26 November 2008

Meski Dikritik, Jam Masuk Sekolah Tetap Maju

Meskipun menuai kontroversi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan memajukan jam masuk sekolah, dari pukul 07.00 menjadi 06.30. Kebijakan itu dimaksudkan bukan hanya untuk mengurangi beban kemacetan, tetapi juga berdampak baik bagi kesehatan siswa.

”Saya tetap mendukung semua kegiatan terkait kebijakan yang saya nilai baik. Jika ada anggapan dan pikiran yang aneh-aneh, silakan saja menyampaikannya. Silakan saja menuliskannya,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo seusai membuka Kampanye Kawasan Bebas Merokok, Selasa (25/11) di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan, kebijakan itu tidak mengeksploitasi hak anak. Jam masuk sekolah yang lebih pagi justru berdampak baik bagi siswa karena mereka tidak akan terjebak macet dan mendapat udara yang lebih segar.

Saat ini, kata Prijanto, sebagian besar siswa sebenarnya sudah sampai di sekolah pukul 06.30. Kondisi itu menyebabkan siswa tidak perlu banyak adaptasi jika jam masuk sekolah memang dimajukan.

Menurut Prijanto, mengatasi kemacetan di Jakarta tidak dapat dilakukan dengan satu langkah. Pembatasan kendaraan yang diusulkan banyak pihak belum dapat diterapkan secara penuh karena belum tersedia angkutan massal yang memadai.

”Kebijakan itu diambil agar tidak menggunakan jalan secara bersamaan. Apabila waktu penggunaan jalan dibagi, beban kemacetan akan berkurang enam sampai 14 persen,” kata Prijanto.

Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekretaris Daerah DKI Jakarta Aurora Tambunan mengatakan, pihaknya segera melakukan sosialisasi kebijakan itu.

Kebijakan panik

Chaeruddin Soeramtan, Direktur Eksekutif Kajian Seputar Kota Jakarta (Kasta), mengatakan, program itu merupakan kebijakan panik karena tidak mampu mengatasi kemacetan arus lalu lintas.

Berbagai kebijakan mengatasi kemacetan yang dibuat Pemprov DKI Jakarta tidak pernah berhasil. Sebut saja, parkir liar sebagai salah satu faktor penyebab kemacetan hingga kini tidak teratasi. Selain itu, pertambahan kendaraan pribadi sebagai penyumbang terbesar kemacetan tidak bisa dikendalikan. (kompas.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: