Teror selama 59 jam yang melanda Mumbai berakhir kemarin pagi (29/11). Akhir serangan terburuk dalam sejarah India itu menjadi awal perburuan besar-besaran terhadap siapa pelaku dan dalang teror yang melumpuhkan kota bisnis terbesar di India tersebut.Mengutip Indo-Asian News Service, seorang pejabat teras di negara bagian Maharashtra, yang beribu kota di Mumbai, menyebutkan, dari mayat tersangka dan barang bukti yang ditemukan di sepuluh lokasi teror, polisi menemukan petunjuk bahwa pelaku sangat mengenal objek serangan. Seorang koki hotel yang bekerja sepuluh tahun di Hotel Taj Mahal diduga menjadi komandan serangan teror ke hotel termewah di India itu. Yang mencengangkan, aksi tragis itu hanya dilakukan oleh 10 orang anak muda. Bukti bahwa aksi penyerangan itu terkoordinasi matang dan rapi.
Menteri Dalam Negeri (negara bagian) Maharashtra yang beribu kota di Mumbai, Vilasrao Deshmukh, mengungkapkan, seluruh teroris berjumlah sepuluh orang. "Sembilan terbunuh, seorang lainnya ditangkap hidup-hidup. Mereka secara terus-menerus mendapat instruksi dari luar negeri via telepon satelit," kata Deshmukh dalam sebuah jumpa pers kemarin. Dari tubuh para teroris yang tewas, polisi menemukan bom yang masing-masing seberat delapan kilogram. Ditemukan juga, peralatan GPS (global positioning system) dan sejumlah telepon satelit cangggih. Data di telepon itu menunjukkan ada lalulintas percakapan dengan seseorang di Jalalabad, Pakistan.
Saat ditanya wartawan, negara mana yang dia maksud, Deshmukh hanya menjawab, "Anda semua tahu negara mana itu." Departemen Luar Negeri pada awal serangan sempat menyebut negara tetangga India, Pakistan, terkait kelompok teroris yang menyerang Mumbai itu.
Karena ada kecurigaan pemegang remote control aksi teror memantau situasi dari siaran langsung TV, CNN melaporkan pemerintah India meminta mereka memutus siaran dari tempat kejadian sejak Sabtu dini hari. Selain CNN, kebanyakan saluran TV asing dan lokal mematuhinya. Karena itu pula, serangan pemungkas kepada teroris di Hotel Taj meraih sukses besar.
Mayor Jenderal R.K. Hooda yang memimpin operasi militer menguatkan keterlibatan Pakistan. Hooda mengatakan, salah seorang mujahidin yang tertangkap telah dinterogasi. Dia bernama Mohammad Ajmal Qasam. "Dari bahasanya dapat diketahui aksennya dari Pakistan," katanya.
Pria 21 tahun adalah seorang Mahasiswa tingkat empat dan bekerja sebagai tenaga laboratorium. Sedangkan jasad empat tersangka lainnya kini diinapkan di kamar mayat JJ Hospital di Mumbai. Keempatnya laki-laki dan diidentifikasi berusia sekitar 20-25 tahun. Temuan bahwa tersangka teroris yang tertangkap hidup-hidup berasal dari Pakistan itu menguatkan dugaan bahwa negara tetangga India itu terlibat dalam serangan teroris ke Mumbai.
Namun , Menteri Pertahanan Pakistan segera menyatakan negaranya tidak terlibat dalam serangan tersebut. "Ada banyak kasus seperti ini sebelunya, tapi pada akhirnya terbukti salah," kata Ahmed Mukhtar. "Kami sangat yakin bahwa Pakistan tidak terlibat," tegasnya.
Perdana Menteri Pakistan Shah Mehmood Qureshi juga menyatakan hal senada, seharusnya jangan ada pihak yang disalahkan sebelum ada hasil investigasi. "Berdasarkan pengalaman kami, seharusnya tidak terburu-buru membuat kesimpulan," kata Qureshi
Mengenai pergerakan teroris, Deputi Menteri Dalam Negeri negara bagian Maharashtra, R.R. Patil memaparkan, para teroris datang dari jalur laut Rabu pagi (26/11). Gerombolan itu kemudian mendarat di sebuah bandar ikan kecil di Colaba bernama Dok Saffon. Di pelabuhan dekat Gateway of India yang bersebelahan dengan Hotel Tahj Mahal itulah teroris membagi diri menjadi dua tim.
Satu tim menuju target serangan di Mumbai Utara, yakni stasiun kereta api dan dua rumah sakit. Tim satunya menuju ke selatan untuk memberesi target dua hotel mewah dan satu kompleks permukiman Yahudi. "Setelah matang, mereka mengendarai sebuah taksi yang di dalamnya semua senjata dan amunisi mereka simpan," ungkap Patil.
