Seorang gadis berusia 13 tahun yang mengaku diperkosa tewas dirajam di Somalia. Karena, kelompok milisi Islam malah menuduh gadis bernama Aisha Ibrahim Dhulow tersebut berzina sehingga dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam, yakni dilempari batu hingga tewas.
Lembaga Amnesti Internasional melaporkan puluhan pria melempari Aisha hingga tewas pada 27 Oktober di sebuah lapangan dengan disaksikan 1.000 orang di kota pelabuhan Kismayo, Somalia selatan. Kota Kismayo kini dikuasi kelompok milisi Islam.
Peristiwa tragis itu bermula ketika Aisha melaporkan dirinya diperkosa tiga orang. Namun, gadis malang itu malah dituduh berzina.
Awalnya, media-media lokal Somalia melaporkan Aisha berusia 23 tahun. Tetapi, ayahnya kepada Amnesti Internasional menegaskan bahwa putrinya baru berusia 13 tahun. Sejumlah wartawan Somalia yang pertama kali melaporkan insiden itu melaporkan korban berusia sekitar 23 tahun. Itu bisa dilihat dari penampilan fisik Aisha.
"Anak ini mengalami kematian yang mengerikana atas perintah kelompok oposisi bersenjata yang saat ini menguasai Kismayo," kata David Copeman, pegiat Amnesti Internasional Somalia dalam pernyataannya, Jumat (31/10).
Somalia adalah salah satu negara paling miskin di dunia dan diwarnai kekerasan. Pemerintahan negara dengan penduduk 8 juta orang itu tidak berfungsi sejak penguasa diktator negara itu digulingkan pada 1991. Celakanya para kelompok yang semula menggulingkan pemerintahan terlibat perang saudara.
Seperempat anak-anak Somalia meninggal dunia sebelum usia lima tahun. Hampir semua institusi publik ambruk. Pertempuran terjadi setiap hari dan korban tewas berjatuhan. (kompas)
Lembaga Amnesti Internasional melaporkan puluhan pria melempari Aisha hingga tewas pada 27 Oktober di sebuah lapangan dengan disaksikan 1.000 orang di kota pelabuhan Kismayo, Somalia selatan. Kota Kismayo kini dikuasi kelompok milisi Islam.
Peristiwa tragis itu bermula ketika Aisha melaporkan dirinya diperkosa tiga orang. Namun, gadis malang itu malah dituduh berzina.
Awalnya, media-media lokal Somalia melaporkan Aisha berusia 23 tahun. Tetapi, ayahnya kepada Amnesti Internasional menegaskan bahwa putrinya baru berusia 13 tahun. Sejumlah wartawan Somalia yang pertama kali melaporkan insiden itu melaporkan korban berusia sekitar 23 tahun. Itu bisa dilihat dari penampilan fisik Aisha.
"Anak ini mengalami kematian yang mengerikana atas perintah kelompok oposisi bersenjata yang saat ini menguasai Kismayo," kata David Copeman, pegiat Amnesti Internasional Somalia dalam pernyataannya, Jumat (31/10).
Somalia adalah salah satu negara paling miskin di dunia dan diwarnai kekerasan. Pemerintahan negara dengan penduduk 8 juta orang itu tidak berfungsi sejak penguasa diktator negara itu digulingkan pada 1991. Celakanya para kelompok yang semula menggulingkan pemerintahan terlibat perang saudara.
Seperempat anak-anak Somalia meninggal dunia sebelum usia lima tahun. Hampir semua institusi publik ambruk. Pertempuran terjadi setiap hari dan korban tewas berjatuhan. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar