa diangkut oleh perusahaan kayu. Perusahaan tak boleh menebang kayu melebihi kuota yang telah ditentukan dalam sistem ini.
Namun demikian, para perusahaan itu tak kurang akal dan mengelabui sistem ini dengan menyewa para cracker. Nah, para cracker ini diminta membobol sistem untuk meningkatkan alokasi kayu yang bisa mereka tebang.
Menurut Greenpeace, aksi para cracker ini menyebabkan kelebihan kuota sebesar 1,7 juta meter kubik kayu dan menimbulkan kerugian ratusan juta dollar. Untungnya polisi berhasil mengungkap skema penipuan tersebut setelah melalui investigasi yang berliku.
Otoritas Brazil pun segera menuntut perusahaan kayu yang terlibat dengan tuntutan raksasa, US$ 833 juta. Sebanyak 202 orang juga bakal diproses secara hukum terkait kasus tersebut. (detikinet.com)
0 komentar :
Posting Komentar