Juru Bicara Angkatan Laut India Kapten Manohar Nambiar menambahkan, pasukannya menemukan sebuah kapal nelayan tertambat di Pantai Mumbai. Di kapal ikan itu ditemukan seorang pria, yang kemudian diketahui bernama Kuber, si pemilik kapal, tewas tertembak. Nambiar yakin Kuber dipaksa kelompok teroris untuk mengantar mereka menuju ke sasaran serangan di Mumbai melalui jalur laut.
Patil mengungkapkan, penyelidikan awal membuktikan bahwa para teroris menargetkan membunuh lebih dari 5.000 orang dari serangan itu. Selain itu, mereka akan menghancurkan Hotel Taj Mahal, hotel berumur 102 tahun yang menjadi ikon Kota Mumbai. Namun, kesigapan pasukan Komando India menggagalkan semua target biadab itu.
Akhir Teror
Usaha menyudahi horor di Mumbai dimulai ketika sebuah serangan pasukan komando India pada Sabtu pukul 07.30 waktu setempat (pukul 09.00 WIB) menewaskan dua teroris terakhir yang bertahan di hotel termewah, Taj Mahal Palace. "Operasi pengepungan di Taj telah berakhir. Dua teroris tersisa telah tewas," ujar Kepala Kepolisian Mumbai Hasan Ghafur.
Meski demikian, lanjut Ghafur, untuk meyakinkan bahwa tidak ada lagi teroris tersisa, polisi menyisir seluruh kamar di Hotel Taj yang berjumlah 563. Sedangkan pasukan komando berkeliaran di depan hotel dan mobil pemadam kebakaran serta ambulans terlihat memasuki halaman hotel, setelah operasi pembebasan.
Sumber resmi pemerintah India menyatakan, 195 orang terbunuh dalam teror yang dimulai ketika para penembak menyerang 10 titik di pusat bisnis terbesar India pada Rabu sekitar pukul 23.00 waktu setempat (Kamis dini hari pukul 01.00 WIB). Dari jumlah korban tersebut, enam warga AS tewas. Yang lain dari Jerman, Kanada, Israel, Inggris, Italia, Jepang, Tiongkok, Thailand, Australia, dan Singapura.
Korban luka mencapai 257 orang. Jumlah itu dipastikan terus bertambah karena proses evakuasi di Hotel Taj Mahal dan Hotel Trident-Oberoi, serta permukiman Yahudi Nariman House masih berlangsung.
Sementara itu, 20 prajurit dan polisi India, termasuk Komandan Pasukan Antiteror Mayjen Sandeep Unnikrishnan, gugur dalam operasi pembebasan pada hari pertama. Kemarin jasad Unnikrishnan dimakamkan dengan upacara kenegaraan. (jawapos.co.id)
Menteri Dalam Negeri (negara bagian) Maharashtra yang beribu kota di Mumbai, Vilasrao Deshmukh, mengungkapkan, seluruh teroris berjumlah sepuluh orang. "Sembilan terbunuh, seorang lainnya ditangkap hidup-hidup. Mereka secara terus-menerus mendapat instruksi dari luar negeri via telepon satelit," kata Deshmukh dalam sebuah jumpa pers kemarin. Dari tubuh para teroris yang tewas, polisi menemukan bom yang masing-masing seberat delapan kilogram. Ditemukan juga, peralatan GPS (global positioning system) dan sejumlah telepon satelit cangggih. Data di telepon itu menunjukkan ada lalulintas percakapan dengan seseorang di Jalalabad, Pakistan.
Saat ditanya wartawan, negara mana yang dia maksud, Deshmukh hanya menjawab, "Anda semua tahu negara mana itu." Departemen Luar Negeri pada awal serangan sempat menyebut negara tetangga India, Pakistan, terkait kelompok teroris yang menyerang Mumbai itu.
Karena ada kecurigaan pemegang remote control aksi teror memantau situasi dari siaran langsung TV, CNN melaporkan pemerintah India meminta mereka memutus siaran dari tempat kejadian sejak Sabtu dini hari. Selain CNN, kebanyakan saluran TV asing dan lokal mematuhinya. Karena itu pula, serangan pemungkas kepada teroris di Hotel Taj meraih sukses besar.
Mayor Jenderal R.K. Hooda yang memimpin operasi militer menguatkan keterlibatan Pakistan. Hooda mengatakan, salah seorang mujahidin yang tertangkap telah dinterogasi. Dia bernama Mohammad Ajmal Qasam. "Dari bahasanya dapat diketahui aksennya dari Pakistan," katanya.
Pria 21 tahun adalah seorang Mahasiswa tingkat empat dan bekerja sebagai tenaga laboratorium. Sedangkan jasad empat tersangka lainnya kini diinapkan di kamar mayat JJ Hospital di Mumbai. Keempatnya laki-laki dan diidentifikasi berusia sekitar 20-25 tahun. Temuan bahwa tersangka teroris yang tertangkap hidup-hidup berasal dari Pakistan itu menguatkan dugaan bahwa negara tetangga India itu terlibat dalam serangan teroris ke Mumbai.
Namun , Menteri Pertahanan Pakistan segera menyatakan negaranya tidak terlibat dalam serangan tersebut. "Ada banyak kasus seperti ini sebelunya, tapi pada akhirnya terbukti salah," kata Ahmed Mukhtar. "Kami sangat yakin bahwa Pakistan tidak terlibat," tegasnya.
Perdana Menteri Pakistan Shah Mehmood Qureshi juga menyatakan hal senada, seharusnya jangan ada pihak yang disalahkan sebelum ada hasil investigasi. "Berdasarkan pengalaman kami, seharusnya tidak terburu-buru membuat kesimpulan," kata Qureshi
Mengenai pergerakan teroris, Deputi Menteri Dalam Negeri negara bagian Maharashtra, R.R. Patil memaparkan, para teroris datang dari jalur laut Rabu pagi (26/11). Gerombolan itu kemudian mendarat di sebuah bandar ikan kecil di Colaba bernama Dok Saffon. Di pelabuhan dekat Gateway of India yang bersebelahan dengan Hotel Tahj Mahal itulah teroris membagi diri menjadi dua tim.
Satu tim menuju target serangan di Mumbai Utara, yakni stasiun kereta api dan dua rumah sakit. Tim satunya menuju ke selatan untuk memberesi target dua hotel mewah dan satu kompleks permukiman Yahudi. "Setelah matang, mereka mengendarai sebuah taksi yang di dalamnya semua senjata dan amunisi mereka simpan," ungkap Patil.
Juru Bicara Angkatan Laut India Kapten Manohar Nambiar menambahkan, pasukannya menemukan sebuah kapal nelayan tertambat di Pantai Mumbai. Di kapal ikan itu ditemukan seorang pria, yang kemudian diketahui bernama Kuber, si pemilik kapal, tewas tertembak. Nambiar yakin Kuber dipaksa kelompok teroris untuk mengantar mereka menuju ke sasaran serangan di Mumbai melalui jalur laut.
Patil mengungkapkan, penyelidikan awal membuktikan bahwa para teroris menargetkan membunuh lebih dari 5.000 orang dari serangan itu. Selain itu, mereka akan menghancurkan Hotel Taj Mahal, hotel berumur 102 tahun yang menjadi ikon Kota Mumbai. Namun, kesigapan pasukan Komando India menggagalkan semua target biadab itu.
Akhir Teror
Usaha menyudahi horor di Mumbai dimulai ketika sebuah serangan pasukan komando India pada Sabtu pukul 07.30 waktu setempat (pukul 09.00 WIB) menewaskan dua teroris terakhir yang bertahan di hotel termewah, Taj Mahal Palace. "Operasi pengepungan di Taj telah berakhir. Dua teroris tersisa telah tewas," ujar Kepala Kepolisian Mumbai Hasan Ghafur.
Meski demikian, lanjut Ghafur, untuk meyakinkan bahwa tidak ada lagi teroris tersisa, polisi menyisir seluruh kamar di Hotel Taj yang berjumlah 563. Sedangkan pasukan komando berkeliaran di depan hotel dan mobil pemadam kebakaran serta ambulans terlihat memasuki halaman hotel, setelah operasi pembebasan.
Sumber resmi pemerintah India menyatakan, 195 orang terbunuh dalam teror yang dimulai ketika para penembak menyerang 10 titik di pusat bisnis terbesar India pada Rabu sekitar pukul 23.00 waktu setempat (Kamis dini hari pukul 01.00 WIB). Dari jumlah korban tersebut, enam warga AS tewas. Yang lain dari Jerman, Kanada, Israel, Inggris, Italia, Jepang, Tiongkok, Thailand, Australia, dan Singapura.
Korban luka mencapai 257 orang. Jumlah itu dipastikan terus bertambah karena proses evakuasi di Hotel Taj Mahal dan Hotel Trident-Oberoi, serta permukiman Yahudi Nariman House masih berlangsung.
Sementara itu, 20 prajurit dan polisi India, termasuk Komandan Pasukan Antiteror Mayjen Sandeep Unnikrishnan, gugur dalam operasi pembebasan pada hari pertama. Kemarin jasad Unnikrishnan dimakamkan dengan upacara kenegaraan. (jawapos.co.id)
0 komentar :
Posting Komentar